43 Reinarka

1.1K 48 18
                                    


Pagi ini entah mengapa Reina tersenyum lebar bahkan menyapa beberapa orang yang berada di Koridor, alasan Reina tersenyum hanya Reina yang tahu.

Bahkan saking senangnya Reina yang kemarin mencak-mencak tidak jelas dengan Kenzie bahkan menyapanya. "Selamat pagi" ucap Reina kemudian berlalu masuk ke kelasnya.

Kenzie mengikuti Reina masuk kelas dan duduk di samping Reina. "Pagi sayang" balas Kenzie.

Reina masih tersenyum lebar membuat beberapa teman kelasnya berpikir jika dua orang yang tadinya tidak akur itu benar-benar menjadi sepasang kekasih. "Rei beneran jadian sama Kenzie? " tanya salah satu teman kelas Reina.

Reina hanya membalas dengan senyum nya yang semakin lebar.

Reina mengalihkan wajahnya ke arah Kenzie yang menatapnya dengan intens. Reina tersenyum semakin lebar, kupu-kupu di perutnya sudah berontak ingin keluar.

"Huaaaa" Reina sudah tidak bisa menahan rasa bahagia yang membuncah.

Semua teman kelasnya menatap dengan heran tak terkecuali Kenzie "Kamu kenapa? "

Reina meremas tangannya sendiri "Bunda Rei seneng banget" Ucap Reina pelan.

Kenzie semakin mengerutkan keningnya, alih-alih mendapat jawaban Reina, Kenzie malah mendapat kejutan dari Reina.

"Gue dilamar!! " Pekik Reina senang.

Kenzie membatu saat jari manis Reina tersemat cincin.

Beberapa orang yang mendengar menatap histeris Reina "Eh guys ijinin ya?! gue ahhh kalian pasti paham"

Reina memutuskan untuk membolos demi kelangsungan hidupnya, Kenzie terdiam cukup lama hingga tepukan di bahunya menyadarkan dari dunianya.

Kenzie bergegas meninggalkan kelasnya, mencari sosok gadis yang berani merobohkan hati bekunya tanpa bertanggung jawab menemaninya.

"REINA!! " Teriak Kenzie seperti orang kesetanan.

Pikiran Kenzie hanya Reina, jika gadis itu ketemu, Kenzie bersumpah akan menjadikan gadis itu miliknya.

Sedangkan sosok gadis yang dicarinya sedang bersama Zaflan "Lo liat Rei? "

Reina gemeteran sendiri "G-gue harus gimana Zaf? " Lirih Reina.

"Ikut gue dan balik sama Arka" Reina menggelengkan kepalanya pelan, bukan tidak ingin menemani Arka untuk sembuh, Reina belum bisa untuk bertemu dengan Arka.

"Seenggaknya lo jauh sama Kenzie, gue juga gak maksa buat lo ketemu Arka yang terpenting lo selalu deket walaupun cuma satu kota" Jelas Zaflan panjang.

"Lo harus janji buat gak maksa gue ketemu sama Arka" Pinta Reina.

Zaflan mengangguk lalu merengkuh tubuh Reina yang semakin kurus "Gue janji"

Sebelum mereka benar-benar meninggalkan negara ini, Reina akan menampakkan diri di hadapan kedua orang tuanya dan meminta izin kembali. Mungkin ini adalah keputusan yang sebenarnya, ingin dipaksakan untuk menjauh dari Arka menang tidak bisa.

Karena takdirnya adalah Arka.

Di satu sisi, Kenzie berlari di area kost Reina mencari setiap sudut tempat yang Reina kunjungi. Hatinya kembali membeku karena tingkah Reina.

"Apapun caranya, gue bakal nemuin lo. Karena lo milik gue" Ucapnya dingin.

Reina dan Zaflan mendengar setiap kata yang keluar dari bibir Kenzie. Mereka tidak percaya jika Kenzie bisa menemukan mataharinya secepat itu, itu bukan salah Reina atau Kenzie tapi memang takdir yang mempertemukan mereka.

"Dia bukan milik lo, Reina udah jadi milik orang lain. Seharusnya lo sadar Ken" Ucap Zaflan menyadarkan.

"Gue bisa rebut dia" Balasnya sengit.

Zaflan terkekeh kecil "Takdir lo sama Reina cuma buat jadi temen dan cairin sisi dingin buat seseorang yang udah suka sama lo dari dulu"

Kenzie terdiam "Lo liat sekitar, peka Ken. Lo terlalu dibutakan sama obsesi lo buat Reina" Sambung Zaflan.

Reina menggigit kukunya kuat, berharap ucapan Zaflan menyadarkan Kenzie.

"Gue cinta sama Reina"

Pupus sudah harapan Reina, jika begini dirinya akan turun tangan.

"G-gue gak cinta sama lo" Ucap Reina terbata.

Kenzie tersentak kaget tapi senyum miring terbit di bibirnya "Ulangi tanpa keraguan dan tatap gue Rei"

Tubuh Reina bergetar menahan tangisan, kepalan tangannya menguat hingga kukunya memutih. Perlahan mata Reina menatap penuh kebencian Kenzie tapi mulutnya masih terkunci rapat.

Lo bisa Rei! lo pasti bisa! batin Reina memberi semangat.

"Gue gak cinta sama lo! gue udah ada seseorang yang bisa ngertiin gue dan perjuangin gue dari dulu. Hati gue udah ada yang punya Ken" Ucap Reina menggebu.

Kenzie terkekeh miris. Mentertawakan hidupnya yang tidak pernah beruntung.

"Gue dateng di hidup lo cuma sebagai teman kesepian lo, please lo ngertiin gue" Ucap Reina lirih.

Kenzie terdiam membisu melihat Reina yang memohon padanya.

"T-tapi R-rein g-gue c-cinta sama lo" Ucap Kenzie terbata.

Kaki Reina melangkah mendekati Kenzie yang akan limbung, menunjuk dada Kenzie dengan senyum khasnya.

"Simpan perasaan itu disini, dan biarin rasa itu ilang sendirinya, gue minta sama lo. Ikhlasin gue" Ucapnya sambil tersenyum.

Kenzie menatap mata indah Reina, mata yang menjadi sumber kehidupan beberapa hari ini. Tapi, mata itu bukan miliknya, mata itu milik sosok orang terdahulu yang memperjuangkan Reina sebelum dirinya.

Takdir seolah mempermainkan dirinya untuk bertemu Reina disaat gadis itu sudah dimiliki orang lain.

"Gue pamit Ken, jaga diri lo"

Reina melangkah meninggalkan Kenzie bersama Zaflan yang menyeret koper milik Reina.

"Kisah lo baru dimulai Ken! " Kata-kata terakhir Zaflan untuk Kenzie yang masih setia menatap punggung Reina.































Maaf ya ehee:) gatau ini nyambung apa engga tapi semoga iya

REINARKA ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora