Four

9.8K 1.5K 370
                                    

Happy Reading ❤❤

Suara alarm membangunkan Taeyong dari mimpi indahnya, ia membuka matanya perlahan dan mengerjapkannya berkali-kali. Setelah itu ia menggeliat pelan, semalam dia yakin jika dia mimpi sangat indah, tapi dia lupa. Tangannya kemudian menggapai ponselnya yang ada di meja samping tempat tidurnya, dia tersenyum, mengetikan pesan kepada seseorang.

 Tangannya kemudian menggapai ponselnya yang ada di meja samping tempat tidurnya, dia tersenyum, mengetikan pesan kepada seseorang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Taeyong memekik ketika membaca balasan pesan dari orang yang di seberang sana. Ia merasakan pipinya memanas. Dan entah mengapa dia merasakan jantungnya berdebar dengan sangat kencang. Senyuman mulai terlihat di wajah cantiknya. Dengan cepat dia mengetikan balasan pesan untuk teman barunya itu.

Ini gila, tapi sungguh dia sangat menyukai candaan teman barunya itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini gila, tapi sungguh dia sangat menyukai candaan teman barunya itu. Dia sama sekali tidak mengenal teman barunya, dia tidak tahu bagaimana wajah teman barunya itu, tapi dia sudah benar-benar sangat nyaman. Dan sialnya, teman barunya itu bisa membuatnya tersipu seperti ini hanya dengan sebuah pesan.

Ini gila.


~ Wrong Number ~

" Oke Lee Taeyong, sejak daritadi kau sibuk memperhatikan ponselmu itu. Bisakah kau fokus ke jalannya pertandingan ? Sebentar lagi akan segera dimulai. "

Ten menggerutu, ia menatap kepada sahabatnya itu dengan tatapan kesal. Dia sudah susah-susah membujuk rayu Taeyong untuk menemaninya menonton pertandingan basket, tapi ternayat Taeyong malah asyik memperhatikan ponselnya.

"

" Ten, dia tidak mengirimiku pesan. Apa harus selalu aku ya yang memulai ? " Taeyong berdecak kesal. Ia menghela nafasnya pelan ketika masih saja tidak ada pesan dari teman barunya itu. Sungguh daritadi dia menunggu pesan dari Jay, tapi sampai sekarang pun tidak ada pesan dari teman barunya itu.

Apa memang harus selalu dia yang memulai ?

Apa memang harus selalu dia yang memulai ?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Wrong NumberWhere stories live. Discover now