Lara dan ritual bodoh

45 4 14
                                    

Namanya Clara, panggilan akrabnya Lara.Blasteran indo-eropa.Gadis manis dengan manik biru secerah langit,berkilauan.Rambut coklat pirang bergelombangnya selalu dihiasi dengan pita-pita cantik.Tidak lebih tinggi dibanding diriku.Sopan santun,ramah dan rendah hati,.Sahabat kecilku yang kurindukan.

Sudah lama aku tidak melihatnya,sampai aku melupakannya.Mungkin hampir lima tahun.Karena aku harus kuliah di luar negeri.Dan sekarang aku telah pulang.

Semua barang-barangku yang ditumpuk di loteng,kini sedang diangkat keluar untuk kembali digunakan di kamarku yang sempat dipakai sanak saudara.Dan saat itulah ku temukan selembar foto lama yang mengingatkanku kepada Lara.

Di foto tersebut terlihat diriku yang diapit oleh kedua sahabatku,Lara dan Andi.Kami berpose narsis di depan kamera handphone Andi.Dengan latar belakang gapura pemakaman umum.Sungguh bukan suatu hal yang pantas ditiru.

Tapi,tidak masalah jika ku kenang kembali,kan?

Saat itu usia kami masih lima belas tahun,masa-masa kejahilan remaja memuncak.Aku,Lara, Andi dan beberapa teman sekelas lainnya sepakat untuk melakukan sebuah tantangan.Setelah lonceng pulang sekolah berbunyi,kami berlomba menuju rumah.Kebetulan sekali rumah kami bertiga berdekatan.

"Jadi nanti kamu benaran mau ikutan?",tanya Andi saat berjalan pulang kerumah.

"Ya jelaslah",balasku spontan.

"Hee...",ejeknya sambil memandangku rendah. "Kukira Senja si penakut tidak akan berani ikut,bahkan akan menangis bila mendengar tantangan 'permainan makam umum'".

Mendengar itu,spontan saja kutimpuk dia dengan botol minuman kuningku.Enak saja dia bilang kalau aku ini penakut.Sedangkan Lara hanya tertawa menatap kami berdua.Gadis ini memang jarang bicara,tapi senang tertawa.Kami berdiskusi sampai rumah kami terlihat.

Malamnya kami berkumpul di depan pemakaman umum.Bukan hanya teman sekelas kami saja,kulihat ada beberapa teman dari kelas lain yang ikutan.Aku membawa senter,lili,mancis,beberapa kembang, handphone dan lain-lain.Walaupun aku memakai jaket tebal,angin malam tetap berhasil menusuk kulitku.Tapi berbeda dengan Lara,dari tadi dia hanya memakai sweter putih bergambar kelinci favoritnya.Apa dia tidak merasa kedinginan?

"Tidak kok.Justru kamu yang terlihat kedinginan",jawabnya kalaku bertanya.

Yang lain sedang berunding siapa yang akan berpasangan dengan siapa.Aku,Lara dan Andi tadi siang sudah sepakat akan bersama.Walau aku yakin,dia tidak senang kalau bersama Lara.Entah kenapa,Andi selalu mengabaikan Lara jika gadis itu berbicara.Tapi,Lara tidak pernah marah dan kesal atas sikap Andi kepadanya.Gadis yang murah hati ya?

Setelah melakukan acara jabat tangan dengan yang lainnya,kami pun berpencar bersama kelompok masing-masing ke tempat yang telah dibagi sebelumnya.Sebelum itu,timku melakukan wefie dengan ponsel Andi.

Timku mendapat tempat di sebelah makam sebuah keluarga belanda yang 'katanya' mati karena di bunuh perampok.Mendengar itu,sudah membuatku merinding.Tapi aku tidak mau mundur.Aku tidak mau jadi bahan ejekan Andi.Untung saja Lara selalu membesarkan hatiku dan menggenggam tanganku.

Oke,ritual permainan makam umum dimulai !

Persis di sebelah makam mewah keluarga belanda kami duduk melingkar.Di tengah-tengah kami ada bermacam-macam benda.Ada lilin,mancis,dua batang lilin,sekantong penuh kembang tujuh rupa,semangkuk beras,silet,dan beberapa bungkus snack.

"Kenapa ada beberapa snack ?",kataku sambil mengamati beberapa bungkus besar snack yang dibawa Andi.

"Kepingin ngemil aja",jawabnya sambil menghidupkan lilin. "Oke persiapannya siap.Nah...Senja,kamu yang jaga lili ya ?"

Me and The Forgotten OneWhere stories live. Discover now