Chapter 20- Marry Me

267 18 0
                                    

Happy Reading :)

-

-

Kalian percaya tidak dengan cinta pertama? Keajaiban cinta pertama? Banyak orang percaya jika cinta pertamamu pergi lalu kalian bertemu lagi berarti itu berganti menjadi cinta sejati, karena kebanyakan yang terjadi di dunia ini, ketika kalian bertemu lagi walaupun telah berpisah bertahun-tahun bahkan tidak lagi mengingatnya kalau ia pernah ada dihidup kalian. Percayalah, cinta akan jatuh kembali pada orang yang sama ketika mata mulai bertemu dengan dua bola mata yang sangat dirindukan hampir setiap malam ketika perpisahan.

Keana menyadari ada yang mendekatinya, ia lalu melihat kebelakang. Luhan mematung di tempatnya berdiri ketika ia melihat dengan jelas wajah Keana. Mata gadis itu sembab karena terlalu banyak menangis, tetapi tidak bisa menutupi sinar biru dari kedua bola matanya. Keana bangun dari duduknya, lalu menghadap Luhan. Jarak mereka hanya dua meter.

Sejak kelulusan senior high school Keana tidak pernah melihat Luhan, begitupun lelaki itu. Walaupun mereka tinggal di Negara yang sama, Tuhan tidak pernah mempertemukan mereka. Naasnya, di saat seperti ini, Keana yang kehilangan orang tercintanya lalu Luhan yang menjelma sebagai kekasih Melody, calon adik ipar Keana. Suara Gemuru semakin terdengar, hujan semakin deras. Mereka saling menatap seolah masih ada kisah yang harus berlanjut diantara mereka berdua.

"Bisakah kita pulang sekarang? Melody menyuruhku mengantarmu." Ucap Luhan dengan keras agar suaranya tidak tertelan hujan, ia tahu ini bukan saatnya mereka merasakan melowdrama. Luhan sadar Melody pasti sengaja mempertemukannya dengan Keana, yang tidak habis pikir, kenapa Melody melakukan ini?

Tanpa berbicara Keana kembali terduduk dan mengecup nisan Mike, Luhan yang melihat itu hanya terdiam. Ini semua adalah jawaban atas pertanyaan Luhan, kenapa gadis ini meninggalkannya? Keana lalu berdiri dan berjalan melewati Luhan, ia pergi ke arah sebuah mobil yang satu-satunya terparkir di tempat itu. Luhan membuka kunci mobilnya, Keana langsung masuk tanpa berbicara apapun.

Mobil Luhan membela hujan, untung saja hujan sederas ini hanya hujan air, bukan hujan salju, Luhan mengambil handuk di kursi belakang, sebenarnya itu dipersiapkan untuk Melody, "Kau baik-baik saja?" Tanya Luhan.

Keana hanya mengangguk, "Aku tidak tahu jika lelaki yang selalu Melody ceritakan adalah kau." Keana menatap keluar jendela. Luhan menahan nafasnya saat mendengar suara Keana untuk pertama kali setelah mereka berpisah, suara yang ia rindukan selama hidupnya tanpa Keana, kecuali satu bulan terakhir, "Aku juga tidak pernah berpikir kita akan bertemu dalam keadaan seperti ini." Keana meneteskan air mata, lalu langsung buru-buru mengelapnya, "Melody bilang, dia akan mengenalkanmu padaku di acara pernikahanku." Nafas Keana tercekat mengatakan kata 'Pernikahan'.

Luhan hanya menatap kedepan, tertegun dengan yang Keana katakan. Melody sudah tahu segalanya, gadis itu merahasiakannya selama mereka di New York, "Tenangkan saja dirimu." Ucap Luhan, ia tahu kondisi Keana sekarang, pikiran gadis itu pasti sedang kacau.

Setelah sampai ke depan apartemen Keana, Luhan hendak turun dan membuka pintu, namun Keana melarangnya, "Bisakah kita bicara nanti?" Tanya Keana sambil melepaskan sabuk pengaman, "Aku ingin menenangkan diriku dulu, dan sekarang Melody juga sedang membutuhkanmu. Aku tahu Melody pasti punya alasan kenapa ia mempertemukan kita sekarang."

"Baiklah, aku juga akan tinggal di sini untuk beberapa hari." Ucap Luhan.

....

Luhan kembali ke rumah Melody, ia mendapati Melody tengah berdiri di depan foto keluarga berukuran besar, disana ada foto Alex yang menggunakan setelan jas berwarna hitam, Melody yang menggunakan gaun berwarna maroon senada dengan kemeja milik Alex yang ditutupi jasnya, dan Mike yang menggunakan seragam FBI.

"Kalian tampak mempesona." Ucap Luhan, "Aku yakin Mike akan bahagia jika tahu adik kesayangannya akan jadi dokter yang hebat." Luhan berdiri tepat di samping Melody, ia menatap ke arah foto.

"Kau tahu penyakitku." Gumam Melody, suaranya bergetar, ia baru menyadari bahwa Luhan sudah mengetahui rahasianya.

Luhan menggenggam pergelangan Melody, tapi tidak menatap gadis itu, "Kau menyembunyikannya dariku."

"Kau akan pergi?" Kalimat Melody seperti pertanyaan untuk Luhan.

Luhan menggeleng, lalu memutar tubuhnya menghadap Melody, "Will you marry me?"

Melody terkejut, ia mengerutkan dahi, "Bodoh." Luhan mungkin adalah lelaki paling bodoh yang pernah ia temui, menikah dengan gadis cacat sepertinya?

Luhan menggelengkan kepalanya lagi, lalu menangkup wajah Melody, "Sayang, aku mungkin aku mengenalmu baru sekali, kau melakukan banyak hal untukku, tanpa mengenalku kau mau membantu pengobatanku, menerima semua masa laluku yang bahkan aku sendiri membencinya dan jijik atas diriku sendiri." Luhan menatap lekat mata Melody, "Menikahlah denganku, aku akan menjagamu sebaik mungkin. Kita akan melewati banyak hari dengan bahagia." Ucap Luhan dengan penuh keyakinan.

Melody melepaskan tangan Luhan dari pipinya, "Aku tidak bisa Luhan." Melody mundur beberapa langkah, "Lebih baik kau kembali saja ke New York."

"Aku akan kembali bersamamu." Ucap Luhan.

"Maaf karena mempertemukanmu dan Keana seperti itu." Melody kembali menatap Luhan, "Aku harap kau kembali dengan Keana." Luhan tertegun, "Jika Mike tidak membuatnya jatuh cinta, Keana pasti tidak akan meninggalkanmu, jika Keana tahu masa lalumu ia pasti menyalahkan dirinya karena tidak menjagamu hingga akhir." Ucap Melody.

"Aku mohon Melody, jangan lakukan ini, jangan libatkan Keana pada hubungan kita. Masa laluku bukan hanya Keana, kau tahu itu." Luhan hendak mendekat, tapi Melody mundur lagi hingga mendekati tangga.

"Aku penyakitan dari lahir, tidak pantas untukmu. Tuhan pertemukan kau dengan Keana lagi saat Keana sedang membutuhkan orang lain. Aku tahu kalian dipisahkan hanya untuk saling menguatkan." Melody mundur sambil melangkahkan kakinya naik pelan-pelan.

"Kau pasti sembuh Melody, aku mohon percayalah denganku. Jangan tinggalkan aku." Ucap Luhan.

"Pergilah, kumohon." Melody berlari ke atas meninggal Luhan."

-
-
-
To be continued

Vote dan komentarnya

Terima kasih

Destiny of Love "Blue Eyes" [END]Where stories live. Discover now