Aku juga berpikir demikian. Karena rumah kami bertujuh berlainan arah, itu sebabnya kami tidak pernah pulang bersama.

"Unnie beli apa itu?" aku melirik kantong belanjaannya yang penuh.

Sua melihat sekilas belanjaannya, "Hanya bahan untuk makan malam" jawabnya tanpa melupakan senyum manisnya.

Aku manggut-manggut antusias. Masakan Sua memang enak, kami bertujuh sering menyantap makanan yang dibuatnya.

Lalu aku teringat sesuatu diatas sana. "Unnie"

Sua melirikku sebentar, kemudian fokus lagi dengan jalan, "Ada apa?"

Aku menunjuk keatas, tepat di bulan biru diatas kami. "Apa itu tidak aneh? Ini belum saatnya bukan?"

Sua mengikuti arah telunjukku. Menyipitkan matanya, lantas ber-ohria. "Itu sudah biasa disini, Yoohyeon"

Sudah biasa? Apa sejak dulu kehadiran bulan biru selalu tak bisa diprediksi?

"Saat-saat seperti inilah, kita harus berhati-hati. Mungkin monster bermata merah akan muncul"

Aku menaikkan satu alisku. Monster? Apa mungkin ada monster di dunia ini? Aku tertawa garing, "Mana ada monster disini, Unnie"

Sua juga tertawa garing. Mungkin leluconnya kali ini gagal.

"Tidak Yoohyeon. Di hutan ini tentu ada monster bermata merah itu. Makanya kau harus berhati-hati"

Sua kemudian berjalan lebih cepat meninggalkanku. Dan aku tersadar, bajunya juga berubah.

Sua menggunakan jubah hitam dengan pinggir berwarna emas. Itu menutupi tubuhnya sampai mata kaki.

"Unnie!" reflek aku mengejarnya. Jalan yang kupijaki berubah menjadi tanah khas hutan.

Sua berhenti dan berbalik menghadapku yang terengah-engah di belakangnya. "Unnie jangan tinggalkan aku!"

Sua tak menjawab. Tak ada suara. Aku kemudian berdiri tegak menatapnya yang lebih pendek sedikit dariku.

Kantong belanja itu sudah berganti menjadi buku kusam. Ada rantai yang mengekang buku itu. Gemboknya berbentuk tengkorak.

Aku ber-positive thinking kalau itu hanyalah novel horror kesukaannya. Sengaja di bentuk begitu supaya menarik peminat.

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu Yoohyeon" Sua berkata lembut.

Bajunya sama sekali tidak berubah. Tetap dress selutut motif kotak-kotak berwarna biru. Dengan ujung lengan baju dibuat bergelombang.

Kabut mulai datang dan semakin menebal. Hawa mencekam segera muncul disela-sela kami. Aku memeluk diriku sendiri.

"Tapi Unnie tadi meninggalkanku disana!" aku menunjuk tempat kami tadi. Tidak ada trotoar lagi disana.

Hanya ada sebuah bangunan kuno bergaya eropa klasik. Terlihat sama menakutkannya dengan hutan diseberangnya.

Sua menepuk pundakku, "Kami selalu ada disini untukmu, Yoohyeon. Percayalah" senyumnya mengembang.

Lalu sesuatu terjadi. Pandanganku dipenuhi cairan hitam pekat. Aku tak bisa menyentuhnya apalagi menghilangkannya.

"Unnie!! Tolong aku!!" aku mencoba menggapai Sua. Namun nihil, tanganku malah tembus badannya.

Dari balik kabut tebal, Siyeon datang. Ia membawa boneka kelinci berwarna putih. Tatapannya datar, dan dingin.

Aku mulai menangis. Meraung-raung meminta pertolongan dari mereka. Tak ada yang merespon.

"Kami akan selalu disisimu, Yoohyeon"

Jiu datang setelahnya. Itu kalimat Jiu unnie. Tatapannya juga sama dengan Siyeon, datar. Ia menggunakan dress biru muda.

"Tapi Unnie! Aku tidak bisa menggapai kalian!" aku mulai panik, sekitarku mulai berangsur-angsur pudar.

Handong datang dengan Dami sambil bergandeng tangan. Mereka semua berwajah datar. Seperti tak ada kehidupan disana.

"Handong unnie..." aku menjulurkan tanganku kepadanya. Tidak ada gunanya juga. Tidak akan ada yang menggapainya.

Rangkaian mahkota bunga itu masih disana. Bertengger manis diatas kepalanya.

Mereka sekarang berjajar mengerubungiku. Seakan tidak ingin membiarkanku pergi ditelan cairan hitam ini.

Aku semakin hilang ditelan cairan hitam. Rasanya seperti ditarik sesuatu ke masa lalu. Yang kelam.

Gahyeon hadir didepanku. Berdiri ditengah mereka. Tangannya terjulur ke depan, ingin menggapaiku.

"Aku pasti akan menolong Unnie" kalimat terakhir itu kemudian menguap. Menghilang ditelan arus waktu yang mundur.

Aku bisa membayangkan sekarang ia menangis dipelukan mereka. Aku tersenyum kecut membanyangkannya.

Sekejap kemudian, aku terjatuh di tanah berpasir putih. Langit disana terlihat berbeda. Aku dimana?

"Welcome to your nightmare Yoohyeon"





































________________
________________________
*Besok ceritanya me-replay apa yang dilakukan Yoohyeon ke* member DreamCatcher lainnya:)*

REPLAY -hiatusWhere stories live. Discover now