[11] Mengusik Perasaan

370 78 16
                                    

Hai! Selamat membaca!

Semoga suka!

Mari menyelami dunia Radhika!

.

.

.

Juno keluar dari kamarnya dan telah siap dengan seragam putih abu-abu. Ia beranjak menuju dapur dan membuka kulkas, mengambil kotak susu dan menuangkannya.

Ia menenggak susu itu hingga setengah gelas dan segera mengambil roti dari atas meja. Kemudian beralih ke ruang tamu mengambil ransel sambil memasang sepatu yang berada di rak dekat pintu apartemennya. Setelah selesai ia segera membuka segel roti isi cokelat itu dan segera membuka pintu.

"SELAMAT PAGI!!!"

Uhuk ... uhuk ...

"Ya ampun!"

Dhika histeris saat Juno semakin tersedak dan memegang dadanya yang sakit. Dhika menerobos masuk apartemen juno dengan panik dan menuju dapur, mengisi penuh air putih dalam gelas dan berlari ke arah Juno yang bersandar tembok depan apartemennya-masih memegang dadanya terbatuk-batuk.

"Ini!" serunya dan dirampas cepat Juno.

Pria itu seperti kesetanan menenggak habis air putih itu. Dhika menggigit bibir bawahnya khawatir. Ia menatap wajah Juno yang memerah kontras dengan wajah putihnya. Sesaat pria itu mengatur napasnya dan memegang kedua tempurung lututnya.

"Kamu udah baikan?" tanya Dhika ikut memerhatikan napas Juno yang mulai teratur.

Gadis itu tertunduk sekadar menatap pria yang masih terdiam memegang gelas panjang itu.

Seketika Juno menatapnya tajam. "Lo sengaja bikin gue mati cepet?!" bentaknya pada gadis itu.

Dhika menggeleng cepat dan menggigit bibir bawahnya takut. Pria itu menatapnya tajam. Dengan polosnya Dhika menjawab yang semakin membuat Juno semakin kesal. "Kalau sengaja bikin kamu jatuh cinta, itu bener."

Juno menyandarkan punggungnya di tembok. Memilih mengabaikan gadis itu karena percuma berdebat dengan gadis aneh seperti Dhika.

"Masih sesak ya?" tanya Dhika memegang lengan kanan Juno.

Pria itu melepas tangan itu. "Jangan pura-pura enggak tau!" ketusnya mengembuskan napas perlahan dan merasakan fungi tubuhnya sudah mulai kembali normal. "Awas, gue mau masuk."

Juno menyingkirkan Dhika dan melangkah memasuki ruang tamu lalu menaruh gelasnya di atas meja. "Ngapain masuk?!"

Dhika nyengir mendapati pelototan tajam Juno. "Pengen tau apartemen calon pacar."

Juno membelalak. "Percaya diri banget lo!" serunya.

"Enggak apa-apa yang penting aku bahagia." cengirnya membuat Juno menggeram kesal dan memijit pelipisnya.

"Lo anak siapa sih?" tanyanya yang membuat Dhika mengernyit, namun sedetik kemudian tersenyum lebar.

"Kenapa? Mau ngelamar ya?"

"Apa sih!"

Juno menatap horor gadis itu yang dibalas tawa kecil dari Dhika. "Yuk! Kita berangkat." Dhika menarik lengan kanan Juno untuk membawa pria itu keluar dari apartemennya.

Juno menarik tangannya kasar sehingga pegangan itu terlepas. "Yang mau berangkat bareng sama elo siapa?" tanya Juno tidak habis pikir dengan tingkat percaya diri dan wajah Dhika yang selalu dibuat polos. "Pagi-pagi udah ngagetin gue di depan pintu sampai buat gue hampir mati di tempat. Sana! Pergi sendiri." usirnya yang tidak memedulikan kekesalan Dhika.

GADIS INDIA KWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang