Part Nineteen 🍃🌼

2.6K 242 8
                                    






Happy Reading

Sekarang Eli, Lintang dan Arsyad sudah berada disekolah sepeerti pembicaraan senalam dimeja makan, Eli yang mewakili anak-anak nya untuk mengambil rapor, biasanya ditemani juga oleh Bintang namun karna anak itu sudah lebih dulu berangkat tadi pagi jadinya Eli seorang diri.

"acaranya dilantai 4 di auditorium sekolah mama tau?"Eli hanya mengangguk "kalian gak ikut naik apa?"Keduanya sontak menggeleng "cuma orang tua aja, kita tunggu deh dibawah sampe selesai nanti kalo selesai mama telpon"Eli hanya mengangguk "yaudah mama naik ya"pamit Eli disambut anggukan dari keduanya, Eli puna naik ke lantai 4 bersama orang tua lainnya.

"ke kantin yok!"Arsyad hanya mengikuti langkah kaki Lintang "Arsyad!"pekik seseorang membuat langkah keduanya berhenti dan menoleh.

Arsyad seketika mengembanglan senyumnya "hai Lang"sapanya ketika Langit sudah ada didepan, Langit tersenyun lebar "halo syad, hai bang!"sapanya ramah tak lupa senyum tiga jarinya yabg sangat lebar.

"lo lagi cina sengklek"Langit seketika melunturkan senyumannya "gak boleh gitu bang, yang penting gue ganteng deh, serah lo"jawab Langit gak nyambung "kantin yok syad, tinggalin aja abang gila lo ini"lanjut Langit menggiring Arsyad dan meninggalkan Lintang yang memandanganya dengan pandangan aneh dan akhirnya mengikuti keduanya karna mau marah pun mereka sudah berjalan jauh.

Sesampainya dikantin Lintang celingukan mencari keberadaan kedua anak tadi yang meninggalkan nya seenak jidat lebar Langit.

Dan ternyata keduanya sudah duduk dengan anteng di kursi panjang pojok dekat dengan lapangan Voli out door yang memang tepat ada disebelah kantin.

Lintang langsung mendatangi keduanya dengan wajah yang dibuat seseram mungkin tepatnya ke Langit tetapi ketika mulutnya terbuka sudah didahului Langit.

"mending lo makan deh bang noh, gue pesenin traktir lagi kurang apa coba"Lintang seletika mengatupkan mulutnya kembali "beneran?"Langit mengangguk "iya elah buru keburu blobor mie lo tu"balas Langit membuat Lintang seketika tersenyum sumringah dan langsung duduk didepan Arsyad yang sedari tadi mendengarkan dan fokus pada jus jambunya.

"kamu gak makan dek?"tanya Lintang melihat Arsyad hanya meminum jusnya didepannya, Arsyad menggeleng pelan "kamu sakit?"lagi-lagi Arsyad menggeleng "enggak mas, udah mas makan aja aku masih kenyang tadi sarapan di rumah"balas Arsyad dan akhirnya Lintang menuruti ucapan adiknya dan makan dengan lahap apalagi gratis dan Sesekali mengoceh tak jelas dengan Langit.

*****

Eli sudah duduk dengan para orang tua lain di ruang auditorium itu, Eli duduk diam mendengarkan kepala sekolah yang masih berpidato kesana kemarin mengucapkan berbagai kata membanggakan sekolah dan diakhiri dengan pengambilan rapor di ruang itu namun di bagi kelas dan dengan wali kelas masing-masing.

Eli mendatangi wali kelas Arsyad dan berbincang sedikit mengenai nilai-nilai Arsyad "untuk semester pertama di sekolah ini nilai Arsyad cukup memuaskan bu" Eli tersenyum dan menerima rapor milik Arsyad, "terimakasih atas bimbingan nya terhadap Arsyad selama satu semester ini"Shindy nama wali tersenyum dan mengangguk "tapi bu, saya hanya meminta sedikit perhatian untuk Arsyad, akhir-akhir ini Arsyad sering tiba-tiba menghilang dari kelas untung saja dia masih bisa menyelamatkan nilainya"Eli sedikit terkejut dengan paparan dari bu Shindy tetapi sebisa mungkin menguasai dirinya "baik bu, kalo begitu saya permisi"Bu Shindy hanga mengangguk sopan.

ARSYAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang