Enam

7.3K 727 25
                                    

Bismillahirohmanirohim....

Siapkan saja hatimu untuk seseorang yang halal nantinya. Jangan buang-buang waktu untuk mencintai seseorang yang tidak mencintaimu.

•Assalamualaikum a new City•

•Happy Reading guys•

Biarkan aku tetap bungkam prihal perasaan yang tumbuh untukmu. Aku sadar bahwa kamu adalah adam yang diinginkan banyak hawa.

Namun aku tahu, ada satu hawa yang kamu inginkan. Tentunya bukan aku.

Apa salah jika aku ingin menjadi hawa yang membersamaimu dalam setiap langkah menuju Surga-Nya?

Apa salah jika aku ingin menjadi hawa yang menggelar sajadah satu syaf di belakangmu dan mengamini setiap doamu?

Aku tahu, tak mudah untuk mendapatkan adam sepertimu.

Aku juga sadar,  jika aku menginginkan adam yang seperti sayyidina Ali, maka aku harus memantaskan diri untuk menjadi seperti Fatimah.

Kamu terlalu sempurna untukku, meski hanya Muhammad sang laki-laki paling sempurna di muka bumi ini.

Sungguh. Aku tak akan memaksa jika memang jalan suratan, bahwa dirimu bukan untukku.

"Puisi yang keren." Asma langsung menoleh ketika suara lembut itu menyambar daun telinganya.

Dengan cepat, ia menutup buku diarynya.

"Ka Azizah?" ucapnya pelan dengan raut wajah yang sedikit tegang.

Azizah tersenyum, detik berikutnya dia menarik kuris kayu berwarna coklat tua yang ada di samping Asma, dan mendaratkan bokongnya di sana.

Asma masih memperhatikan gerak-gerik gadis yang memiliki tahi lalat di bagian hidungnya.

"Suka buat puisi gitu ya?" tanya Azizah sambil membuka buku latihan ujian yang dia ambil dari rak buku perpustakan beberapa menit lalu.

Asma hanya mengangguk pelan.

"Pasti juga suka bikin karangan novel gitu ya?" tanyanya lagi dengan suara yang lebih pelan, takut mengganggu siswa lain yang sedang membaca dan mengerjakan tugas di perpustakaan.

Asma tak menjawab, lantas dia memposisikan duduknya agar lebih nyaman saat di dekat sang senior.

Bukankah sekarang dia sedang duduk di samping rivalnya ? Dua hawa yang  mencintai satu kaum adam yang sama duduk berdampingan.

"Sedang mencintai seseorang dalam diam ya?" pertanyaan Azizah, sukses membuat Asma terkejud.

Lantas gadis bermata coklat itu menoleh dengan cepat. "Enggak ko Ka." elaknya.

Mana mungkin Asma jujur mengtakan bahwa dia tengah memendam rasa terhadap Ali.

Azizah tersenyum, detik berikutnya dia menaruh bolpoin yang dipegangnya di atas buku tulis.

"Cinta dalam diam itu memang indah, namun terkadang berujung tragis." Azizah menoleh menatap Asma.

"Tak banyak yang berujung pada rasa manis. Terlebih ketika dalam diamnya hanya sebelah pihak. Kamu gak akan merasakan manis, yang ada hanya menimbulkan luka kronis." Perkataan Azizah benar-benar menohok hati Asma.

"Maksud kakak?"

"Lebih baik kamu gak usah menyimpan rasa padanya. Siapkan saja hatimu untuk seseorang yang halal nantinya dan jangan buang-buang waktu untuk mencintai seseorang yang tidak mencintaimu." Tukas Azizah sebelum dia beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Asma.

Kau Tempatku Pulang [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang