1.3 [ Revisi ]

2.8K 351 12
                                    


Selamat membaca🙏.

Aku harap kalian menyukainya ✨.

°
°
°
°
°
❤❤❤❤

Rosé mengernyitkan matanya yang mulai pegal karena terus terpejam. Gadis itu membuka sebelah matanya untuk memastikan bahwa dia dalam kondisi aman. Rosé baru saja selesai melakukan pemeriksaan bersama seorang dokter yang entah tahu atau tidak kalau dia sebenarnya hanya pura-pura pingsan. Gadis itu berbaring sendiri di salah satu kamar ruang gawat darurat dengan tirai berwarna biru yang melingkupinya.

"Aigoo– acting seperti ini ternyata sulit juga." Gumam
Rosé yang sambil melompat turun dari ranjang pasien. Dia mendongak - kan kepalanya dari tirai, mencari keberadaan Jungkook. Dan tepat sekali, Jungkook baru saja masuk ke dalam ruangan gawat darurat untuk menghampirinya. Masih terlihat sisa kepanikan di wajah pria itu.

"Sssttt... Jungkook–ssi." Rosé melambai - lambaikan tangan sambil memanggil Jungkook.

"Rosé–ssi."

Jungkook melihat gadis itu sudah sadar langsung menghampirinya. Mereka berdua masuk ke dalam tirai.

"Kau terlihat baik-baik saja. Jangan-jangan..." Jungkook langsung mengubah ekspresinya. Pria itu berdecak ketika melihat cengiran lebar tertarik di bibir Rosé. Gadis itu benar-benar keterlaluan.

"Aku tidak punya pilihan. Somi sepertinya sangat menginginkan pernikahan kita. Lalu, aku juga tidak tahan melihat pertengkaran kalian di depan umum."

"Ya Tuhan." Jungkook hanya bisa menghela napas panjang.

"Baiklah, kau bebas melakukan apa pun
" Ujar pria itu pasrah.

Saat sedang mengobrol tiba-tiba suara Somi terdengar mendekat. Rosé langsung menjatuhkan tubuhnya ke ranjang pasien dan menampakkan wajah teraniaya. Dia bersikap seperti orang sakit.

"Eonni–ya, kau sudah sadar?" Tanya Somi menyadari Chaeyoung sudah bangun dari pingsan diadakannya.

"Em... masih sedikit pusing." Jawab Rosé dengan suara lemah. Gadis itu kemudian bangkit dari berbaring sambil memegangi kepalanya. Dia terlihat seperti Tae - Oh yang beracting sakit.

"Dokter bilang kau hanya kelelahan. Mungkin juga stres banyak pikiran. Eonni sudah boleh pulang, tadi aku sudah mengambil vitaminnya." Ujar Somi.

"Iya, ayo kita pulang. Sebenarnya aku tidak suka suasana rumah sakit." Jawab Rosé sambil menurunkan kedua kalinya. Dia sudah bersiap-siap turun saat Somi menghampirinya untuk membohongi tubuhnya.

"Oppa, siapkan mobilnya. Aku dan Eonni akan menunggu di lob.i" Somi menginstruksikan.

Jungkook menganggukan kepala dan bergegas keluar mendahului mereka. Pria itu meninggalkan Somi dan Rosé yang berjalan pelan keluar dari unit gawat darurat.

Rosé terlihat bingung mau membicarakan apa. Dasi itu masih terdiam dengan sebelah tangan yang dituntun Somi. Wajahnya masih meringis dan tenaganya juga lemah sekali

Karena sejak tadi Somi tidak berbicara apa-apa, Rosé mereka heran sebelumnya gadis itu terlihat panik sekali. Diam-diam, Rosé melirik wajah Somi. Tidak ada ekspresi apa pun. Gadis itu menuntunnya menuju lobi.

"Eonni–ya."

Rosé yang menunggu suara Somi agak terkejut saat gadis itu memanggilnya. Dia menengok, memperhatikan wajah calon adik iparnya itu dengan bingung.

"Kau....," Kali ini terlihat ada raut kekecewaan di sana. ".... Sebenarnya tidak hamil, 'kan?"

Satu tembakan keluar dari mulut Somi, tepat mengenai kepala Rosé.

Marriageable ✔Место, где живут истории. Откройте их для себя