Ten

8.2K 1.4K 176
                                    

Happy Reading ❤

" Aww, I love you too. "

Taeyong tersenyum mendengar ucapan Sehun. Ia kemudian kembali mendekatkan tubuhnya, meminta Sehun untuk memeluknya lagi. Ia memejamkan matanya, menikmati pelukan hangat yang sudah ia anggap sebagai rumahnya itu. Semua beban di hatinya hilang seketika.

" Hyung fikir setelah kau pindah ke Korea, kau akan menjadi tinggi. Tapi ternyata masih kecil mungil. " Sehun terkekeh pelan, ia menciumi rambut pria mungil yang ada di pelukannya itu.

" Tidak apa-apa, yang penting aku menggemaskan. " Taeyong melepaskan pelukannya, dan kemudian menjulurkan lidahnya kepada Sehun. Tak sengaja, dia menoleh ke arah samping dan melihat Jaehyun sedang berdiri mematung, memperhatikan ke arah ia dan Sehun. 

" Ayo kita makan siang. Hyung lapar sekali. " Ucap Sehun, ia menarik tangan Taeyong dan menggenggamnya erat.

" Aku masih ada kelas, hyung. Hyung tunggu di apartmen saja, di apartmen ada banyak makanan di lemari es. Tinggal hyung hangatkan lagi saja. " Ucap Taeyong, berbohong. Hari ini dia memang sudah berencana untuk pulang cepat, tapi dia terpaksa berbohong jika masih ada satu kelas lagi. 

" Oh baiklah. Mungkin hyung akan pulang nanti malam. Banyak sekali obrolan yang harus kita bahas, terutama tentang dia. Hyung akan bertemu dengan teman lama hyung dulu. Belajarlah yang rajin. Hyung pergi dulu ya. " Sehun mengecup singkat kening Taeyong, kemudian segera berjalan pergi. 

Setelah Sehun pergi, Taeyong langsung membalikan badannya, dan berjalan menghampiri Jaehyun yang masih saja terdiam. Ia tersenyum manis ketika Jaehyun menoleh ke arahnya. 

" Dia itu Sehun hyung, kakakku. "

Jaehyun merasakan jika dia bisa bernafas lega ketika mendengar ucapan Taeyong, ada sesuatu beban di hatinya yang langsung hilang begitu saja. Tanpa dia sadari sejak daritadi dia hanya terdiam mematung tanpa bisa melakukan apapun. Ia kemudian menarik tubuh mungil Taeyong ke pelukan hangatnya, dan memeluknya dengan sangat erat.

" Jangan tinggalkan aku, sedetik pun. Aku membutuhkanmu. "

Taeyong terdiam di pelukan hangat Jaehyun. Ia tersenyum, dan melingkarkan lengannya di punggung Jaehyun, membalas pelukan pria Jung itu. Ia sama sekali tidak memperdulikan banyak orang yang memperhatikan mereka, Yang jelas dia saat ini sedang sangat bahagia. Dia merasa dicintai lagi. "

" Tadi kau cemburu ? "

Jaehyun menganggukkan kepalanya, dan kemudian semakin mengeratkan pelukannya. Ya, tadi dia sangat cemburu, benar-benar cemburu. Namun dia tidak bisa berbuat apapun, yang bisa dia lakukan hanya terdiam. 

" Aku mencintaimu Taeyong. Ku mohon beri aku kesempatan untuk membuktikan perasaanku ini kepadamu. " 

" Aku juga mencintaimu. " 

Dengan cepat, Jaehyun melepaskan pelukannya, dan menatap ke mata indah Taeyong, " Apa kau bilang Taeyong ? ", dan dia berharap jika pendengarannya kali ini sama sekali tidak salah. Dia berharap jika Taeyong memang mengucapkan hal itu kepadanya. 

" A...antarkan aku pulang. " Kini rona merah menghiasi wajah cantik Taeyong. Dia benar-benar merasa malu dan gugup. Bahkan kini, dia tidak berani bertatapan dengan Jaehyun. 

" Sayang, " Jaehyun menyentuh dagu Taeyong, memaksa pria mungil itu untuk menatapnya, " Bukan itu yang tadi aku dengar. Aku ingin mendengarnya lagi Taeyong. "

Taeyong tersenyum penuh arti, ia berjinjit dan mengecup singkat pipi Jaehyun dan kemudian segera membalikan badannya dan berlari pergi. Rona merah sudah benar-benar menghiasi wajahnya.

Wrong NumberDonde viven las historias. Descúbrelo ahora