Three

10.9K 1.7K 393
                                    

Happy Reading ❤❤

Taeyong tidak bisa untuk tersenyum manis, ia memang mendengarkan semua curhatan Ten, tapi fikirannya entaah berada di mana. Lebih tepatnya kini dia sedang memikirkan teman barunya. Ya, walaupun mereka hanya berteman lewat ponsel tapi itu sudah membuatnya sangat senang. Berteman hanya lewat ponsel adalah hal yang terbaik untuknya.

Dia cukup menyadari jika dia dikaruniai wajah yang lebih dari cukup, bahkan mendekati sempurna. Dan dia sangat berterimakasih kepada Tuhan akan semua karunia itu. Itulah alasannya dia lebih memilih berteman lewat ponsel, dan tidak mengetahui wajah masing-masing. Dulu saat dia masih duduk di bangku sekolah, dia seringkali dimanfaatkan. Banyak sekali orang yang ingin berteman dengannya hanya karena ingin mencari popularitas, tidak tulus dari hati. Dan untungnya, dia mempunyai sahabat yang sangat baik seperti Ten, yang selalu ada untuknya dalam suka maupun duka.

Dia ingin mempunyai teman baru bukan karena dia ingin meninggalkan Ten sebagai sahabatnya, tidak bukan karena itu. Alasannya adalah karena dia rasa Ten berhak untuk mengurusi dirinya sendiri, Ten berhak mempunyai kekasih dan tidak selalu fokus kepada dirinya. Selama ini, Ten selalu mengesampingkan apapun agar bisa menemaninya, agar bisa menjaganya dan melindunginya. Dan bahkan Taeyong sendiri tahu, jika Ten berkali-kali harus mengesampingkan kemauannya demi memastikan jika dirinya aman dan terlindungi. Ten tahu tentang semua tangisnya, Ten tahu tentang bagaimana dia mengalami depresi dan trauma berat di masa lalu. Dan kini Taeyong merasa jika Ten harus mulai fokus kepada hidupnya sendiri, tanpa terus memikirkan Taeyong.

" Aigoo Taeyong, daritadi aku berbicara panjang lebar tapi sepertinya kau tidak mendengarkannya. Tsk, kau melamunkan apa sih ? " Ten berdecak kesal, ia menatap kepada sahabatnya itu.

" Tidak, tidak melamunkan apa-apa. Hehe.. "

Ten menghela nafasnya pelan, ia kemudian menatap ke jus jeruk yang ada di hadapannya, " Taeyongie, apa kau fikir aku bisa mendapatkan salah satu dari pangeran kampus ? Ya, aku tahu aku tidak bisa mendapatkan seorang Jung Jaehyun, karena sikapnya benar-benar seperti es, tidak tersentuh, tidak tergapai, bahkan membayangkan menjadi kekasihnya saja sudah merupakan hal yang absurd. Oleh karena itu, aku lebih berharap kepada Johnny dan Yuta sunbaenim, setidaknya sikap mereka lebih manusiawi. "

" Mengapa kau ingin sekali berpacaran dengan para pangeran kampus itu ? Dengarkan aku Ten, jangan pernah berhubungan dengan orang-orang populer. Kau akan banyak sakit hati. "

" Taeyongie, dengarkan ya. Jika aku berpacaran dengan salah satu pangeran kampus ini, image ku akan sangat bagus, harga diriku naik. Lalu, semua orang akan kagum kepadaku. Dan, aku akan merasa menjadi orang yang sangat beruntung. Semua orang akan iri padaku. "

" Tsk, konyol. " Taeyong terkekeh pelan, sungguh sama sekali tidak mengerti akan jalan fikiran Ten. Ia kemudian meminum jus strawberry nya, dan seperti biasa mengabaikan para mahasiswa yang menatap kepada dirinya.

Dia pernah merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang paling beruntung karena memiliki kekasih yang sangat populer. Dia pernah merasakan bagaimana rasanya menjadi satu-satunya orang yang diperhatikan kekasihnya. Dia pernah merasakan menjadi pasangan yang paling sempurna bersama kekasihnya itu. Semuanya indah, sangat indah. Sebelum seseorang menghancurkannya.

" Hey... "

Taeyong dan Ten sontak menoleh ke arah samping ketika mendengar seseorang menyapa. Raaut wajah Ten terlihat begitu gembira ketika melihat Johnny yang sedang berdiri di samping mereka dengan senyum yang merekah di wajah tampannya. Sedangkan Taeyong, pria mungil itu langsung memalingkan wajahnya.

" Johnny sunbae. Ada apa ? " Tanya Ten, dengan nada bicara yang dibuat selembut mungkin.

" Aku ingin mengajak kalian berdua untuk bergabung makan siang bersama aku dan teman-temanku. Itupun jika kalian tidak keberatan. "

Wrong NumberWhere stories live. Discover now