Prolog

2K 54 1
                                    

"Neng, saya ada berita baru neng."

"Berita apa lagi mang?" tanya gue yang sebenernya tengah keberatan menjinjing totebag.

"Pak Saprudin di gangguin lagi neng."

"Pak Saprudin? Pak satpam?"

"Betul neng, katanya pas ngeronda tadi malam dia nggak sengaja dengar suara aneh-aneh gitu neng."

"Di rumah yang mana?"

"Rumah temen eneng dulu."

"Rachel?"

"Iya neng, betul. Neng Rachel."

"Suara tikus kali mang."

"Yeeee. Si eneng, serius ini mah."

"Udahlah mang, saya capek mang. Saya mau masuk dulu."

"Tapi neng, kan belum selesai mang ceritanya."

Ketika mendengar nama Rachel gue putuskan untuk menyudahi pembicaraan dan masuk ke dalam. Gue lelah harus membayangkan sesuatu hal yang dulu pernah gue rasakan ketika gue kenal dan dekat dengan Rachel.

Kalau dulu gue nggak kenal sama dia, nggak bakalan gue kayak gini. Jadi orang parno dengan segala hal yang berhubungan dengan hantu, termasuk yang berkaitan dengan rumah-rumah depan kost gue. Gue sebenernya pengen banget pindah kost, tapi kakak gue udah terlanjur bayar kost ini langsung tiga bulan, sedangkan gue baru tinggal di sini selama satu bulan.

Gue sebenernya udah cerita masalah ini ke kakak gue karena dia jugalah satu-satunya keluarga yang gue punya sejak ayah dan ibu meninggal. Responnya? Gue malah diketawain dan diejek karena gue cerita begituan. Terus gue disuruh stay di sini sampai kontrak selesai.

Kalau elo bertanya kenapa gue nggak pindah aja? Ya itu tadi, gue sangat bergantung kepada kakak gue yang kerjaannya hanyalah seorang buruh pabrik. Gue harusnya bersyukur bisa dibiayain kuliah dan dibiayain kehidupan sama kakak gue itu.

Kadang untuk mengatasi rasa keparno-an gue akan hal yang aneh-aneh, gue mencoba untuk menyibukkan diri. Mulai dari mengerjakan tugas kuliah, menonton film ataupun sekedar mencoba menulis. Namun ketika malam datang pasti rasanya jadi berbeda lagi.

Entahlah, gue bakal ceritakan soal apa yang gue alami hingga gue menjadi orang paling parno. Seluruh cerita gue tulis dari cerita Rachel yang masih sempat gue inget dan pastinya beberapa pengalaman yang gue rasakan sendiri selama berada di sini. Walaupun gue yakin kalian bakal nggak percaya.

Tapi percaya deh, mereka ada, mereka nyata.....

Tuh kan, gue jadi parno lagi.


Di Antara Rumah yang KosongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang