(31) [pt.6] Office Mate

Start from the beginning
                                    

Daniel menampilkan senyumnya, ketika mendengar suara itu setelah beberapa detik lamanya, "Kau dimana? Kenapa lama sekali menjawab teleponku?" Tanya Daniel dengan nada senang.

"Mian.. aku ada keperluan. Ada apa?"

"Abeoji kembali menyuruhku ke perusahaan, dia juga akan memikirkan tentang hubungan kita~" ucap Daniel dengan senyuman lebar di bibirnya.

"Oh.. haha, baguslah.."

Daniel mengernyitkan dahinya bingung. Kenapa Seongwu tidak sebahagia di bayangannya? Kenapa rasanya jawaban Seongwu seperti dipaksakan?

"Sayang kau ada diㅡ"

"ㅡsudah dulu ya, aku harus pergi. Sampai jumpa.."

Pip

Sambungan dimatikan sepihak oleh Seongwu. Daniel mengernyit heran. Seongwu terdengar panik dan buru buru. Ada apa sebenarnya?

.
.
.
.

Pip

Seongwu meletakkan kembali ponselnya di atas meja kafe tersebut.

"Ma-maaf jadi mengganggumu, Jihoon-ssi.." ucap Seongwu pelan.

Jihoon tersenyum sekilas, "Daniel?" Tanya Jihoon dengan ekspresi yang sulit diartikan.

Seongwu sedikit kaku untuk menjawabnya, "iya.. Daniel. " jawab Seongwu dengan perasaan gugup.

Jihoon tersenyum tipis sambil menunduk dan meminum minumannya yang terletak di depannya. Seongwu juga meminum minumannya.

Seongwu diajak bertemu dengan Jihoon di sebuah kafe di Seoul. Seongwu juga tidak tahu apa maksud dari Jihoon yang tiba tiba ingin bertemu. Tidak mau menyinggung perasaan Jihoon, Seongwu setuju untuk bertemu di sebuah kafe sesuai dengan janji mereka.

"Seongwu-ssi.." panggil Jihoon.

Seongwu mendonggak setelah menunduk agak lama.

".. terima kasih." Ucap Jihoon pelan.

Seongwu hanya diam.

"Terima kasih sudah memperhatikan Daniel selama ini. Aku hanya memandang kau peduli kepada Daniel sebagai sekretaris tapi ternyata.. kalian sudah lama melebihi dari hubungan itu di belakangku.."

"Maaf jiㅡ"

"ㅡkau tidak perlu meminta maaf, Seongwu-ssi.. kau tidak salah. Aku yang salah. Aku masih sangat muda.. sehingga Daniel lebih memilihmu.." potong Jihoon sambil menahan tangisannya. Padahal ia benar benar mencintai Daniel, namun ia tidak percaya ini yang terjadi akhirnya.

Seongwu melihat pria mungil itu, matanya memerah menahan tangis. Seongwu menatap Jihoon iba.

Jihoon mengusap matanya yang sudah penuh dengan air mata disana. Ia tersenyum,

"Aku tahu ini tidak pantas kukatakan, namun aku ingin bilang bahwa kau pantas bahagia dengan Daniel. Aku rela bahkan aku sudah menerima bahwa kalian bersama."

Hati Seongwu semakin sakit mendengar ucapan Jihoon yang begitu dalam. Ia meraih jemari Jihoon yang tergeletak di atas meja. Ia menariknya dan mengelusnya,

"Jihoon-ssi.." Seongwu menatap Jihoon lembut. Pria mungil itu hanya menunduk dengan tangannya yang diusap oleh Seongwu.

Seongwu masih mengusap jemari itu.

"Hiks.. hiks.. euhuhu.." Jihoon menangis sambil menunduk. Ingin hati tidak terlihat lemah di depan Seongwu, namun semua sia sia. hatinya benar benar sakit untuk merelakan pria yang benar benar ia cintai begitu saja. Namun bagaimana lagi? Pria yang ia cintai itu bukan jodohnya. Ia mengaku kalah. Daniel bukan jangkauannya, ia tidak bisa memaksa siapapun untuk mempertahankan hubungannya dengan Daniel.

Secret Fantasy ✧°• [Ongniel]Where stories live. Discover now