16. Coming home, but?

2.5K 428 10
                                    

Enjoy kuy.

Kini posisinya Jiyong sedang memeluk Jisoo dengan dua pisau tajam yang menancap di punggungnya. Tepatnya Jiyong melindungi Jisoo yang akan ditusuk oleh orang tak dikenal. Karena posisi Jiyong dan Jisoo yang berhadapan, Jiyong bisa melihat orang yang memakai topi dan masker serba hitam itu tengan mengeluarkan pisau dan diarahkan ke arah Jisoo. Jadi ia segera memutar tubuhnya dan melindungi Jisoo.

Tubuh Jiyong ambruk dan refleks tangan Jisoo menahannya. Ia tidak sengaja menyentuh pisau yang menancap itu. Jisoo pun kaget karena tidak tau kejadian yang sebenarnya seperti apa. Tubuh Jisoo pun gemetaran melihat itu.

"Jisoo, tolong jaga Jennie untukku." Kata Jiyong pelan sambil meringis kesakitan.

"CEPAT KESINI BODOH! CEPAT!" Karena panik Jisoo segera memanggil ketiga temannya.

Mereka bertiga pun segera sadar dari lamunannya. Lisa segera melajukan mobilnya mendekat ke arah Jisoo.

"CEPAT KEJAR ORANG ITU! LISA ANTARKAN AKU KE RUMAH SAKIT TERDEKAT!" Panik Jisoo.

Wendy dan Seulgi pun berlari mencari orang yang menusuk appa Jennie. Dan Lisa segera membantu Jisoo untuk memasukkan Jiyong ke mobil.

"Ji-Jisoo, kau mau berjanji padaku kan untuk me-melindungi Jennie." Rasanya Jiyong sudah tidak mampu untuk berkata lagi.

Jisoo tidak peduli dengan apa yang dikatakan Jiyong, ia menoleh ke kanan ke kiri untuk mencari rumah sakit terdekat.

"Jisoo, uhuk, tolong jaga Jennie." Ucap Jiyong semakin melemah. Setelah mengatakan itu mata Jiyong tertutup.

"LISA CEPAT BODOH! KENAPA KAU TIDAK BISA MENEMUKAN RUMAH SAKIT SIH! BUKANKAH INI TANAH KELAHIRANMU HAH!" Jisoo sudah tidak bisa mengontrol emosinya lagi karena melihat appa Jennie yang sudah tidak sadarkan diri.

Lisa tidak menjawab. Ia sebenarnya tau lokasi rumah sakit terdekat. Lisa diam karena dia fokus menyetir dengan kecepatan 280km/jam. Lisa cukup sadar ia sedang membawa tiga nyawa.

"Bertahanlah tolong." Batin Jisoo.

20 menit tadi ia sungguh membencinya, tapi kini berbeda 360°.

"Disaat aku ingin membunuhmu kenapa kau menyelamatkanku?"

"Unni, sudah sampai." Ucapan Lisa membuyarkan lamunan Jisoo.

Mereka segera turun dan memanggil perawat rumah sakit.

Jisoo dan Lisa duduk di ruang tunggu dengan perasaan kalut. Ponsel Lisa berdering menampilkan panggilan dari Wendy.

"Yeobseo?"

"Lisa, berikan pada Jisoo."

Lisa memberikan ponselnya.

"Halo Wen, kau sudah menangkapnya kan?"

"Sudah, tapi dia tidak mau mengaku. Padahal kita sudah memukulinya."

"Apa tidak ada yang bisa kau selidiki dari dia?"

"Tidak, aku sudah memeriksanya. Tidak ada tanda pengenal. Dia juga orang asli Thailand."

"Sial. Bunuh saja dia!"

"Ini baru akan kulakukan, shareloc dimana posisimu sekarang. Setelah selesai dengan sampah ini aku akan kesana."

"Hm."

Jisoo segera mematikan panggilannya. Bersamaan itu dokter yang memeriksa appa Jennie keluar.

The Truth Untold (Jensoo) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang