Pria Jung itu mengeluarkan ponselnya, dan kemudian menelepon seseorang. Suara sambungan telepon mulai terdengar.
" Hallo sayang. "

Winwin menoleh ketika mendengar Jaehyun menelepon seseorang. Ia menghela nafasnya pelan kemudiam kembali memalingkan wajahnya.

" Ya sayang ? "

" Aku merindukanmu. " Jaehyun terkekeh pelan. Rasanya ingin sekali ia menjalankan mobilnya ke apartmen milik kekasihnya itu. Sungguh dia sangat merindukan Taeyong, padahal baru tadi siang dia bertemu dengan kekasihnya itu.

" Wow, sepertinya aku sudah berhasil membuatmu tergila-gila kepadaku. "

" Ya, kau sudah berhasil membuatku tergila-gila kepadamu sayang. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu. "

" Aku juga mencintaimu. Kau sedang apa ? Sudah selesai bertanding basketnya ? Menang atau kalah ? Tapi aku yakin jika kapten Jung ku yang sangat tampan ini pasti akan memenangkan pertandingan dengan sangat mudah. "

" Aku sedang menyetir, sayang. Aku dan Winwin akan makan malam bersama sepupu kami. Tentu saja aku menang, karena kau lah penyemangatku. " Jaehyun tersenyum. Entah darimana dia belajar kata-kata manis itu, yang jelas dia tidak pernah berbicara manis kepada para mantan kekasihnya. Ini berbeda, Taeyong memang sangat berbeda.

" Kau sedang menyetir ? Aigoo, jangan menelepon. Bahaya sayang. Lebih baik sekarang kau tutup teleponnya dan fokus menyetir. Aku juga sekatang sedang menyiapkan makan malam untuk kakakku. "

" Baiklah, aku akan menutupnya. Sampaikan salamku untuk kakakmu ya. Oh iya sayang, besok pagi aku akan bertanding basket lagi dengan kampus lain. Bisakah kau menontonnya ? Aku ingin disemangati olehmu. "

" Tentu sayang, aku akan duduk manis untuk menonton pertandingan basketmu. Baiklah, aku tutup ya sayang teleponnya. Aku akan menyampaikan salammu kepada Sehun hyung. Hati-hati di jalan sayang. I love you. "

" I love you too, so much. " Senyuman masih saja merekah di wajah Jaehyun ketika dia menutup pembicaraanya dengan Taeyonng. Dia merasa bahagia, sangat-sangat bahagia. Dia kembali merasakan bagaimana indahnya mencintai dengan sepenuh hati. Dan ya, rasanya sangat menyenangkan. Dia sudah tidak sabar menunggu hari esok dan menunjukkan kepada semua orang yang ada di kampus jika Taeyong adalah miliknya. Dan tidak ada seorangpun yang bisa merebut Taeyong darinya.

" Tadi kekasihmu ? "

Jaehyun menoleh sebentar ke arah Winwin ketika pria manis itu bertanya kepadanya, ia kemudian tersenyum dan mengangguk, " Ya, tadi itu Taeyong, kekasihku. "

" Taeyong ? Jadi dia sudah resmi menjadi kekasihmu ? "

" Iya, sejak hari ini Taeyong resmi menjadi kekasihku. Aku minta maaf Winwin, aku... "

" Tidak apa-apa. Cinta itu tidak bisa dipaksakan Jaehyun. " Winwin tersenyum, ia mengusap lembut lengan Jaehyun. Dia berusaha kuat untuk tetap tegar, walaupun sebenarnya hatinya merasa benar-benar sangat sakit, 

" Kau hebat bisa mendapatkan seorang Lee Taeyong. Hampir semua orang mengagumi dan menyukainya. Selamat ya. " 

Jaehyun terdiam, tidak merespon ucapan Winwin. Dia hanya takut jika dia salah berbicara dan akan membuat hati Winwin semakin terluka. Dia sangat tahu jika senyuman yang Winwin tunjukkan saat ini adalah sebuah kepalsuan, Winwin berusaha kuat untuk tersenyum padahal hatinya terluka. Ya, dia sangat tahu akan hal itu. Tapi dia sama sekali tidak bisa berbuat apapun selain hanya terdiam. Sedangkan Winwin, ia langsung memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil. Dia kemudian menggigit bibirnya pelan, berusaha untuk menahan agar air matanya tidak keluar. Ini sakit, sangat sakit. 

Wrong NumberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang