[8] Rayuan Dhika

373 88 12
                                    

"Ada apa?!"

Juno memerhatikan gadis berseragam abu-abu itu tengah gugup. Ia berdeham sebelum menyerahkan surat.

Dengan malas Juno mengambil dan membukanya. "Ck! Gue kira panggilan sekolah."

Tanpa perasaan ia merobek kertas yang berisi surat cinta dari gadis di depannya. Gadis berparas cantik itu tertunduk sedih.

"Maafin aku, Kak. Semua ini karena permainan tantangan dari temenku."

"Lo bodoh banget diperalat." desisnya.

Pria itu menatap sekilas gadis yang masih berdiri di depannya kemudian membuang wajah. "Sekarang lo pergi, jangan ganggu gue dan yang lain."

"Lo yakin ini anak dikerjain temennya, Jun? Dia kayaknya emang suka sama lo." sahut Alden yang duduk di sudut ruang sambil bermain remi.

Beberapa pria di sana bersiul menggoda. Juno mengabaikan mereka dan mengusir kembali gadis tersebut.

"Cepat pergi. Jangan diam seperti pa-"

Dengan jelas sebuah suara menginterupsi, memanggil namanya dari luar ruang di gedung ini. Tanpa pikir panjang, menarik tangan gadis asing itu yang hendak pergi. Sehingga ia tidak siap dan duduk hampir merapat pada Juno.

"Ma-af,"

Juno melepaskan gadis itu tanpa menciptakan sebuah ciuman-hanya memiringkan kepala membelakangi Dhika.

Pria itu hanya berekspresi datar sampai Alden mencoba memanggil Dhika yang keluar dengan tergesa.

"Ternyata lo di sini,"

Juno menoleh sebentar, lalu kembali menikmati malam dari atas gedung di mana sedang ada party yang diselenggarakan salah satu temannya.

Faresta duduk di samping Juno, "Ayo kita minum. Lo pasti bosan banget di sini." ia merangkul bahu Juno, tapi diturunkannya.

"Malas. Kalian aja yang pergi ke sana."

"Lo lagi pusing? Nih, rokok." Alden berdiri di depan Juno, menyerahkan sebatang rokok setelah pria itu menghidupkan rokoknya.

"Gue bilang enggak!" suaranya nyaris membentak dan membuang asal rokok itu.

Sontak Faresta berdiri dan Alden menatapnya tajam. "Lo kenapa sih, Jun?! Gue ke sini sama Faresta mau ngajak lo turun, nikmatin acara. Lo nggak mau, nggak masalah. Tapi lo nggak usah bersikap kasar gitu dengan buang rokok tadi!"

"Udah, Den, jangan emosi. Juno enggak sengaja kok." Alden menghempas kasar tangan Faresta di bahunya.

"Gue belum selesai, Res! Dia juga harus dikasih tau biar sadar kalau sudah tiga hari ini dia kayak orang bodoh!" geramnya sedangkan Juno memilih menunduk mengabaikan ucapan Alden.

"Lo itu berubah Jun semenjak tiga hari ini! Lo sering nolak ikut kita ke club, enggak mau merokok. Apa ini karena cewek itu, ha?! Sampe dia bisa ngubah hidup lo?!"

Sontak Juno berdiri dengan tatapan tajam. "Siapa yang lo bawa dalam permasalahan kita?"

Alden mendengus. "Nggak usah sok bodoh," ia menatap saksama Juno yang terlihat kacau beberapa hari ini. "Kayaknya cewek itu udah banyak ngubah lo sampai kita sebagai temen lo abaikan."

"Ini nggak ada sangkut paut sama dia." balasnya masih tenang.

"Bullshit lo!" bentak Alden. "Jangan karena dia udah mengusik hidup lo, terus jati diri lo jadi hilang!"

"Cukup Den!"

Faresta melerai keduanya, apalagi Juno yang telah mengepalkan tangannya. Pria itu menunjuk Alden, tapi Faresta mencoba menenangkannya. "Please, Jun. Jangan terbawa emosi."

GADIS INDIA KWWhere stories live. Discover now