Selagi suaminya makan dengan lahap, Haerin memperhatikan gelagat sang anak yang sudah sibuk dengan dunia nya sendiri.

Memang, akhir akhir ini Taehyun memiliki jadwal yang padat. Demi pendidikan nya, Yoongi menyuruhnya untuk mengikuti kursus belajar, namun tidak lupa dengan jadwal kursus agar sang anak tak kelelahan dan merasa tertekan.

Diluar jadwal kursus itu, Yoongi memberikan waktu rileks pada sang anak dengan cara mengajaknya untuk memproduksi lagu lagu,  jika bagus, bisa dibantu untuk rilis, kan bisa cari uang juga. Yoongi tak suka anak nya mengenal yang namanya berleha leha dan kebanyakan main game.

" Ada yang bisa eomma bantu?" tanya Haerin.

Taehyun menggeleng,  tampaknya,  sikap mandiri yang ditanamkan Yoongi sejak Taehyun berusia 2 tahun sudah melekat dan mendarah daging pada diri Taehyun saat ini.

" Taehyun-ah..." panggil Yoongi.

Taehyun menyahut, " Ne, appa?".

Yoongi mempersilahkan anaknya untuk duduk tepat di sampingnya,  dengan tatapan lembut, Yoongi mengelus surai Taehyun. Haerin hanya bisa menatap hal langka itu.

" Nilaimu, sudah dikirimkan pada appa.." ucap Yoongi melanjutkan makannya.

Taehyun membulatkan matanya, " Hasilnya bagaimana, appa? Buruk ya? ".

Yoongi terkekeh,

" Itu sebabnya appa ingin kau ikut ke Amerika.  Nilaimu adalah nilai tertinggi tahun ini.. ". Yoongi tersenyum dan menepuk bahu Taehyun lembut.

Tampak jelas Taehyun kegirangan sangat bahagia,  begitu juga dengan Haerin. Selama pernikahan nya dengan Yoongi,  semua kehidupan nya sangat baik, dan kabar yang ia dapatkan selalu baik.

" Lagu itu.." Taehyun menggantungkan kalimatnya.

Belum sempat Yoongi menjawab, Haerin mendahuluinya,

" Sudah rilis,  sayang... Tenang saja, semuanya sudah dibereskan appa mu.."

Taehyun Refleks melihat ke arah sang ayah yang tersenyum, lalu memeluk sang ayah yang dibalas hangat oleh sang ayah. 

====
Kediaman keluarga Jeon

" Soobin... Jangan masukkan makanan itu ke dalam koper, nanti bau.."

" Soobin, masukkan ini juga ya..."

" Soobin... Lipat yang ini.. "

Soobin , Soobin, dan Soobin.

Entah sudah berapa putaran kali, Soobin bolak balik karena panggilan Ji Eun dari kamarnya.

Sedangkan Jungkook hanya menggeleng melihat sang anak yang kerepotan membawa barang barang nya. Niat ingin membantu, tapi posisi Jungkook sekarang sedang sangat nyaman. Dia tak mau kehilangan posisi yang kini ia tempati di sofa.

Ji Eun sudah keluar membawa 2 kopernya, diletakkan di dekat sofa.

" Sayang, tidak perlu buru buru.. pesawat tidak akan meninggalkanmu," tanya Jungkook.

" Asal kau tau, kalau kita merasa terburu buru, pasti ada saja yang ketinggalan.." protes Ji Eun.

Jika sudah begitu, Jungkook diam saja, percuma jika dia menjawab.

" Soobin.. " panggil Jungkook.

" Ya, Appa?"

" Beristirahatlah, besok tubuhmu harus fit, Appa tidak ingin kau mual mual diatas pesawat, arraseo?"

Soobin mengangguk dan beralih menuju kamarnya.

" Dia tampak senang walaupun hidup sendirian dirumah, kuharap rumah ini ramai dengan suara bayi, " ucap Jungkook.

" Jangan mencoba untuk memberikan kode padaku, aku tidak bisa mengerti dengan kode yang kau berikan setiap waktu, Jeon. " Ji Eun sedikit protes.

Jungkook tersenyum, Hi Eun masih terlihat polos seperti anak TK.

" Bagaimana kalau kita mulai proses di Amerika, akan menyenangkan daripada bulan madu di Busan waktu itu, kan?"

" Aku hanya menurut padamu, suamiku,"

Jungkook terkekeh, mengusap kepala istrinya dengan lembut dan tak lupa mencium dahi sang istri. Setelahnya mereka masuk ke kamar masing masing untuk beristirahat.

=====

" Aku mungkin masih memiliki rasa yang sama, tapi aku sudah berkeluarga.. aku sedikit tidak bisa mengembalikan rasa yang pernah ada terhadapmu untuk kembali,"

" Tapi kau bisa 'menggunakanku' disaat kau mau,"

" Jangan gila! Aku tidak pernah berniat melakukan hal bodoh itu. Aku pamit!"

Taehyung beranjak dari tempat duduknya, segera pulang sebelum emosinya meluap.

" Pikirkan sekali lagi, Taebi.. aku selalu siap menerima panggilanmu,"

" Sialan.."

Big Hit Family Story Where stories live. Discover now