Chapter 16

2.4K 131 6
                                    

Tenten menghela napasnya berkali-kali. Menunggui teman-temannya yang tidak kunjung datang itu membuatnya bosan. Dan pikirannya tertuju pada sahabat pink yang sangat ia sayangi.

"Tenten" seorang gadis pirang menepuk pundaknya.

"Kau sudah lama?" tanyanya.

"Kau lama sekali Ino" gerutu Tenten.

"Ku pikir aku sendiri yang terlambat tapi yang lain belum datang juga" Ino tidak menggubris gerutuan Tenten.

"Ino, Tenten" dua orang lagi yang mereka tunggu datang.

"Gomen kami terlambat" Hinata membungkuk.

Tenten tampak cemberut. "Aku hampir jamuran menunggu kalian tahu" protesnya.

Ino melihat ponsel Tenten dimana gadis itu sedang melihat foto mereka bersama Sakura "Aku rindu dia" gumam Ino. Tenten, Temari dan Hinata pun ikut melihat.

"Sudahkah kalian bertemu Sakura?" tanya Temari.

Hinata dan Tenten mengangguk. "Lalu bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja?" Ino kali ini yang bertanya.

Lagi, Tenten menghela napasnya. Dan Hinata menunduk. "Ku rasa dia tidak baik-baik saja" jawab Tenten.

"Astaga aku ingin bertemu Sakura. Bisakah kau membawaku bertemu Sakura?" Temari menatap Tenten penuh harap. Tenten hanya menggeleng.

"Kenapa Ten?" tanyanya.

"Sakura tidak mau bertemu siapapun" jawab Tenten.

"Memangnya dia belum pulang ke rumah?" tanya Ino.

"Tenten-chan sudah membujuknya tapi dia tetap tidak mau. Dan kami di minta untuk pergi dari apartemennya" Hinata yang menjawab.

"Apartemen? Jadi Sakura punya apartemen?" Ino terkejut.

"Ya Ino. Sakura tinggal di apartemen. Dan menurut prediksiku tidak seorang pun tahu dia punya apartemen" kata Tenten.

"Tenten, Hinata ku mohon bawa aku dan Ino ke tempat Sakura. Aku ingin sekali bertemu dengannya. Setidaknya aku bisa menjadi sandarannya disaat seperti ini" pinta Temari.

"Baiklah. Kita akan kesana. Aku juga ingin bertemu dia lagi. Semoga saja kali ini kita bisa bertemu dengannya" kata Tenten.

Keempat gadis itu meninggalkan cafe langganan mereka setelah membayar makanan yang mereka pesan. Tujuan mereka saat ini adalah apartemen Sakura. Tapi sialnya setiba mereka disana, Sakura tidak lagi berada di apartemen itu.

"Kalian mencari nona dokter juga?" tanya seorang tetangga yang melintas.

"Juga? Memangnya sudah ada yang menemuinya, nyonya?" tanya Tenten.

"Ya tadi pagi ada beberapa pria yang ingin menemui nona dokter. Tapi setahuku nona dokter sudah pergi" jawab Nyonya itu.

"Apa anda tahu Sakura pergi kemana?" tanya Ino.

"Oh jadi namanya Sakura. Nama yang cantik secantik orangnya"

"Ah maaf aku tidak tahu. Aku hanya melihatnya pergi membawa tas besar. Mungkin dia pindah" kata si nyonya.

"Nona nona aku permisi dulu ya" pamitnya.

"Terimakasih nyonya" keempat gadis itu membungkukkan badan.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Hinata lirih.

Ino menatap gadis itu tajam. "Kau perempuan sialan. Bawa kembali sahabatku. Kau yang sudah membuatnya pergi. Aku benci padamu Hinata"

"Ino sudah. Hentikan. Tenangkan dirimu. Sakura pasti kembali" Temari berusaha membuat Ino tenang.

"Bagaimana bisa aku tenang disaat kita semua tidak tahu Sakura dimana? Oh astaga. Kami-sama. Lindungilah sahabatku, sahabatku sejak kecil" Ino tidak kuat lagi membendung air matanya.

BetrayalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang