Chapter 5- I can do it

344 24 0
                                    

Sountrack : Shawn mendes - Believe.

-----

“Kau mau kemana?” Rachel meraih tangan Melody sebelum gadis disampingnya keluar dari mobil.

“Aku akan berjalan... Mm, tidak maksudku aku akan berlari, aku sudah terlambat ke rumah sakit.” Ucap Melody langsung bergegas turun dari mobil Rachel, sebelum sahabatnya bicara lagi.

Seperti hari kemarin, ia mengawali pagi ini dengan berlari lagi. Ada apa dengan New York? Kota ini selalu  memberikan pagi yang buruk untuknya. Dan, malam tadi adalah malam yang panjang  untuk Melody, banyak sekali hal yang mengganjal dipikirannya tentang Luhan. Melody sudah memutuskan untuk tidak terlibat dengan masalah  yang lelaki  itu hadapi. Rachel sangat konyol, pikirnya. Melody tidak mungkin bisa membuat Luhan melupakan gadis masa lalunya. Melody berdebat dengan Rachel tadi pagi, untungnya sahabatnya itu tidak terlalu memaksanya untuk ikut campur.

Melody mendorong pintu kaca rumah sakit, ia berjalan menuju meja resepsionis. Melody memperbaiki rambutnya dan mengatur nafas, ia merogoh tasnya mencari Iphone, Melody memeriksa emailnya. “Divisi dua? Bagian penyakit dalam?” Bisiknya setelah membaca email dari Smith, Melody menepuk keningnya, hari ini ia sudah mulai bisa bekerja.

Good morning, Miss Angeline. Ada yang bisa saya bantu?” Tanya Clark.

Melody tersenyum membalas sapaan Clark, "Suster Clark, dimana letak divisi dua?”

“Ada di lantai tiga." Jawab Clark, lalu memberikan map kertas berwarna coklat kepada Melody, "Maaf harusnya saya memberikam ini kemarin, selamat bekerja.” Ucapnya, Melody membuka kantong, sebuah jas berwarna putih, ia mengeluarkannya dan melihat lambang rumah sakit NYU Langone Medical Center, mata Melody berbinar menatapnya “dr. Smith yang menitipkannya kemarin, ia ingin memberikannya langsung namun anda dan Kate sudah pulang, hari ini ia ada pertemuan di salah satu rumah sakit di luar kota.” Jelas Clark.

“Terima kasih.” Ucap Melody dengan tersenyum. “Saya permisi.” Ucapnya, Clark membalas dengan senyuman.

Saat di dalam lift Melody memakai jas putih yang diberikan oleh Clark, ia tersenyum melihat lambang jas yang dikenakannya, Ayah dan kakaknya pasti bangga melihatnya menggunakan ini. Setelah sampai di lantai tiga Melody langsung mencari ruang dokter.

Divisi dua terletak di lantai tiga rumah sakit, tempat ini adalah spesialisasi untuk pasien yang mengalamai penyakit dalam, ruangan periksa lebih dari sepuluh ruangan, ada kamar untuk pasien yang terletak di sebelah kiri lift, di sini juga ada ruangan khusus dokter dan ruang untuk operasi darurat. Dokter ahli penyakit dalam hanya memeriksa pasien yang mengeluh sakit, jika diperlukan operasi, maka pasien akan diserahkan pada divisi tiga yaitu pada dokter ahli bedah.

“Ada yang bisa saya bantu?” Tanya seorang suster.

“Saya Melody Angeline, salah satu peserta magang...Mm, saya ditugaskan di sini.” Ucap Melody memperkenalkan diri.

Suster itu tersenyum, “Saya suster Aila, kepala suster di sini. Ikuti saya, anda sudah di tunggu.” Melody berjalan mengikuti suster tadi, “Setahu saya, divisi dua tidak pernah menyarankan mahasiswa magang untuk membantu di sini. Kebanyakan mereka ditempatkan  pada di unit gawat darurat. Karena itu beberapa dokter menunggu kedatangan anda.” Melody mendengarkan Aila, wanita itu seperti sudah berumur, namun ia tetap terlihat cantik dan sehat.

Destiny of Love "Blue Eyes" [END]Where stories live. Discover now