Tri (Titip)

1.6K 227 23
                                    

Apakah ada yang menanti cerita ini?🤔🤐











Hyunbin menatap adiknya frustasi, sedari tadi Seongwu belum mau bicara padanya sedikitpun. Mana pasang muka cemberut mlulu, ya walaupun jatuhnya gemesin tapikan Hyunbin tidak mau diginiin sama adiknya. Bisa-bisa ia tidak tenang ke Bandung nanti.

"Aish nitip Arrish ya Ma, maaf kalau ngerepotin lagi. Tapi Aish harus ke Bandung, ada masalah penggelapan dana dengan kantor cabang di Bandung. Aish sebagai atasan harus menyelesaikannya." Jelas Hyunbin menatap ibu dari sahabat yang merangkap kekasih adiknya yang sudah dianggapnya dan Seongwu sebagai ibu mereka sendiri.

Indah Somi tersenyum, wanita itu mengelus pundak Hyunbin lembut dan menenangkan, persis seperti seorang ibu yang menenangkan anaknya.

"Kamu tenang ya, fokus aja sama masalah kantor di Bandung. Arrish aman kok sama mama, papa dan Ilham." Ujar Indah lembut

Lelaki dengan tinggi diatas 180 cm itu menatap sang adik yang masih belum mau membuka suara, membuatnya menghela nafas lelah. Sebenarnya dia bisa saja mengajak Seongwu, tapi minggu depan disekolah Seongwu ada ujian. Dia hanya tidak ingin mengganggu pendidikan adiknya, sayangnya Seongwu tidak mau mengerti kekhawatirannya. Hyunbin menghela nafas dan tersenyum paksa kearah wanita paruh baya yang masih terlihat cantik, "Kalau gitu Aish pamit dulu ya Ma, Arrish jangan dikasih makanan pedas dulu, tenggorokannya lagi luka. Selamat malam Ma!" Setelah berpamitan, menciun tangan Indah, Hyunbin menghampiri adiknya. Meskipun sepenuhnya terabaikan, Hyunbin tetap memeluk dan mencium adiknya. Dikening, pipi, menempelkan hidung mereka lalu mengecup sekilas bibir sang adik.

"Kak Aish jalan dulu ya, marahnya jangan lama-lama. Kakak sayang kamu. Love you!"

Sepeninggalan Hyunbin, Seongwu menangis sambil memeluk Indah. Dia mengeluarkan uneg-unegnya tentang perhatian Hyunbin yang terbagilah, Hyunbin jarang dirumahlah, Hyunbin tidak mau mengajaknya, yang dibalas nasehat dari wanita itu.

"Jadi dengan Arrish ngambek gini bikin Kak Aish gak tenang?" Tanya Seongwu sambil mengusap ingus dengan ujung kaos panjangnya.

Indah tersenyum, mengusak surai hitam Seongwu, "Iya sayang, lagian masalah dikantor juga bukan maunya Aish. Kasian kan Aish udah bolak-balik keluar kota, mikir berat, nanggung nasib karyawannya, capek, eh sama Arrish malah dicuekin"

"Huaaaa... Arrish mau ketemu kak Aish. Arrish mau pamitan yang bener, Arrish mau peluk, mau cium, hukss"

"Telfon Aish gih, minta maaf ya!"

"Iya Ma"

Segera Seongwu mengeluarkan hp nya dan mendial nomor 1- yang langsung menghubungkannya ke kakaknya.

"Kak Aish hiks Arrish minta maaf udah ngambek tadi. Arrish cuma kangen sama kakaj, ditinggal mlulu. Tapi Arrish ngerti kok itu juga demi Arrish, Arrish sayang kak Aish. Hati-hati di jalan ya, cepet pulang Arrish tungguin. Gak usah bawa oleh-oleh, Arrish minta cuddle aja kalau Kak Aish udah pulang. Daadaaaah kak Aish, love you."

'Iya Arrish sayang. Makasih udah ngertiin kaka. Iya ntar kita cuddle sepuas kamu. Love you too'

Hyunbin tersenyum setelag panggilan dari Seongwu tertutup. Dengab begini, ia bisa ke Bandung dengan tenang. Tidak dibayang-bayangi marahnya sang adik tersayang. Ia menarik gas dan melajukan mobilnya menuju Bandung.




____

"Kali ini kamu minta oleh-oleh apa sama Aish?"

Kini Seongwu sedang berada di dalam dekapan Daniel, dikamar Daniel. Sebelum cuddle dengan kakaknya pokoknya Seongwu mau puas-puasin dulu cuddle sama pacar tampannya.

"Arrish gak minta apa-apa kok" ucap Seongwu sambil memasang wajah galak yang malah terlihat lucu.

Daniel terkekeh, ia mencubit hidung simanisnya dengan gemas, "Apaan banget boongnya. Kamu kan tiap aku sama Aish keluar kota pasti minta dibeliin macem-macem kalau pas gak diajak"

"Ihhh... Arrish gak boong tau. Tanya aja ke mama, mama saksinya kalau Arrish gak minta apa-apa"

"Gak percaya"

"Terserah mau percaya apa enggak. Orang Arrish gak boong ya, gak minta barang ataupun jajan kok"

Seongwu mengerucut kan bibirnya sebal. Ia tatap tajam kekasihnya, ini malah membuat Daniel tertawa karena bukannya seram tapi malah nambahin kadar kegemasan seorang Arbanyu Seongwu Arrish.

"Tapi pasti minta sesuatu kan?" Goda Daniel, ia tertawa puas saat Seongwu mengangguki perkataannya dengan muka kesal lengkap dengan bibir cemberut.

Dengan gemas, ia kecup bibir mungil itu, "Minta apa kamu, aneh-aneh pasti. Seneng banget nyusahin kakak sendiri" ejek Daniel."

"Minta cuddle aja kok gak nyusahin"

"Heh? Apa-apa?"

"Arrish nya minta cuddle sampai puas ke Aish. Arrish mau peluk, mau cium Aish. Udah denger belom anakku?"

Bukan Seongwu tapi ibu Daniel- Indah yang kebetulan membawakan Seongwu segelas susu hangat menimpali pertanyaan anaknya dengan wajah mengejek. Wanita itu tersenyum puas melihat wajah cengo putranya sendiri.

'Well kapan lagi melihat Ilham begini? Sangat jarang jika itu tidak berhubungan dengan Arrish'

"Kok kamu gitu? Emang belum puas apa cuddle sama aku?"

Dengan polosnya Seongwu menggeleng, "Kak Ilham kan bukan kak Aish. Lagian perut kak Aish lebih bagus daripada punya kak Ilham. Kak Aish perutnya kotak-kotak gak kayak kak Ilham yang buncit. Jadi kalo peluk gak sesek"

Jlebb

Daniel menganga mendengar perkataan Seongwu. Ia menatap Seongwu yang dengan santainya meminum susu tanpa memikirkan perkataan kejamnya tak percaya lalu beralih menatap mamanya yang sedang tertawa puas.

Calon mantu idaman, pikirnya

"Yaudah mama cantik mau tidur dulu. Daaah Arrish sayang, daah si perut buncit hahahaha..."

Ugh pokoknya Daniel akan nge-gym lagi biar punya abs. Kotak-kotaknya bukan cuman 4 atau 6, dia akan buktikan kalau Daniel bisa menciptakan 8 kotak diperut buncitnya yang berharga.

Part 'Titip' End





Anyone miss me?

Anyone miss Ong-Niel? Yes I am

Terimakasih buat kalian yang sempetin baca cerita ini, dan sangat-sangat berterimakasih lagi pada kalian yang mau ninggalin jejak. I really need it for create the other's part.

Mian jika banyak typo, salah kata atau cerita membosankan. Saran dan kritik komen please!!!

X Story/OngnielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang