11

44K 2.1K 404
                                    

Brakkk...

Luhan membuka pintu ruangan Chanyeol dengan kasar, membuat sang pemilik ruangan terperanjat kaget.

"Chanyeol." Teriak Luhan girang karena menemukan suaminya yang tengah di sibukan dengan dokumen-dokumen perusahaan.

Chanyeol segera beranjak dari kursi kebesarannya dan memeluk tubuh istri cantiknya itu.

"Aku merindukanmu." Luhan memeluk Chanyeol, menenggelamkan wajahnya di dada bidang itu.

"Aku juga merindukanmu sayang. Maaf semalam aku tak bisa menemanimu tidur. Kau lihat saja tumpukan dokumen itu, aishhh membuatku pusing." Desah Chanyeol malas.

Luhan melepaskan rangkulan tangannya di pinggang Chanyeol dan melihat objek yang membuat suaminya itu lembur dan sampai tak pulang kerumah. Ia meringis kecil membayangkan bagaimana suaminya yang terus menerus bergelut dengan dokumen-dokumen setiap harinya.

Hanya saja sangat di sayangkan Luhan tak mengetahui alasan dokumen itu menumpuk di meja Chanyeol adalah, Baekhyun.

Karena dunia Chanyeol sekarang hanyalah Baekhyun.

"Kau belum sarapan kan? Aku membuatkan nasi goreng untukmu."
Luhan menggandeng tangan suaminya menuju sofa yang berada dalam ruangan itu.

Dengan semangat ia mengeluarkan kotak makan dari dalam paper bag yang sedari tadi ia jinjing.

Chanyeol menelan Ludahnya kasar, Ia mengelus perutnya dengan wajah prihatin. Biasanya ia selalu menghabiskan makanan yang di buat Luhan, tapi kali ini apakah Chanyeol harus memaksakan dirinya? Kalian tau sendiri jika Chanyeol sudah menghabiskan satu piring penuh nasi goreng buatan Baby Byun-nya itu.

"Nah sudah siap. Selamat makan Chanyeol." Luhan tersenyum cantik. Jika sudah seperti itu Chanyeol tak bisa lagi menahan untuk tak mencium gemas istrinya itu.

"Aku mencintaimu, Chanyeol." Ucap Luhan usai ciuman itu terlepas.

Chanyeol hanya mengangguk dan mengusap rambut Luhan. Hal sederhana yang beberapa hari ini hilang dari kebiasaan suaminya itu kembali lagi, tentu saja Luhan merasa senang.

"Kau sudah makan?" Tanya Chanyeol, tangannya mulai menyendok nasi goreng buatan istrinya.

"Belum. Aku sengaja membawakan sarapan agar kita bisa makan bersama." Alibi Luhan.

Chanyeol menyodorkan sendok yang sudah terisi nasi goreng itu ke arah Luhan."Buka mulutmu, kita makan bersama dan aku akan menyuapimu."

Luhan menurut dan membuka mulutnya. Dalam hatinya Chanyeol bersukur karena dengan cara ini ia tak perlu merasakan sakit perut akibat terlalu banyak makan.

Dengan telaten Chanyeol terus menyuapi Luhan, sesekali ia menyuapkan nasi goreng itu ke mulutnya sendiri. Si jangkung itu mengakui jika di antara keduanya masakan Luhan memang lebih enak di banding Baekhyun.

"Chanyeol apa aku boleh bertanya?"

"Apa itu?"

"Tadi pagi aku seperti melihatmu di dalam mobil bersama Baekhyun."

Chanyeol menegang, tangannya meremas sendok yang tengah ia genggam. "Apa Luhan melihatnya?" Gumamnya dalam hati.

Pria tinggi itu berdehem menetralkan suaranya agar tak terdengar gugup. "Kau yakin itu aku?"

Luhan mengangguk ragu, tapi sebagai istri yang sudah menemaninya selama 2 tahun tentu ia sangat hafal betul bentuk dan siluet tubuh suaminya.

"Ya aku pikir itu kau. Juga...."

"Kau mungkin salah lihat sayang, buktinya sekarang aku ada disini bersamamu. Bisa saja itu orang lain yang kebetulan berpengawakan mirip denganku." Chanyeol menatap istrinya berusaha meyakinkan.

TetanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang