Chapter 27 - Sunshine

240 15 1
                                    

Soundtrack : Jealous- Labrinth cover Alexandra Porat


Happy Reading :)

-

-

-

Udara lembab sehabis hujan  menyejukkan hati Melody. Pagi ini  pikirannya mulai menjadi tenang setelah semalaman berdebat dengan batin.  Melody sangat merindukan Luhan, namun pertemuannya tadi malam bukan pertemuan yang ia harapkan. Setidaknya, semesta harus memberinya tanda terlebih dahulu.

"Good morning Mel." Sapa Liona di lobby rumah sakit.

Melody menyilangkan tangannya ke depan dada, "Kau sudah tidak mabuk lagi?" Tanya Melody.

Liona menggaruk tengkuknya sambil menyengir, "Maafkan aku." Melody hanya menggelengkan kepalanya, "Oh iya, lelaki malam tadi, sepertinya aku mengenal dia." Ucap Liona saat Mereka berjalan masuk lift bersama menuju devisi kerja mereka.

Melody hanya diam sambil berjalan, tentu saja Liona mengenalnya.  Luhan sangat terkenal dikalangan dokter-dokter di Amerika.  Selama tiga tahun ini, Luhan menambah banyak prestasinya di  bidang kedokteran. Sebelum Melody magang dulu,  Luhan sudah terkenal.

"Aku tidak menyangka kita bisa bertemu dengannya secara langsung."   Liona menekan tombol lift, "Dan aku juga baru tahu dia sudah memiliki pacar."

Mereka masuk ke dalam lift bersama, "Kau yakin itu pacarnya?"

"Aku tidak tahu, tapi kau pasti tahu, kau kenal dengan perempuan tadi malam.  Dan seingatku, kau yang mengenalkannya padaku."

"Iya, dia Rachel sahabatku."

"Mereka tidak pacaran?"

"Sepertinya tidak." Jawab Melody dengan nada yang kurang meyakinkan.

"Melody." Ucap Liona kesal, "Dia sahabatmu."

"Aku tidak pernah bertemu dengannya selama tiga tahun."

"Lupakan itu." Liona sedikit berpikir,  "Dokter Luhan sepertinya mengenalmu."

"Mungkin saja." Melody keluar dari lift, ia tidak ingin melanjutkan pembicaraan ini.

***

Rachel menempati janjinya hari ini, ia berjanji akan mempertemukan Luhan dan Melody. Luhan sedang mengendari mobil menuju rumah sakit.

"Kau yakin?" Tanya Rachel kepada Luhan.  Saat mereka sampai di depan rumah sakit tempat Melody bekerja, "Seharusnya Melody sudah pulang sekarang."

"Ingatannya tidak pernah kembali?" Ucap Luhan menatap rumah sakit dari balik kaca mobilnya.

Rachel menatap Luhan yang ada disampingnya, ia selalu merasa bersalah saat melihat Luhan seperti orang bodoh yang tidak tahu apapun, "Maafkan aku."  Lirihnya.

Luhan menarik nafas, "Ini bukan kesalahanmu."

"Aku sangat minta maaf." Ucap Rachel sungguh-sungguh.

"Itu Melody." Luhan melihat Melody berjalan keluar rumah sakit.

Rachel mengikuti tatapan Luhan, lalu menyipitkan matanya, ia melihat Melody melambaikan tangan, "Bukankah itu Marcell?" Ucap Rachell saat melihat lelaki yang berada di parkiran rumah sakit, Melody berjalan mendekat kearahnya.

***

Melody masuk ke dalam mobil Marcell.  Lelaki ini baru saja tiba dari New York,  "Mencari cincin saja harus sejauh ini." Ucap Melody sambil menatap Marcell yang sedang menyetir.

Destiny of Love "Blue Eyes" [END]Where stories live. Discover now