13. [Name]

18K 2.5K 78
                                    

Aku diperbolehkan keluar dari Hospital Wing dua hari setelahnya. Rasanya ingin melompat, berlari, dan bergerak sepuasya. Percayalah kalau kalian berada di ranjang seorang diri, di musim dingin pula, itu sama sekali tidak menyenangkan.

Hermione menceritakan perihal Ron. Ingin kutimpuk kepala Ron, sungguh.
Hermione menghela napas, "Kau tahu [Name], betapa tidak masuk akalnya ketika dia marah saat aku berdansa dengan Krum. Padahal dia bisa saja mengajakku lebih dulu... bukannya menjadikanku yang terakhir,"

"Aku mengerti Mione. Pilihanmu benar kok. Terus saja berdansa dengan Krum biar dia panas sendiri," ucapku asal-asalan.

Tentu saja sebagai wanita aku ikut merasa kesal. Harry memilih diam, dia tidak membela siapa-siapa, yah, aku tidak menyalahkannya juga sih. Ron kan juga teman laki-laki terbaik baginya.

Angin berhembus menerpa wajah kami, menerbangkan helai rambut, dan masuk melalui celah-celah pakaian. Memberikan sensasi menggigil yang unik—bagiku. Membuatku teringat pada... ular sialan. Baru kali ini aku merasa musim dingin di Hogwarts terasa begitu bermakna. 

 Aku, Hermione, dan Harry sedang berada di koridor terbuka menuju luar. Masih pagi, dan masih sepi. 

Hermione memasang muka serius dan tiba-tiba saja memegang bahu Harry. membuatku tersentak. "Harry, kau bilang padaku kau telah mengerti soal telur-telur itu berminggu-minggu lalu!"

Harry mendengus, "Tugas itu akan dilaksanakan dua hari lagi,"

"Benarkah? Aku tak punya ide soal itu," ujar Hermione.

Biasanya Hermione memiliki ide-ide yang unik dan kreatif.
Oke, aku merasa hanya aku yang paling tidak mengerti pembicaraan ini. Selain ketinggalan pelajaran, aku juga ketinggalan obrolan yang penting.

"Aku kira Viktor sudah menemukan cara menangani telur itu,"

Hermione tampak salah tingkah, "Sesungguhnya kami tak pernah benar-benar berbincang. Viktor tipe makhluk fisik. Maksudku, ia tak banyak bicara. Biasanya dia melihatku belajar, mengganggu sebenarnya."

"Aku sangat gemas dengan itu semua," keluhku bercanda. Harry hanya cengengesan.

"Kau sedang berusaha mencari petunjuk dari telur itu kan?" tanya Hermione mengalihkan pembicaraan.

Harry mengernyit "Memang apa maksudnya?"

"Maksudnya, tugas-tugas ini dirancang untuk mengujimu dengan cara yang brutal. Ujian itu nyaris kejam. Jujur saja Harry," aku menepuk lengan Harry, "Aku mengkhawatirkanmu,"

Hermione juga memasang wajah cemas, "Kau bisa melewati naga itu karena ketenanganmu. Aku tak yakin itu cukup kali ini—"

"Hei Potter!"

Suara itu, aku hafal sekali. Dan anehnya Harry malah mencoba berlalu. Aku dan Hermione berpandangan, 'kenapa sih Harry?'

"Hei Potter!" suara itu memanggil Harry sekali lagi disertai derap langkah,

Harry bergumam lirih, "Cedric,"

Cedric berdiri dengan canggung di belakang Harry, "Bagaimana...? Bagaimana kabarmu?"

Cedric, tidakkah kau tahu kabar Harry setelah dia melihatmu dengan Cho berdansa? Masa hal seperti itu saja harus butuh bertanya?

Mata Harry bergerak-gerak memandang kami bergantian, "Spectacular,"

"Aku menyadari belum pernah berterimakasih padamu karena telah memberi tahuku soal naga itu,"

"Lupakan saja. Aku yakin kau akan melakukan hal yang sama jika jadi aku," Harry terlihat ingin segera menyudahi pembicaraan.

REASON ✔ [Draco Malfoy x Reader]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα