Chapter 10

6 0 0
                                    

Biarkan aku halu untuk saat ini
Karna di masa depan mungkin aku tidak sempat untuk melakukan itu
Aku sedang sibuk untuk menata kehidupan yang indah dengan JODOHKU

***
        Mereka berhenti bermain dan menengok ke belakang.

"Top,top. Kita gak salah liat? Kok si bapak 'leupeut' ada di depan kita. Harusnya dia ada di kuburan yah? Napa dia disini? Top? Top?"

        Dia meraba orang di sebelahnya. Kok gak ada?-pikirnya. Dia membenarkan tali tasnya yang miring terlebih dahulu. Dia mulai menolehkan kepalanya ke kanan. Dia melihat Raffa telah jauh lari terpincang pincang dengan kaki sakitnya. Meninggalkannya dengan makhluk itu. Bisa di bayangkan wajah Raffa saat melihat makhluk sejenis itu?

"W..W...WOYY!!!"
Rasya segera berbalik,menghampiri motornya dan buru buru merogoh kunci. Lalu menjalankan motornya selaju Marc Marquez. Melupakan Rasa sakitnya tadi. Beberapa saat setelah ditinggal kabur, makhluk itu hilang entah kemana.

        Rasya masih menjalankan motornya dengan cepat. Melihat Raffa yang sedang berlari sekuat tenaga. Dia memelankan laju motornya itu.  Ketika di persimpangan jalan dia melihat Raffa masih lanjut berlari. Apakah dia tidak lelah dan bukannya kaki Raffa sedang sakit? Padahal sudah jauh dari daerah TKP. Rasya terkekeh melihatnya.

"Cristop,capek yah? Kok kakinya gak kelihatan sakit? Padahal Rasya yang nginjek gas nyut-nyutan nih."
Lengkap dengan nafas yang terengah-engah dan kaki pincangnya, Raffa mengangguk.

"Semangat yah olahraga malamnya. Semoga Cristop dapet dorprise."
Raffa berhenti saat sadar di sampingnya itu manusia alias Rasya. Dia langsung tepar dijalanan dengan keadaan terlentang. Mengatur nafas agar kembali normal.  Rasya turun dari motornya perlahan, berjalan dengan tergopoh gopoh sambil menyeret kaki yang sakitnya. Dengan the power of kepepet, allhamdulillah dia dapat menjalankan motornya dengan baik tadi. Dia membantu Raffa bangun dan membopongnya ke arah motor.

        Sesudah mendudukan Raffa. Dia segera naik ke motornya. Bodo amat dia di tilang. Bodo amat juga sama kaki sakitnya. Ini masalahnya untuk keselamatan jiwa, raga, dunia jagat raya beserta isinya. Intinya RASYA BELUM MENGABARI APAPUN PADA BUNDANYA. Tak peduli dengan Raffa yang belum siap, Rasya menjalankan motornya dengan kecepatan maksimal. Dia merasakan ada yang menarik rambutnya ke belakang.

"Cristop, jangan pegangan di rambut Rasya dong. Nyiksa nih! Pegangan di belakang jok aja! Ada penyangga tuh!" Teriak Rasya. Ujian apa coba ini? Di serempet mobil, lutut berdarah, kaki pincang, belum ganti baju apalagi makan, gerah pakek jas hujan, siap siap di marahi bunda, ditambah Raffa menarik rambutnya cuma untuk pegangan. Ya Alloh apa salah Rasya sampai diberi cobaan sedemikian rupa. Rasya jadi ingin menangis lagi. Tapi dia tidak bisa. Rasya tahu di situasi ini Rasya jangan mengeluarkan dulu air mata berharganya. Siapkan untuk menghadapi sang bunda, agar luluh tak memarahinya. Seringaiannya muncul.

        Biar saja Raffa yang di marahi. Buahahahahahahaha -batin Rasya tertawa. Di sini tiba tiba Rasya berubah menjadi ibu tiri yang jahat.

"Huh. Akhirnya Rasya udah sampai di istana alias rumah Rasya yang megah ini" -Rasya sombong mode on.

"Top,ayo turun. Udah sampe nih"
Keadaan hening. Tidak ada yang menjawab sahutan Rasya itu.

"Cristop."
Rasya menepuk pundak Raffa. Posisinya saat ini Raffa menyandarkan kepalanya pada punggung Rasya. Matanya terpejam. Rasya berbalik. Ada apa dengan Raffa? Rasya menepuk pelan kedua pipi Raffa. Tetapi Raffa tidak bangun juga. Rasa khawatir semakin memuncak. Rasya sudah mengeluarkan air bening di matanya.

"Cristop,bangun woy!!.hiks.WOYY!!ORANG RUMAH .hiks.KELUAR!INI CRISTOP.hiks. GAK MAU BANGUN.TOLONGIN RASYA WOYYY!!"
Semua yang mendengar teriakan menggelegar Rasya dengan cepat keluar. Tetangga dan tentunya keluarga Rasya keluar dari rumah. Melihat Rasya dan Raffa yang masih di motor. Rasya terlihat menahan tubuh Raffa agar tidak jatuh dari motor.

"RAFFAAAA." Teriak mereka bersamaan. Mereka menghampiri Rasya dan Raffa serta membantu mengangkat Raffa masuk ke rumah.

"Kenapa ini bisa terjadi, Ras?" Tanya bunda Nurul. Dia tadinya ingin memarahi anaknya itu saat mendengar teriakan Rasya tetapi saat melihat keadaan Raffa dia menunda terlebih dahulu Ceramah nya itu.

"Gak tahu Bun, .hiks. tadi Raffa gak papa kok. hiks. Malah dia sehat wal'afiat." Jawab Rasya sesenggukan.

        Dia tidak bisa menahan tangisnya itu. Walau sudah dicoba dia tidak bisa. Rasya tidak tahan melihat sahabatnya sakit.

"Panggil Adlen ke sini. Cepat!" Perintah ayah Adi. Buru buru Agung mengeluarkan handphonenya dan mendial nomor omnya itu.

        Saat telpon telah tersambung. Tanpa mengucapkan salam Agung langsung menyambar.

"Om cepet kesini adik ipar-eh maksudnya Raffa sakit. Dia datang datang ke rumah dalam keadaan pingsan. Tolong ke sini om. Cepetan yah. GPL."

Hachimmm...

        Semua orang mengalihkan pandangannya ke Rasya yang terlihat pucat dengan hidung memerah. Dia masih mengenakan jas hujan pinknya itu. Keadaannya sangat acak acakan.

"Hehehehehe" Rasya menutup matanya perlahan melemas dan badannya melemah ke samping kanan. Untung Agung dengan refleks menahan tubuh keduanya agar tidak terjatuh. Berat sih. Tapi dia kuat kok. Jangan remehkan Agung. Gini gini juga Agung sering nge-gym loh.

"RASYAAAAA." Seluruh keluarga kompak menyahutkan nama Rasya bersamaan.

Sementara di ujung sana seseorang yang sibuk bertelepon sedang memasang muka kejam melebihi psycho.
"Cari dia!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Syafa : freeze x warmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang