Kilas 2 : Semestanya Belum Mengizinkan

2.1K 525 1.1K
                                    

[Selna Senjani]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Selna Senjani]

***

"Ya ampun, Tha. Betah banget, deh, lo di kelas, dari pagi nggak mau keluar kandang. Kayak siput tau!" Si empunya nama Shelna itu berkacak pinggang, sementara kepalanya menggeleng-geleng tak habis pikir. "Lo nggak bosen apa? Buruan keluar, udah ditungguin, tuh."

"Hm. Apaan?"

Agatha mengerutkan dahinya, tanpa mengalihkan sang netra kelabu yang terfokus pada suatu objek dalam layar ponsel. Rasa malas menyeruak—meski hanya untuk mengalihkan pandangan ke arah Shelna, namun beberapa katalog dari brand pakaian terkenal jauh lebih menarik perhatiannya.

"Agatha, liat dulu!" rengek Shelna, mengambil alih ponsel genggam yang berada di antara jemari gadis itu. "Listen to me!"

Diletakkan alat elektronik tersebut ke dalam tas ransel milik Agatha, sebelum Shelna memaksa gadis itu untuk berdiri dengan mendorong punggungnya—yang Agatha respon lewat decakan dan pelototan tajam. Masa bodoh!

"Kenapa sih, Sel?!"

"Itu, pacar baru lo!" Shelna terkekeh geli. Dagunya terangkat, menunjuk ke arah ambang pintu kelas mereka. "Pangeran udah menanti."

Hela napas berat melesat. Tanpa sadar, Agatha mengigit bibir bawahnya. Mungkin ia sudah siap kalau kuku-kuku lancipnya mulai berguna untuk mencabik wajah Si-Berengsek-Zavier itu.

"Ngapain lagi si sendok nyam-nyam?" Agatha bergumam jengkel. Cukup. Ia sudah lelah menghadapi lelaki itu.

Dibawa langkah lebar menghampiri sang pemilik nama Zavier di depan sana, meski sebenarnya ada sedikit ragu dan jengkel yang menghinggapi. Entahlah, ia merasa bahwa semakin Agatha mendekat, semakin besar pula rasa muak itu datang. Apalagi tatkala melihat Zavier yang tengah bersedekap dengan santai, tanpa sadar kalau kehadirannya adalah parasit.

"Balik," sahut Zavier cepat. "Bareng gue."

"What?! No! Big no, jerk!" Agatha menolak keras, "Kalau ini soal drama sialan lo, gue nggak minat buat ikut-ikutan hal norak itu!"

"Gue nggak lagi buat drama, girl. Jelas gue nggak punya naskah apapun sama sekali, see?"

"Gue nggak mau!"

"Atau lo mau gue seret sekarang?" Zavier mengancam. Tentu baginya adalah sesuatu yang sia-sia, karena Agatha justru menantangnya lewat lirikan angkuh.

"Silakan," jawab Agatha dingin. "Tapi sebelum lo seret gue. Gue pastiin tangan lo nggak bisa berfungsi lagi besok."

Zavier menyeringai, perlahan tubuhnya beringsut mendekat. Agatha tak gentar berpindah, cukup menunggu sampai mana lelaki itu bersikeras.

Kilasan ✓ (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang