[25] High Hopes

Mulai dari awal
                                    

Bianca mengangguk pelan, "Kamu bisa jalan? Kita ngomong sekarang atau gimana?"

Nata menunjukkan infus yang berada di tangan kiri "Disini aja, kita ngoming kayak gini. Gak papa?"

Bianca mengangguk pelan, mungkin ini saatnya untuk jujur kepada Nata. Sikapnya kemarin sedikit berlebihan dan membahayakan.

"Kamu kenapa tadi malam? Kenapa sampai kayak gitu karena aku dm Mikaela?"

Bianca menatap Nata dengan sinis, "Dia suka sama kamu! Apa yang kamu harapkan dari aku ketika tau pacarnya dm-an sama perempuan lain Nata?"

Nata mengerutkan keningnya bingung, "Mikaela? Suka sama aku?"

Bianca mengangguk dengan yakin. Perempuan itu menatap Nata dengan tajam "Dia udah lama suka sama kamu! Kamu dengan santainya deket bahkan sering jengukin dia terang-terangan di depan aku!"

Nata tidak dapat mengerti dengan ucapan Bianca. Mikaela menyukainya, kata Bianca. Tapi Nata malah merasa kalau Mikaela selalu menghindarinya. Bahkan belakangan ini tidak pernah muncul di hadapannya. Nata tidak mengetahui eksistensi perempuan itu kalau bulan karena tugas review Novel lama. "Ini gak masuk akal.."

Bianca tersenyum miring, "Kamu terlalu ramah sama dia, posting foto di Instagram terus tag dia? Dia pasti berharap sama kamu Nata! Kamu sadar gak sih kalau perbuatan kamu itu keterlaluan!!" Bianca hampir memekik, namun perempuan itu menahan suaranya karena menyadari kalau mereka sedang ada di rumah sakit.

"Mikaela suka sama kamu."

Nata mendesah pelan "Okay, Mikaela suka sama aku. Terus kenapa memangnya?"

Bianca melotot dan hampir menyembur Nata dengan umpatan kasar sebelum pria itu menghentikan perbuatannya.

"Kenapa kalau Mikaela suka sama aku Bi? Bukannya banyak yang suka sama aku? Kamu tau itu, dan Mikaela satu dari mereka semua. Harusnya kamu paham kalau posisi aku, gak bisa apa-apa kalau ada yang suka sama aku" Nata menjelaskan.

Bianca menggeleng "Aku gak suka! Aku gak suka kalau mereka berusaha mengambil perhatian kamu, deketin kamu atau bahkan terang-terangan bilang suka! Aku gak suka!"

Nata menarik napas pelan "Kuncinya ada di aku, kan?"

Bianca menatap Nata dengan sebal sementara pria itu menggaruk alis sebelum lanjut berkata, "Mau banyak yang suka pun, kalau akunya gak suka mereka bisa apa? Intinya aku gak meladeni mereka Bianca, karena aku menghargai hubungan kita! Seharusnya kamu gak perlu khawatir dan peduli sama hal kayak gitu, karna aku cuma melihat kamu, karna kamu pacar aku!"

Bianca mencebik pelan. Nata selalu bisa membungkamnya dengan kalimat-kalimat yang dimiliki pria itu.

"Apa yang kamu lakuin hampir bikin kita celaka, tau gak?!" Nata menaikman nada suaranya, pria itu kesal setengah mati kepada kekasihnya. Tidak jarang Bianca melakukan hal nekat yang membuat Nata lepas kendali.

Bianca menggeleng "Kamu duluan yang memancing aku! Kamu dm Mikaela Nata! Kamu deketin dia! Dia suka kamu, dan kamu welcome banget sama dia, kamu pikir aku bakal diem aja hah?!!"

Nata menggelengkan kepalanya tidak habis pikir, "Kamu serius mau berantem disini? Serius Bianca? Setelah kita hampir mati tadi malam?"

Bianca mendesis "Kalau kamu gak memancing, aku juga gak bakal kayak gini Nata!"

Nata memejamkan mata mencoba menenangkan diri "Aku capek Bi.."

Bianca menatap Nata sedikit terkejut. Pria itu membuka mata dan balas menatap Bianca dengan mata sayunya "Aku capek"

"...."

"Kita gak pernah bisa menyelesaikan permasalahan kita dengan baik, kamu sadar gak sih?"

Bianca diam, mencoba mengingat bagaimana hubungannya dengan Nata selama kurang lebih setahun belakangan. Dan ya, Nata benar.

I'm a MessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang