Chapter 7

394 31 14
                                    

Manik cantik Jihoon perlahan mengerjap dan mendapati kekasih nya yang masih setia memeluk nya.

'Terimakasih Woojinie ... kau tidak kabur saat aku tertidur,' benak Jihoon dalam hati.

Ia menyukai posisi nya kali ini yang masih senantiasa berpelukan satu sama lain.

Rasanya Jihoon ingin sekali dapat menghentikan waktu, agar Woojin yang berada di samping nya tetap seperti itu memeluk dirinya dan berada di dekatnya secara terus menerus.

Sungguh ia tak dapat menjelaskan bagaimana perasaannya yang sepertinya telah di miliki semua oleh sosok kesayangannya itu.

"Apa kau sudah puas menatap wajahku lama lama seperti itu?"

Deg

Sontak Jihoon mengerjapkan maniknya lucu dan menatap wajah Woojin yang kini sedang tersenyum dengan gigi gingsul nya diperlihatkan pada Jihoon.

Blush ...

Seketika pipi Jihoon merona merah padam. Ia tak menyangka bahwa akan terpergok oleh sang kekasih.

Ia malu!

'Bodoh, seharusnya aku sadar kalau Woojin terbangun dari tidurnya,' rutuk Jihoon dalam benaknya sedikit menyesali hal yang baru saja ia lakukan, walaupun jauh di lubuh hatinya yang paling dalam ia tak akan menyesali apa yang baru saja ia lakukan tersebut.

Jihoon menggiti bibirnya pelan, dan tak lama segera menyelusupkan kepalanya ke dalam dada bidang Woojin.

Woojin yang sedari tadi memerhatikan tingkah sang kekasih, hanya dapat terkekeh pelan, menurutnya Jihoon semakin terlihat menggemaskan!

"Woojinie, aku malu," cicit Jihoon pelan, yang masih terdengar di telinga Woojin.

Perlahan Woojin mengusak rambut Jihoon, dan menghirup aroma tubuh Jihoon yang memang menjadi favorit Woojin setelah pemuda manis itu menjadi miliknya atau lebih tepat nya setelah dirinya berjibaku pada tahun tahun dimana adalah hari yang melelahkan untuknya.

"Aku menyukai aroma tubuhmu Jihoonie," ucap Woojin refleks saat asik menikmati aroma Jihoon.

Jihoon mendongakkan kepalanya, dan menatap Woojin dengan tatapan penuh tanya.

Ia tak paham maksud perkataan Woojin.

Woojin hanya terkekeh dan mencubit hidung Jihoon gemas.

'Astaga aku terlalu beruntung menjadi pengagum rahasiamu dulu, dan berakhir kau benar benar menjadi kekasihku,' Monolog Woojin yang terlampau senang dengan situasi nya saat ini.

Merasa tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan, Jihoon langsung melepaskan pelukannya dan mendudukkan dirinya di ranjang, dengan tangannya yang terlipat di dada.

"Jangan tertawa, aku mau pertanyaanku dijawab," dengus Jihoon kesal.

Baiklah kali ini Woojin menghentikan tawanya, dan mengikuti tingkah Jihoon yang mendudukkan dirinya dengan pandangan maniknya menatap lurus kearah manik Jihoon.

"Kapan kau bertanya?" tanya Woojin yang kini justru balik bertanya pada Jihoon dengan tenang.

Jihoon mengerutkan dahinya dan berusaha berfikir.

Bukankah sebelumnya ia bertanya pada Woojin ? .... atau —

Jihoon memukul keningnya pelan.

Ia sadar bahwa dirinya tak bertanya pada Woojin secara langsung, melainkan ia bertanya dalam diam, dan berharap Woojin dapat memahami maksud pertanyaannya.

MIRACLE [2PARK]Where stories live. Discover now