0.6 [ Revisi ]

3.7K 489 21
                                    

Happy Reading🙏.

I Hope You Like This Story.






"Nenek ku adalah seorang seniman kaligrafi. Hobinya mengumpulkan barang-barang antik. Semenjak Kakek meninggal, nenek ku yang memegang jabatan tertinggi di perusahaan. Dia hanya memiliki satu anak perempuan, yaitu ibuku. Kami tinggal bersama di rumah ini, sampai aku lulus sekolah dasar, dan kedua orang tua ku pindah ke Australia. Ayahku adalah warga negara Australia. Dia memiliki perusahaan yang bergerak di bidang teknologi yang ada di sana. Nenek tidak membiarkan ku ikut bersama kedua orang tuaku tinggal di Australia. Tapi ayah dan ibuku rutin datang ke setiap acara yang di adakan disini. Bisa satu bulan sekali atau dua bulan sekali."

Rosé menceritakan tentang keluarganya pada Jungkook. Dia mulai terbuka pada pria itu. Meskipun pertemuan mereka belum terhitung penuh dua hari, rasanya Rosé sudah nyaman sekali mengobrol dengannya.

"Kau sudah lulus kuliah? Kau punya adik atau kakak? Apakah hubunganmu dengan nenek mu baik-baik saja? Sepertinya kau sangat takut padanya. Apakan rumah ini penuh dengan segala peraturan yang mengikat?"

Jungkook menghujani Rosé pertanyaan yang ada di kepalanya. Pria itu sangat berminat mencari tahu segala hal tentang Rosé. Dia sama sekali tidak menyangka gadis itu memiliki keluarga yang luar biasa.

"Aku lulusan Fakultas Seni. Saat ini aku bekerja di perusahaan nenekku yang juga bergerak di bidang kesenian tradisional. Tapi, aku tidak dihitung sebagai karyawan di sana. Aku bisa datang ke kantor sesuka hati dan memilih apa yang ingin aku kerjakan di sana. Aku punya adik laki-laki yang baru lulus SMA. Dia tinggal bersama kedua orang tua ku di Australia. Nenek sangat menyayangiku. Aku tahu itu. Meskipun kadang aku tidak tahan dengan segala peraturannya."

Entah kenapa, Rosé senang sekali ketika Jungkook ini gin mendengarkan ceritanya. Pria itu penasaran tentang kehidupannya. Setelah menceritakan tentang dirinya, Rosé juga ingin tahu lebih mengenai Jungkook dan juga keluarganya.

Rosé mendongakkan kepala, melirik pintu yang menghubungkan lorong ruang kerja neneknya dan ruang tamu. Gadis itu harus menunggu di sana untuk bisa mengobrol dengan neneknya. Dia tidak boleh menerobos masuk atau mengetuk pintu ruang kerja neneknya secara langsung.

Itu peraturannya sejak dulu. Hanya ada satu orang yang boleh mengetuk pintu ruang kerja neneknya, yaitu Bibi Hwang. Wanita lima puluh tahunan itu yang mengurusi segala hal tentang Nenek, termasuk siapa saja yang ingin bertemu dengan nya.

Sejak tadi, selain melontarkan banyak pertanyaan untuk Rosé, Jungkook juga sibuk mengamati seisi ruang tamu. Meskipun tinggal di pusat kota Seoul dengan lingkungan mewah di Gangnam, Jungkook benar-benar merasa takjub dengan rumah mewah milik keluarga Rosé itu.

Dia mulai memikirkan hal-hal nyeleneh, bagaimana kalau dia berhasil menikahi Rosé dan menjadi bagian keluarga itu? Atau menjadi ahli waris dari seluruh harta kekayaannya.

Ah, ngomong-ngomong soal pernikahan, apakah Rosé adalah sosok gadis ideal untuknya? Kedua orang tua Jungkook selalu mementingkan masalah umur. Dia tidak boleh menikahi perempuan yang jauh lebih tua darinya atau jauh lebih muda darinya. Kedua orang tua Jungkook sudah menentukan shio apa saja yang di perbolehkan untuk istri Jungkook nanti.

"Oh iya, kalau boleh tahu, berapa umurmu?" Jungkook memberanikan diri.

Dia tahu menanyakan hal itu adalah suatu yang tidak sopan. Lantas kenapa dia menanyakannya? Memangnya dia ingin memperistri gadis ini atau apa?

Marriageable ✔Where stories live. Discover now