🌟 33. Fierce Battle

24.3K 2.6K 305
                                    

P      

U N T E N  GUYZ 😹

GUYZ KALO AKU TELAT UP NYA, SALAHIN TELKOMSEL YAH. KZL BANGET AINGGG ;"(

Please Give VOTE n COMMENT To Push Up the Next Part FASTER. Dont forget to FOLLOW me too 😽😽😽

Puter mulmed ya beb :3

Enjoy 🙆 ⚔️

🌟

Aguero tersentak kaget namun dengan cepat juga ia kembali mengubah raut wajahnya serius, ia tidak menyangka kalau gadis itu akan menerima tantanganya langsung dan berdiri dihadapannya sekarang tanpa rasa takut. Sang Gamma menatap tajam, Rachel yang berdiri tegap dengan senyum kecil di wajah gadis itu, ia terlihat sangat santai berjalan memasuki arena besar ini seorang diri dihadapan ratusan ribu orang yang melihatnya. Kenapa... Gadis tidak takut?

Dibaliknya, banyak orang saling berkata tentang betapa beraninya Aguero menantang seorang gadis di medan pertempuran, itu adalah tindakan yang tidak masuk akal dan terlalu lancang terlebih yang ditantang oleh sang Gamma adalah tamu kehormatan Alpha Darkmoon Pack. Orang mengatakan kalau Aguero sudah gila karena dirinya yang seorang Gamma Darkmoon Pack menantang seorang gadis mungil ke pertandingan ini.

"Kau yakin akan menerima ini? Aku akan memberi mu kesempatan untuk mundur kalau kau takut". Ucap Aguero datar, menatap tajam dan lurus ke arah Rachel yang tersenyum simpul mendengar betapa mudahnya sang Gamma menilai dirinya.

Gadis itu menatap Aguero, dengan manik ruby yang diam-diam menajam. "Tidak, aku akan menerimanya dengan sungguh-sungguh. Kebetulan sekali... Di Pack, aku juga diajari cara bertarung. Yah, semoga itu bisa berguna untuk melawan mu meski tidak seberapa". Jawabnya santai dan tersenyum, Rachel menyembunyikan kepalan tangannya yang sudah memercikan api ke belakang gaun.

Aguero menyipit, pria dengan tubuh tinggi kekar itu tampaknya menelisik sesuatu.

"Baiklah, sebelum pertandingan dimulai. Silakan nona pilih armor yang ingin digunakan". Ucap seorang wakil bersama beberapa prajurit yang membawa baju zirah pelindung dengan berbagai bentuk, bahan, warna dan ketebalan serta kegunaannya.

Rachel menelisik baju itu satu persatu, manik ruby nya bergerak meneliti keunggulan dan kelemahan armor-armor itu dengan cepat. Sambil ia berjalan melihat-lihat puluhan model armor yang disediakan, gadis itu bergumam menilai.

Hm, tidak ada armor yang bagus sesuai kriteriaku, akan percuma jika aku memakainya. Lagi pula, tanpa yang baju zirah sekalipun akan ku buat pertandingan ini selesai dengan cepat. Batinnya tersenyum simpul, Rachel menemui sang wakil setelah melihat-lihat.

"Sepertinya tidak ada armor yang aku suka, jadi aku mungkin tidak akan memakainya". Jawab Rachel tersenyum santai, membuat sang wakil membelalak kaget dengan jawaban singkat gadis itu.

Sang wakil menimpali. "Tapi nona, jika anda tidak mengenakan armor, kemungkinannya berbahaya di pertandingan".

"Tidak apa-apa, aku tetap tidak akan memakai armor itu". Tegas Rachel membuat sang wakil menyerah membujuknya.

Pria paruh baya itu memerintahkan para prajurit untuk membawa semua jenis senjata ke hadapannya. Hingga puluhan pria dengan baju zirah dan jubah itu berdatangan membawa berbagai jenis senjata yang di simpan dalam bola sihir. Raut wajah Rachel berubah cerah, tadinya ia ingin protes dan kesal karena tidak bisa menggunakan Zafkiel sebagai senjatanya. Namun begitu melihat berbagai macam senjata dihadapannya tetap membuat gadis itu berbinar-binar.

Starlight [ complete ]Where stories live. Discover now