Lagi-lagi Jungkook mengerjapkan matanya, takjub dengan sekolah yang tidak begitu terkenal ini.

D-dan, apa itu?!

Jungkook sangat jelas dapat melihatnya walau secepat kilat. Pria pucat itu mengecup pipi Jimin sebelum akhirnya melambai untuk masuk kelas 3-F.

Jelek sekali selera Jimin sang ketua kelas, pikir Jungkook. Kenapa dia mau dengan berandal dengan peringkat kelas F?

"Cuekin, ya? Gak masalah kan gue gay? Sekolah ini gak kayak sekolah lain, sekolah ini gak biasa." Jimin mengusap pipinya yang tadi dikecup Yoongi.

Jungkook menggeleng ragu, lalu mengangguk dengan ragu juga. Tidak tahu harus jawab apa.

Sebenarnya Jungkook tidak masalah, hanya saja ia baru kali ini melihat dan berinteraksi langsung dengan orang-orang seperti Jimin. Pikir Jungkook, mereka tidak aneh, mereka sangat normal. Nakal, dramatis, dan saling mencintai dimasa SMA nya. Hanya saja, ini tidak biasa Jungkook temukan ditempat lain.

Mereka memasuki kelas yang isinya sibuk dengan masing-masing kegiatan. Normal. Sama seperti kelas di sekolah Jungkook yang lama.

"Gays!" Jimin menepuk papan tulis, seluruh siswa kelas memberi perhatian padanya. "Proposal kita udah ditangan Pak Mo, gue yakin dia bakal setuju sama idenya. Paling cuma berapa hal aja yang bakal dia komplain ato apalah."

Jimin melirik Jungkook yang diam mematung memperhatikan Jimin yang sedang mengomando kelas, tampak sangat keren, anehnya dia berpacaran dengan berandal macam Min Yoongi, kakak kelas mereka.

"Gays, ini--"

"Ketu, please lah ya. Yang gay lu doang, eh." salah satu siswa yang gestur tubuhnya tampak sedikit berandal juga seperti Yoongi, berbicara dengan wajah yang malas.

Sementara Jimin dan beberapa siswa hanya tertawa santai, seperti ini hal yang sudah biasa. "Ya ya ya, Ming-gay. Kek gak tau aja gue kalo kemaren lu nyium bibir Wonwoo dibelakang sekolah."

Dan alhasil, satu kelas pun ramai sorakan. Memojokkan dua siswa, satu yang berbicara pada Jimin tadi dan satunya yang duduk disebelah pria itu, tampaknya itu yang namanya Wonwoo.

"Nggak! Gua kagak nyium Wonwoo! Ngarang lu, anjeng!"

Setelah ucapan tersebut, pria yang Jungkook duga sebagai Wonwoo itu menatap pria yang mengelak telah menciumnya itu dengan tatapan tidak percaya, lalu membuang wajah saat pria disebelahnya memasang wajah bersalahnya dan membuat gestur meminta maaf.

Kelas pun ramai sorakan.

Namun saat Jimin kembali menepuk papan tulis, semua mulai diam. "Ini temen baru kita yang kemaren Pak Mo bilang." Jimin menunjuk Jungkook yang kini mengalihkan pandangan pada audiens.

Memperkenalkan diri, mendapat salam sapa yang ramah dan beberapa pertanyaan. Sangat normal, seperti perkenalan biasa yang sering terjadi.

"Nah, Jungkook. Lu duduk di pojok sana, ya." Jimin menunjuk meja kosong dekat pintu belakang, bersebelahan dengan pria yang kini memberi senyuman lebar dan membuat tonjolan besar yang manis pada kedua sisi pipinya.

Jungkook ragu, bukan ingin menolak karena tidak suka duduk dekat pria itu. Tapi, ia tertarik dengan meja kosong dipojok dekat jendela.

Tangannya menunjuk meja kosong dekat jendela, "Bukannya gak mau duduk sama dia, tapi apa boleh gua duduk disana saja?"

Tiba-tiba kelas ramai menjawab, "Nggak! Jangan!"

Jungkook tidak mengerti, "Kenapa?"

Belum ada yang berani menjawab, tapi Jimin menepuk bahu Jungkook dan berbisik padanya. "Meja itu udah ada yang punya."

Invisible Man [KookV]Where stories live. Discover now