Jaden (Telat)

2.9K 287 42
                                    

Cerita yang terbentuk karena mulai jarangnya ff Ongniel (padahal Aries masih pingin baca-baca). Semoga suka ya dengan ceritanya.

Tolong ya responnya kakak-kakak










Si manis- Arbanyu Seongwu Arrish mengayunkan kakinya layaknya anak kecil. Dia sendirian di halte bus- bukan untuk menunggu bus tapi menunggu jemputan kekasih nya. Sudah menjadi peraturan tak tertulis jika dirinya tidak boleh berpergian sendiri. Harus ada yang mengantar dan menjemput nya. Sayangnya ini sudah sejam lebih dia menunggu, dan kekasihnya belum menampakkan dirinya. Ditambah suasana yang mendung bersiap menumpahkan tangisnya.

Brrrr

Baru Seongwu memperkirakannya, si hujan langsung turun deras membuat nya meringkuk di tepi bangku halte. Si manis berniat menghubungi kakaknya saja untuk menjemputnya, karena sang kekasih dari tadi nomornya tidak aktif. Sialnya baru satu detik panggilan terhubung, ponselnya mati total.

Mama tolong Arrish!













___

"Dan, kalau lo emang gak mau lagi anter jemput adek gue, ngomong! Bukannya lo biarin dia kek gini!" Revand Hyunbin Aish- kakak Seongwu itu menatap tajam kekasih adiknya yang ia tetapkan sebagai tersangka sakitnya Seongwu sekarang. Dia marah ketika mendapati Seongwu yang menggigil dengan bibir membiru di halte bus dekat sekolah. Hyunbin membayangkan bagaimana nasib Seongeu jika dia tadi tidak mengecek sekolah adiknya?

"Maafin gue Aish, tadi meeting sama klien lama banget diluar dugaan. Hp gue juga lowbat pas mau ngabarin Seongwu ataupun lo."

Hyunbin memejamkan matanya menahan kesal, "Gak lagi-6 gue biarin Arrish di anter jemput sama lo"

"Aish, gue janji gak akan gini lagi. Suerr!! Gue benar-benar minta maaf. Lo tahu sendiri gimana perasaan gue sama adik lo. Beri gue kesempatan"

"Awas aja kalo terulang lagi, bukan cuma gak gue bolehin antar jemput. Ketemu Arrish pun bakal gue larang lo!"

Daniel mengangguk dan memasuki kamar bernuansa biru-putih, yang didalamnya ada Seongwu terbaring di ranjang dengan plester penurun panas didahinya juga berselimut tebal dengan berat yang hampir menyamai tubuh kekasihnya itu.

"Hei, aku minta maaf..." Ucap Daniel lirih.

"Kak Ilham.." lenguh Seongwu ketika membuka mata yang ia dapati adalah wajah sendu kekasih tampannya Farendra Daniel Ilham- yang biasanya datar.

Daniel mencium buku jari Seongwu, "Maafin aku, harusnya aku enggak telat jemput kamu. Harusnya aku tadi tidak mementingkan meeting sialan itu"

"Hush, kak Ilham gak boleh ngomong gitu. Jangan aneh-aneh ntar gak bisa beliin aku donat jeco lagi sama ice cream loh" percayalah ekspresi serius yang dipasang Seongwu membuat Daniel tersenyum, bocah SMA yang mampu menjungkirbalikkan perasaannya.

"Kamu tuh cinta aku apa donat jeco sih?"

"Cintanya sama kak Ilham tapikan kenyangnya makan donat jeco" bantal Seongwu

Daniel bersyukur setidaknya Seongwu tidak ngambekan seperti pacar-pacar temennya kebanyakan. Meskipun masih SMA, manja dan kekanakan, Seongwu tipe orang yang tidak terlalu mengekang, pemarah ataupun suka berfikiran yang tidak-tidak. Jika orang-orang mengatakan Seongwu beruntung mendapatkan nya, maka Daniel akan meneriakkan kalau dirinya lebih beruntung memiliki si pemuda manis itu disisinya.

"Kak Ilham capek kan? Sini temenin Arrish" Seongwu menepuk tempat kosong disebelahnya. Daniel menurut, ia tarik tubuh kurus kekasihnya itu untuk masuk kedalam pelukannya. Ia bisa merasakan perbedaan kentara antara suhu tubuhnya dengan Seongwu membuat nya kembali merasa bersalah.

Daniel mengecup kening Seongwu yang terhias bye-bye fever juga hidung mungilnya.

"Maafin kak Ilham, Arrish..."

"Arrish maafin kok, kan Arrish sayang kak Ilham. Tapi donat yaaaaa!"

Si manis mendongak melancarkan jurus puppy eyes nya agar keinginannya terkabul.

"Harus ada sogokan nih?"

"Uhm.. iya- eh enggak ta-tapiiiiii..."

"Sembuh dulu pokoknya.."

"Janji?"

"Hm.."

"Yeayy!!!"

Dan lelaki yang lebih tua, yang masih mengenakan setelan kemeja kantoran juga jasnya tersenyum tipis. Padahal dirinya tidak mengiyakan tapi terserah kekasih manisnya saja. Yang penting ia bisa melihat senyuman itu.

Tanpa berkata lagi, Daniel mengusap-usap punggung Seongwu lembut. Mengantarkan pemuda manis itu ke alam mimpi.

Part 'Telat' End

X Story/OngnielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang