One ( The Beginning )

13.4K 1.8K 235
                                    

EYD nya acak-acakan. Maklumin aja ya 😅😅
Ini aku buat dulu banget soalnya, males buat di revisi 😅



Happy Reading ❤

' kau menjijikan ... '

' Ternyata wajah sempurnamu itu kau gunakan untuk menjerat banyak pria straight agar menjadi gay... '

' Haruskah aku memanggilmu predator ? '

" Taeyong. "

" Taeyong.... aigooo kau melamun ? "

Suara seseorang berhasil membangunkan seorang pria cantik itu dari lamunan panjangnya. Ia kemudian mengerjapkan matanya berkali-kali sebelum menatap kepada sang sahabat yang kini duduk di sampingnya. Ia tersenyum, memamerkan senyuman manis yang bisa membuat siapapun akan langsung jatuh cinta ketika melihatnya.

" Kau mengagetkanku, Tennie. "

" Berhenti untuk melamun ! Lebih baik kita pergi ke kantin, aku sudah sangat lapar. " Pria kecil yang bernama Ten itu langsung menarik paksa tangan sahabatnya untuk segera berdiri. Dia sudah sangat lapar akibat tadi mendengar materi kuliah dari Dosen Park.

Pria cantik yang bernama Taeyong itu hanya tersenyum sambil mengangguk, ia merapikan buku-buku tebal yang ada di mejanya, dan kemudian membawanya, " Tennie tidak seperti Tennie jika sedang laparnya, " ucapnya, sambil terkekeh pelan.

" Aku bisa saja memakanmu hidup-hidup. "

Taeyong hanya tertawa, kemudian ia berjalan di samping Ten, sahabat satu-satunya itu. Sungguh, dia merasa sangat beruntung memiliki Ten, yang selalu ada untuknya disaat suka maupun duka. Ten yang akan selalu menemaninya, yang selalu mendengarkan semua keluh kesahnya. Ten yang selalu mengesampingkan apapun demi dirinya.

" Kemarin aku baru membeli ponsel lagi, dan ini nomor ponsel baruku. Akhirnya, aku bisa membuka akun tinder ku dan menemukan jodohku disana. " Ucap Ten, setengah memekik.

" Taeyongie, sini ponselmu. Biar aku masukan nomorku di ponselmu. "

Taeyong kemudian menyerahkan ponselnya kepada Ten, membiarkan sahabatnya itu untuk memasukan nomornya sendiri. Pria mungil itu kemudian menundukkan kepalanya, dia sama sekali tidak berani menatap ke arah depan ataupun samping, dia tidak ingin melihat tatapan dari banyak orang yang memperhatikan dirinya. Dia tidak suka menjadi pusat perhatian. Dia tidak suka keramaian.

" Taeyong-ssi. "

Langkah Taeyong terhenti ketika dia mendengar seseorang memanggil namanya. Ia kemudian mendongakan kepalanya, dan mendapati seorang pria tampan berdiri tepat di depannya. Tubuhnya terasa membeku, ia kemudian menoleh ke sekelilingnya, rasa takut kini mulai menyelimutinya ketika tahu jika kini banyak sekali orang yang memperhatikannya dan si pria tampan itu.

" Taeyong-ssi, apa kau mau makan siang bersamaku ? "

Tubuh Taeyong bergetar, ia langsung menundukkan wajahnya, " Ma.... maaf... a..aku tidak bisa, " ucapnya, setelah itu langsung berjalan pergi meninggalkan sahabatnya dan si pria tampan itu. Ia sama sekali tidak memperdulikan teriakan Ten yang memanggil dirinya. Dia terus saja berjalan dengan sangat cepat sambil terus saja menundukkan wajahnya. Dia harus cepat-cepat pergi ke perpustakaan ataupun tempat yang tersembunyi di kampus ini.

Brukk...

Tubuh Taeyong langsung terjatuh ketika tanpa sengaja dia menabrak tubuh seseorang. Ia mendongakan kepalanya, dan melihat tiga orang pria kini sedang menatapnya dengan tatapan aneh. Taeyong tahu, sangat tahu mereka bertiga itu siapa. Sang kapten basket kampus dan kedua temannya, yang juga merupakan anggota organisasi basket kampus.

Wrong NumberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang