♣ BAB 1 ♣

397 29 0
                                    

   Seorang wanita kini hanya bisa tertunduk menatap tangannya yang bergetar, sesekali matanya mencuri pandang pada pria yang tengah terlelap. Wajah wanita itu sangat pucat, bahkan tubuhnya kini kurus dan lemah. Napas wanita itu tak teratur bahkan terdengar agak sesak.

   “huh … mimpi buruk,” gumamnya pelan. Ia hanya memejamkan matanya beberapa kali, memijat keningnya dengan tangan kanan. Terasa berdenyut, dan itu cukup mengganggu.

   ‘Kau tak bisa terus menundanya! Ini perintah, ingat janjimu untuk melakukan tugas terakhir.

   Kata-kata itu masih saja terngiang, ia mendesah dan memutuskan untuk berdiri tegak. Wanita itu menatap Rury yang menggulung dirinya di bawah ranjang, sedangkan Fluppy dan Diego sudah dipastikan ada di balik pakaian yang suaminya kenakan.

   Perlahan, walau langkah kakinya tertatih ia tetap melangkah, tubuhnya kini menghilang dan tak terlihat. Entah akan kemana dia pergi dengan keadaan selemah itu, namun hal yang pasti misi terakhir harus ia selesaikan. Ruangan yang ditinggalkan kini sunyi, cahaya remang juga menguasai dan hanya terdengar embusan napas.

...

   Sebuah bangunan rumah mewah tiga lantai. Pagar tinggi menjulang, dan taman yang kini terlihat tak terawat. Rumah yang berada jauh dari pusat keramaian, sangat dekat dengan pantai.

   ‘Jadilah penurut! Maka aku tak akan melukainya’

   Wanita itu mengembuskan napasnya kasar, kata-kata yang sangat mengganggu terus saja terngiang. Dia juga memikirkan bagaimana bisa melompati pagar setinggi itu, seandainya ia dalam keadaan baik-baik saja, tentu hal itu bukan halangan. Tak ada cara lain, ditariknya napas panjang, lalu matanya menatap pagar yang kini terlihat menyeramkan.

   “Maafkan aku,” ujar wanita itu tanpa minat, ia merasa bersalah dan tentu juga khawatir. Tubuhnya masih saja tak terlihat, dan tak ada yang bisa mendengar suaranya. Menyeringai, ia sadar dirinya tak lebih dari pada hantu saat ini. Wanita itu melompat, dan kini kakinya berdiri di balik pagar tinggi. Rumah itu terlihat lebih menyeramkan dari kuburan tua, aura gelap sangat pekat.

   “Akh!” hanya ringisan kecil. Ia kembali mengabaikan rasa sakit pada tubuhnya, walaupun bergetar tapi wanita itu tetap maju dan menuju halaman belakang. Matanya menatap setiap sudut, dan tak menemukan jalan masuk. Tak ada pilihan lain lagi, semua terlihat sepi bahkan binatang juga enggan ada di sekitar sekita tempat tersebut.

   Brak!!!

   Kakinya menendang pintu dan mundur beberapa langkah saat debu berhamburan keluar dan mengotori udara. Lagi, perutnya terasa sakit. Patung-patung di sekitar tempat itu seakan menatapnya dan menertawakan dirinya, ia benci melihat patung di rumah kosong apalagi ini rumah pria tua yang sangat menyebalkan.

   ‘Master ingin kau membawa kepalanya! Jangan lupakan itu’

   “Ya! Dan bisakah kalian diam? Aku tahu harus melakukan apa! Kenapa bukan Xavier saja yang kalian tugaskan, hah?”

   ‘Ayolah Nona Kim, kau adalah agen terbaik Heaven Warrior. Xavier tak akan bisa dengan mudah menyelinap ke dalam ruang rahasia, dan kau tahu itu.

   Chaeri menarik napasnya, ia tak mendengarkan ocehan pria di seberang sana. Kakinya melangkah masuk dan mencari perpustakaan tua yang dimaksud masternya. Ruangan rumah itu kembali membuat dirinya merasa takut, tapi mau tak mau ia harus melakukan tugas terakhirnya. Ia juga sudah berjanji pada adik angkatnya, tetapi ia mengabaikan janjinya pada seorang pria yang tak lain adalah suaminya.

   Kaki Chaeri melangkah ke ruangan bawah, menatap tiga pintu dan membuka satu persatu pintu di sana. Matanya menatap perpustakaan yang di maksud, sangat tak terurus dan ia hanya bisa menatap jijik pada tumpukan buku pada rak tua.

CARIAD UNFFORDD [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang