Sembilanbelas

7.3K 649 32
                                    

Belajarlah untuk mensyukuri nikmat yang telah Allah beri.
Jangan selalu protes akan keinginan yang tak di berikan Allah.

•Assalamualaikum a new City•




Aku masih mematung menatap Rafi yang tertunduk. Aku bingung harus berbuat apa.

Tiba-tiba Rafi beranjak dari duduknya dan menatapku.

"Mandilah, dan istirahat. Aku akan keluar dulu," ucap Rafi sambil berlalu pergi. Aku menatap punggung Rafi yang telah hilang di balik pintu.

Aku menghembuskan napas kasar. "Astagirullah..."

🍂🍂🍂

Coba deh dengerin dulu sebelum baca lanjutan ceritanya .

Setelah membersihkan diri masing-masing. Baik Asma maupun Rafi, sama-sama berada dalam mode diam.

Rafi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu berjalan menghampiri Asma yang duduk di tepi kasur, sambil membaca novel.

"As?"

"Iya?" jawabnya tanpa memalingkan pandangan dari novel yang sedang di baca.

"Berhubung di kamar kamu gak ada sofa, jadi---" Rafi menggantungkan kalimatnya. Asma menutup novelnya dan menatap Rafi.

"Iya, gak ada soffa. Kamu mau tidur? Ya udah tidur aja, biar aku yang tidur di kamar tamu." Asma beranjak dari duduknya.

"Jangan!" Rafi mencegah sang istri dengan menggenggam pergelangan tangan Asma. Asma langsung menepis tangan Rafi.

"Maaf...maaf," ucap Rafi. Hanya di balas hembusan napas pelan oleh Asma.

"Aku kan imam kamu, jadi biar aku yang tidur di luar. Seorang suami  sejati, tidak akan tega melihat istrinya sendiri kesulitan. Biarkan aku yang kesulitan tapi kamu jangan," ucap Rafi di akhiri senyuman. Asma menatap ke dua bola mata Rafi.

Hanya ada tatapan keseriusan tanpa kebohongan sedikit pun.

"Kamu benar cinta aku?" tanya Asma tiba-tiba. Rafi tersenyum.

"Aku sampai bingung harus mengungkapkan dengan cara apa, maaf jika cintaku padamu sedikit egois. Maaf jika aku tidak mau kamu menjadi milik laki-laki lain kecuali aku."

"Tapi maaf Fi," ucap Asma pelan.

"Gak apa-apa, semua butuh waktu. Nikmati saja rasa yang sekarang, aku gak khawatir kok, kan ada Allah," jeda sekian detik. "Sang pembolak-balik hati," tukasnya.

Asma mengangguk pelan.

"Boleh gak ngobrolnya sambil duduk di pinggir kasur kamu?" tanya Rafi. Lalu di jawab anggukan oleh Asma.

Kemudian mereka berdua duduk di tepi kasur dan saling berhadapan.

"Mungkin besok, atau lusa. Aku akan ajak kamu pulang ke rumah kita," ucap Rafi. Asma mengerutkan dahinya.

Kau Tempatku Pulang [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang