♣️ BAB 9 ♣️

127 11 10
                                    

   Pagi itu hujan masih turun perlahan, dua orang manusia masih betah terlelap di balik selimut tebal dengan posisi saling memeluk. Setelah percintaan panas semalam mereka kelelahan dan tertidur pulas, penat tidak lagi terasa tetapi nikmat perlahan pergi.

   Chaeri perlahan membuka mata, ia tersenyum kecil saat Noir mengeratkan pelukan di tubuhnya. Pria itu seakan tahu jika dirinya kini terjaga, suaminya begitu manja dan tak ingin melepaskannya dengan mudah. 

   "Sayang, aku masih ingin memelukmu." Noir membuka matanya pelan, ia menatap wajah istrinya yang terlihat begitu polos dan menggoda.

   "Kau tak lapar?" tanya Chaeri.

   Noir menggeleng, ia malah memejamkan matanya kembali dan memeluk tubuh Chaeri semakin erat. Pria itu seakan tak ingin melepaskan istrinya, ia benar-benar bersikap manja. Meski ia tak mengerti ada apa dengan dirinya, tetapi rasa nyaman yang sekarang dirasakan begitu berbeda.

   Dulu ia tak pernah merasakan perasaan itu, tetapi sekarang ia benar-benar tak mengerti akan dirinya sendiri. Pria itu kembali membuka mata kala Chaeri mengecup lembut keningnya, jantungnya berdebar dan rasanya semakin aneh.

   "Aku ingin makan, perutku sangat lapar." Chaeri tersenyum hangat, tangannya membelai pipi sang suami. Sejak semalam ia belum makan, bahkan kini tubuhnya terasa sangat lelah.

   "Baiklah, aku akan memasakkan makanan untukmu," sahut Noir. Ia mengecup pipi Chaeri, pria itu tersenyum nakal saat Chaeri menunduk.

   "Kau bersemu, apa itu sangat manis?" tanya Noir.

   Chaeri mengangguk, ia tak sanggup menegakkan kepala apalagi menatap Noir. Wanita itu menggigit bibirnya, rasa malu begitu saja membungkamnya dan membuatnya menjadi kaku.

   "Sayang," ujar Noir pelan. Pria itu mengangkat dagu Chaeri dengan jari telunjuknya, ia menatap Chaeri yang tak berani membalas tatapannya.

   Noir terkekeh pelan, melihat Chaeri yang sangat berbeda membuatnya semakin menyukai wanita itu. Ia tak bisa memungkiri jika Chaeri begitu manis dan membuatnya gemas.

   "A-aku ingin mandi," ujar Chaeri cepat. Ia segera memalingkan tatapannya ke arah lain, menghindari tatapan Noir yang terus menghujamnya.

   "Kau ingin mandi berdua?" tanya Noir.

   "Noir! Kau menyebalkan!" Chaeri menyembunyikan wajahnya, ia benar-benar malu saat Noir menyampaikan keinginan untuk mandi bersamanya. Wanita itu tak sanggup bergerak, ia benar-benar gugup.

   Noir tertawa, ia segera duduk dan mengecup kening Chaeri lembut. Pria itu melepas ciumannya dan menatap Chaeri yang masih malu, "Mandilah, aku akan menyiapkan sesuatu untukmu." Noir segera turun dari ranjang, ia menatap tubuh telanjangnya dan tersenyum kecil.

   Chaeri yang merasakan pergerakan kecil di ranjang segera mengangkat kepalanya pelan, ia melirik Noir yang masih berdiri di dekatnya. Chaeri memejamkan matanya lagi, ia melihat dengan jelas kejantanan Noir yang tidak tertutup. 

   "Noir! Pakaianmu!" tegas Chaeri dengan suara kecil. ia menutup wajahnya dengan kedua tangan, matanya bahkan di pejamkan seerat mungkin.

   Noir tertawa, pria itu terlihat begitu senang mengerjai istrinya.

   "Kau sangat senang?" tanya Chaeri, wanita itu segera menyembunyikan tubuhnya dengan selimut dan merasakan jantungnya berpacu dengan cepat. Ia tak berani mengeluarkan kepalanya, ia tak menyangka jika suaminya sangat mesum.

   Noir yang masih berdiri menggeleng kecil, pria itu segera mengikat rambut panjangnya dan meraih handuk di sudut ruangan.

   Ia melilitkan handuk tersebut di pinggangnya, setelah selesai Noir segera menghampiri ranjang. Ditariknya selimut, menatap Chaeri yang masih bergulung di dalam sana dengan posisi memeluk guling.

CARIAD UNFFORDD [Slow Update]Where stories live. Discover now