[25] High Hopes

Mulai dari awal
                                    

"Kita selalu berantem karena hal yang itu-itu aja. Kamu yang pengen bebas dan aku yang gak bolehin. Dan sekarang ada satu lagi, karena kamu gak mau aku di deketin cewek lain" Nata berkata dengan tenang, rasanya sudah lelah membentak dan berteriak kepada Bianca. Nata ingin masalah kali ini berakhir baik, tidak seperti yang sudah sudah.

"Setiap kita berantem, selalu ujung-ujungnya kita melampiaskannya ke hal yang lain. Terus udah, abis itu damai kayak gak terjadi apa-apa"

Bianca mengangguk setuju, semua yang dikatakan Nata adalah kebenaran.

"Kita toxic banget ya Bi?" Nata berkata dengan lirih membuat Bianca menatap pria itu.

Sekarang, Bianca baru menyadari betapa hubungan diantara mereka sudah rusak. Keduanya berbeda, meski tampak sama. "Kamu bener,, kita beda Nata.."

Nata tidak mengalihkan mata dari Bianca sedetikpun, "Aku gak tau musti gimana Bi, aku sayang sama kamu. Aku sayang, makanya aku larang kamu ini, larang kamu itu. Karena aku takut kamu bakal kena bahaya"

Bianca menarik napas "Tapi aku udah besar Nata, aku tau mana yang baik dan buruk untuk diri aku. Aku tau, tanpa harus kamu kasih tau"

Nata mengangguk setuju, "Salah aku, Bi.."

Bianca menggeleng "Kita sama sama salah. Gak ada yang mau ngertiin satu sama lain, Nata"

"...."

"Kamu sayang gak sih sama aku, Bi?"

Bianca menatap Nata, pria itu tampak lelah sama seperti dirinya. Namun anggukan lah yang diberikan Bianca, karena memang Bianca menyayangi Nata. Karena hal itulah Bianca rela menyingkirkan semua perempuan yang mendekati pria itu.

"Aku sayang kamu, Nata"

Nata tersenyum pahit "Kamu,, ngerasain kupu-kupu gak Bi?"

Bianca mengerutkan kening, "Apa kupu-kupu sepenting itu ya buat kamu? Jujur aku gak terlalu memperhatikan ada perasaan sejenis itu. Aku nyaman sama kamu, aku pengen deket terus sama kamu, aku have fun and it's enough"

Nata kini tersadar, dirinya dan Bianca memanh benar-benar berbeda.

"Have fun, ya?"

Bianca menatap Nata sambil tersenyum "Hmm, dan kamu mencari kupu-kupu ya? Haha aku kayaknya tau kemana ending dari percakapan kita ini, don't you?"

Nata mengangguk pelan dan tersenyum lemah. Tampa di perjelas pun sepertinya semua orang tau kalau mereka tidak terselamatkan lagi.

"Aku sayang kamu, Bianca. Tapi kalau kita masih terus bersama, yang ada kita hanya akan melukai satu sama lain"

Bianca mengangguk, dirinya paham betul dengan keadaan mereka sekarang. Nata dan Bianca tidak bisa bersama.

"Aku juga sayang kamu, Nata. Tapi kita harus lebih sayang sama diri sendiri dulu, baru sayang ke oranglain, kan?" Bianca membalas senyuman Nata tidak kalah getir.

Mungkin perpisahan ini sakit, tapi Bianca dan Nata sama-sama tau kalau setelah ini kelegaan lah yang akan mereka temui. Melepaskan untuk terbebas.

"Hmm, kamu bener"

Bianca tersenyum "Masih bisa jadi temen, kan? Soalnya kamu lebih asyik waktu dulu, pas kita temenan"

Nata tertawa mengingat bagaimana dirinya dan Bianca berteman dulu. Ya benar, mereka sepertinya memang cocok berteman. Menjadi sepasang kekasih adalah ide yang buruk ternyata.

"Be happy, Bianca"

Bianca tersenyum dengan tulus "Kamu juga! Ayo pisah baik-baik"

Nata mengangguk "Hmm, kita pisah karena enggak cocok satu sama lain. Jadi masih bisa temenan"

Bianca terkekeh "Tapi kayaknya aku harus jujur sama kamu,, aku akan mengakui semua dosa-dosa aku"

Nata menatap Bianca dengan penasaran. Perempuan itu menarik napas sebelum berkata "Aku selalu menyingkirkan semua perempuan yang berusaha mendekati kamu, Nata. Aku kasih peringatan bahkan pelajaran"

Nata melotot dan sukses dibuat ternganga. Apa tadi?

"Bahkan Mikaela juga"

Jantung Nata hampir melompat saat itu juga, Bianca melakukan apa? Mikaela?!

"Aku yang ngunciin dia di kamar mandi dan siram pake air kotor"

Nata tidak bisa bergerak dari tenpatnya sekarang. Bianca melakukan hal sekeji itu, kepada Mikaela? Perempuan yang bahkan tidak pernah mengganggunya?

"Aku ngelakuin itu, karna aku gak suka apa yang aku punya di sentuh orang lain. Maaf, itu udah jadi sifat alami aku Nata. Dan aku tidak menyesal"

Kembali, Nata sukses terkejut bukan main. Pengakuan Bianca mmebuat Nata membisu. Nata menatap Bianca mencoba mencari kebohongan di mata perempuan itu. Berharap kalau Bianca ngawur atau semacamnya, namun nihil. Bianca tampak sungguh-sungguh dengan perkataannya.

"Dan Mikaela tau kalau aku yang lakuin itu ke dia"

"Hah? Mikaela tau?"

Bianca mengangguk "Hm, dia tau tapi dia diem aja. Mungkin aku salah menilai, aku kira dia pura-pura baik dan takut sama aku makanya dia diem aja. Tapi ternyata enggak, dia beneran baik makanya diem dan menjauh dari kamu"

Nata mencoba mencerna dan memahami kata demi kata yang diucapkan Bianca. Semua hal itu sulit untuk di percayai Nata saat ini.

"Mikaela suka sama kamu, Nata" Bianca terkekeh. Kali ini melihat betapa bodohnya Nata tidak menyadari kalau perempuan itu menyukainya.

Mungkin hanya orang yang peka yang dapat melihat, wajar Nata tidak sadar. Mikaela menyembunyikan perasaannya dengan sempurna.

"Setelah ini, aku gak akan lagi ganggu Mikaela dan perempuan- perempuan yang berusaha deketin kamu, Nata. Karena buat aku hubungan yang sudah berakhir, bukan lagi urusan aku"

Nata menoleh kepada Bianca yang kini wajahnya tidak sepucat tadi, perempuan itu tersenyum membalas tatapannya

"Be happy, Mahananta!"

Tbc.

Hmm, gimana say? 🤭

Eyke tunggu honest review nya loh, komen komen kalian bikin hari hari eyke berwarna dan semangat update!

Yuk mareee

I'm a MessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang