Chapter 23- Remember me!

268 17 0
                                    

Happy Reading

*

*

*

ada yang kangen Luhan dan Melody?

ada yang kangen Luhan dan Melody?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kangen banget sama mereka, semoga Melody cepat sembuh biar bisa lihat si Luhan bahagia lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kangen banget sama mereka, semoga Melody cepat sembuh biar bisa lihat si Luhan bahagia lagi.

.

.

.

Luhan terpaku ditempatnya berdiri, kata-kata Kate membuatnya linglung sekaligus tidak percaya. Mereka sedang berada di kantin rumah sakit. Kate menceritakan identitas pendonor, sekaligus alasan kenapa si pendonor mau menyerahkan jantungnya untuk Melody.  Luhan membayangkan sosok malaikat itu, sungguh mulai hati perempuan itu, yang bahkan hanya mengenal Melody sebulan terakhir rela menyerahkan organ pentingnya untuk Melody. Setelah mengumpulkan kesadarannya ia langsung beranjak menemui Marcell.

Luhan mencari sosok Marcell di Bandara, ternyata lelaki itu memutuskan untuk pulang ke New York hari ini. Untung saja Luhan menelpon Marcell tepat waktu sebelum jam penerbangan.

"Hei, Bro.." Seseorang menepuk pundak Luhan dari belakang, Luhan mengamati sosok Marcell, lelaki ini sangat berbeda.

Marcell menggunakan celana jeans dengan T-shirt hitam polos berbalut jaket hitam yang bewarna senada, rambutnya tampak acak-acakan, lingkar hitam matanya menandakan Marcell belum tidur selama beberapa hari. Luhan langsung memeluk Marcell ala lelaki, "Terima kasih Marcell, terima kasih."

Marcell memukul pundak Luhan lagi, "Melody baik-baik saja, kan?"

Luhan mengangguk lalu melepaskan pelukannya, "Jantung Andrea berdetak di dalam tubuh Melody." Ucap Luhan.

Marcell tersenyum mendengarnya, Andrea akan tetap hidup dalam raga Melody, "Tolong pastikan itu akan tetap berdetak dalam waktu yang lama."

Luhan memegang bahu kanan Marcell, "Aku akan menjaga Melody dan jantungnya."

***

Satu minggu setelah operasi, Melody tidak kunjung siuman. Gadis itu masih terlelap bersama selang infus. Luhan dan Alex bergantian menjaga Melody.  Setiap hari Kate, Keana dan Rachel menjenguknya. Siang berganti Malam, Wajah Luhan sudah sangat kacau. Dirinya bahkan hanya mandi sekali sehari, pekerjaan yang ditinggalkannya selama di Boston membuat waktunya tersita lebih banyak.  Luhan juga sering mengerjakan tugasnya di ruang inap Melody.  Setelah kejadian kemarin, Luhan akan menjaga Melody sebaik dan semampu yang dia bisa. Bagaimana tidak, Andrea dan Melody sama-sama wanita yang penting, baik dihidup Luhan dan juga di hidup Marcell.  Alex berkali-kali menyuruh Luhan pulang untuk istirahat di rumah Melody, Tapi Luhan masih berjaga di sini, di samping Melody.

Destiny of Love "Blue Eyes" [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang