Sekolah

10 6 1
                                    

Mobil Al berhenti didepan gerbang sekolah yang sedikit berkarat itu. Ditatap remeh bangunan dihadapannya. Hari ini adalah hari pertamanya di sekolah baru, dari yang ia telusuri sekolahnya ini SMA namun penerapan akan agamanya sangat tinggi. Memang dirinya sudah berdebat dengan mamanya agar tidak dimasukan ke pondok atau madrasah, dirinya pun heran dari mana mamanya menemukan sekolah seperti ini dijaman modern sekarang tempatnya juga lumayan jauh dari kota namun untuk disebut desa juga bukan.

"Ini sekolah predikatnya apa si ? Seragamnya idih. Masih jaman pake seragam kek gitu ?" Al mendecih pelan melihat siswi yang berlalu lalang dengan seragam rok yang panjang tanpa model dan atasan yang panjang hingga setengah paha dengan ukuran yang seperti baju gamis baginya.

Al turun dari mobil dan menjadi pusat perhatian pasalnya dirinya memakai seragam dengan rok pendek, atasan ketat dan seperti dipotong tak lupa jas almamater lamanya ia lampirkan di tangan kirinya.

"Yaa tatap gue dengan tatapan memuja kalian," gumamnya saat beberapa siswa menatap antusias dirinya.

Al menatap gedung sekolahnya hanya satu lantai namun sangat luas, ntah apa saja isinya.

Dirinya melihat beberapa guru berdiri dipintu loby dan siswa siswi yang melewatinya berhenti untuk salim dan bertegur sapa, saat langkah kakinya mulai mendekati para guru itu ada seorang guru wanita menyapanya.

"Pagi nak. Kamu murid baru bukan ?" Ujar guru itu ramah, mudah mengetahui bahwa Al adalah murid baru terlihat dari jas almamater dan atribut mewahnya yang sangat berbeda dari murid lainnya. Al mengangguk pelan.

"Ayo ibu antar kamu kewali kelas kamu. Kebetulan bel masuk kurang beberapa menit lagi." Al mengikuti guru itu tanpa membalas ucapan guru itu.

***

Bel masuk telah berbunyi kini Al menuju kekelas dengan guru yang berbeda. Untuk guru yang tadi pun dirinya tidak mengetahui namanya, enggan untuk menanyakan dan masa bodo untuk mencari tahu karena menurutnya membuang buang waktu.

Disini lah dia skrg, didepan kelas barunya menatap wajah asing teman-teman barunya.

"Oke silahkan perkenalkan diri kamu." Ujar guru itu

"Kenalin gue Alvira Ratu Meggytha panggil aja Al dari Jakarta." Al mengakhiri perkenalannya dan di angguki oleh sang guru.

"Berarti anak kota dong." Sahut salah satu gadis dengan lesung pipi yang terlihat antusias melihat Al. Sementara itu Al hanya membalas pernyataan gadis itu dengan anggukan malas.

"Baik Al kamu boleh duduk di samping Ilham." Mata Al tertuju kepada seseorang yang gurunya maksud. Tepat di belakang gadis berlesung tadi.

"Baru juga pindah udah dapet bangku bareng cowo," batinnya. Tanpa pikir panjang dirinya segera berjalan ke tempat duduknya kemudian meletakkan ransel hitamnya. Setelah dirasa keadaan berjalan sesuai ekspetasi guru itu berdiri dari kursinya.

"Anak-anak berhubung minggu ini bertepatan dengan persiapan ulang tahun sekolah jadi selama beberapa hari kalian akan jamkos. Sebagai gantinya Setiap pergantian jam guru piket akan datang untuk memberi tugas untuk kalian," terdengar respon senang dari seluruh murid termasuk Al.

Baru masuk udah dapet hoki ga nanggung nanggung.

"Siap bu!" Ucap seluruh murid kecuali Al meski dirinya senang akan hal itu. Guru itu pun keluar kelas dan meninggalkan para murid yang sangat senang karena jamkos.

"Hoki banget gue hari pertama sekolah udah jamkos hh." Ujar Al kemudian membuka iPhonenya.

"Hei Al. Kenalin ya aku Ghina, kita bakalan jadi temen sekelas selama 1 tahun kedepan." Ucap seorang gadis yang bertanya saat dirinya perkenalan tadi. Namun Al hanya membalas dengan deheman membuat gadis itu cemberut kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stupidity For AlviraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang