Gabriel kelimpungan, pemuda itu mengisyaratkan kepada Nata untuk segera meninggalkan ruangan untuk sementara, Mikaela benar benar tidak terkendali.

Farah menepuk punggung Nata pelan, mengajak pemuda itu keluar agar Mikaela diperiksa oleh Dokter.

Nata perlahan mundur, menatap Mikaela yang histeris dengan tidak rela. Langkahnya berat menuju pintu dengan hati yang seperti di tusuk jarum bertubi tubi.

"Dudul disini, Lo udah makan?" Farah menatap Nata yang duduk disampingnya.

Pemuda itu mengangguk pelan, menatap sepatunya yang menapak di lantai rumah sakit dengan sendu. Pemuda itu bingung, cemas dan sedih melihat Mikaela, perempuan itu tidak mau bertatapan bahkan tega mengusirnya. Nata merasa penolakan Mikaela membuat perasaannya hancur.

"Jangan sedih gitu, siapa tau dia begitu karena efek gak sadar beberapa hari" Farah mencoba menghibur. Perempuan itu mengeluarkan beberapa barang dari dalam tas, Nata mengamati pergerakan Farah dalam diam.

"Gue tadi dari rumah Ella sebelum kesini. Mau ambil baju baju Ella sama Abangnya. Terus bawa buku harian Ella juga, karna dia suka bawa bawa nih buku" Jelas Farah menunjukkan sebuah buku persegi bersampul coklat susu, dengan bunga matahari di tengahnya.

Nata membantu Farah mengeluarkan barang, perempuan itu tampak sibuk dan repot sendiri. "Banyak banget barangnya" Nata menggelengkan kepala

Farah mengangguk, "Abangnya Mikaela katanua mau berangkat kerja dari sinj, gue bawa semua dari baju kerja sampe baju tidur!" Jelas Farah membuat Nata menatap Farah curiga.

"Lo pacaran sama Abangnya Mikaela?"

Gerakan Farah terhenti, menatap Nata terkejut dan memicingkan matanya "Sok tau Lo!"

Nata tertawa, pemuda itu menatap Farah dengan ekor matanya dan tersenyum miring "Tau lah, gue gak bego kali"

Farah mendengus dan mengomel, setelah barang barangnya rapi, perempuan itu menatap Nata sambil melotot "Diem Lo!"

"Hahaha, tukang kibul mau coba Lo kibulin! Mana bisa!"

Farah berdecak pelan dan menyahut sinis, "Jangan bilang bilang Mikaela!"

Nata terkejut, "Jadi beneran?"

"Hm"

"Hahaha kenapa Mikaela gak boleh tau?"

Farah mengangkat bahu "Gak nyaman aja, gue sama dia tuh deket banget. Takut anaknya menjauh dari gue kalau tau gue sama Abangnya.. itu"

Nata mengangguk menurut, pemuda itu maklum dengan posisi Farah dan memilih bungkam, namun satu pertanyaan menggelitik Nata "Mikaela gak tau? Gue yang sekali lihat aja tau loh"

Farah mendesah pelan, "Mikaela itu,, mudah di kibulin! Dia di bego begoin aja gak sadar! Terlalu naif dan polos. Jangan heran Abangnya jagain dia terus, takut kenapa kenapa" Perempuan itu menjelaskan.

Nata kembali terdiam, sangat setuju kalau Mikaela memang tipe perempuan lembut yang mudah tersakiti.

Pintu terbuka, Gabriel keluar dari ruangan Mikaela dan memanggil Farah membuat perempuan itu mengangkat semua baranh bawaannya dan meninggalkan Nata disana. "Gue kesana dulu ya"

Tuk

Karena banyaknya barang yang dibawa Farah, perempuan itu menjatuhkan buku harian berwarna cokelat susu milik Mikaela. Nata yang melihatnya pun mengambil buku itu dan membawanya duduk di ruang tunggu.

Merasa tertarik dengan buku berwarna cokelat itu, Nata membuka buku harian tersebut dan membolak balik halamannya perlahan, tanpa membaca isinya.

Ternyata Mikaela mempunyai tulisan yang lucu, rapi dan kecil kecil. Kembali membalik lembaran buku tersebut, Nata terkejut karena mendapati fotonya tertempel di halaman buku harian itu.

I'm a MessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang