Dua Puluh Delapan

9.3K 481 71
                                    

Naruto berdiri dengan kepala tertunduk, sudah lebih dari 1 jam dirinya berdiri disana, di depan gerbang hitam kokoh rumah mewah milik keluarga Hyuga.
Naruto mendengkap tubuhnya sendiri yang basah karna ulah rintikan deras hujan yang saat itu tengah mengguyur kota Tokyo.

Kreet......

Suara gerbang tebuka mengalihkan pandangannya kembali ke depan, dapat ia lihat tepat dihadapkannya tengah berdiri seorang gadis dengan sebuah payung hijau di tangannya. Payung itu cukup besar untuk menghalangi rintikan hujan agar tidak terlalu mengguyur tubuh mereka berdua.

"Sayang?"Naruto tersenyum, tangan tan yang kini terlihat sedikit pucat karna terlalu lama kedinginan menindih pipi Hinata.

Hinata memalingkan wajah nya kesamping, membuat sentuhan tangan dingin Naruto terlepas dari pipinya "Pulang lah Naruto."Suara Hinata terkesan dingin, tapi Naruto juga dapat mendengar ada nada bergetar di sana.

"Nat dengerin aku, please." Naruto menggenggam erat pergelangan tangan Hinata.

"Di rumah ada bang Neji, lo ga mau kan ditonjokin lagi sama dia?"Hinata melepaskan genggaman Naruto dan berlalu dari sana.

Greep...

Payung hijau yang sedari tadi Hinata genggam terjatuh tepat saat Naruto tiba-tiba saja memeluk dirinya. Hinata dapat merasakan tangan Naruto yang melingkar pada tubuhnya bergetar hebat, entah karna kedinginan atau menahan tangis.

"Maafkan aku....."

Naruto bicara dengan sedikit terisak.

"Terserah jika kau tidak mau mendengarkan aku, terserah jika kau menganggap aku ini selingkuh atau apapun itu, anggap saja iya!!, aku sudah tak mengerti harus bicara apa lagi." Naruto semakin mengeratkan dekapannya.

"Maafkan aku....."

"Tolong jangan akhiri hubungan kita, aku tidak akan melakukan itu lagi, aku janji. Aku tidak akan dekat-dekat dengan gadis yang tidak kamu kenal lagi. "

"Aku bahkan akan berhenti dari dunia modelling, aku janji."

"Aku menyayangimu, sungguh...."

"Naruto.... "
Hinata ikut terisak kecil, ia mengangkat tangan Naruto agar melepas dekapannya, membalikan tubuhnya kebelakang menghadap Naruto. Nata lalu memindahkan tangan pucat Naruto agar kembali menyentuh pipinya.

"Naruto..... " Hinata tersenyum kecil, dan disaat yang sama tangisnya pecah.

"baka!" Hinata memukul-mukul dada bidang Naruto, tidak terlalu keras, Hinata hanya ingin melampiaskan kekesalannya.

"Harusnya kau marah... Kenapa kau malah meminta maaf seperti ini, membuatku seperti orang jahat saja.... Hiks.... Hiks.... "

Ujung bibir Naruto sedikit terangkat, ia tak mempedulikan Hinata yang tak henti-hentinya memukuli dadanya.
Naruto kembali mendekap tubuh Hinata tepat saat dirinya berhenti memukuli dada Naruto.

"Perih bagiku Menahan marahku,
Tapi ku akan lakukan Bahkan lebih dari itu. Aku yang minta maaf walau kau yang salah, Aku kan menahan walau kau ingin pisah.
Karna kamu penting, Lebih penting
Dari semua yang ku punya..... "

"Aku mencintaimu, Hinata."Kalimat panjang yang Naruto ucapkan begitu pelan, bahkan terdengar seperti bisikan pada telinga kecil Hinata.

" Hiks...dasar.... Kalau sudah gini mana bisa aku marah lagi. "

Naruto tak mengindahkan ucapan Hinata, ia hanya semakin mempererat dekapannya sebagai jawaban.

.
.
.

Instagram NarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang