Prolog

31 16 7
                                    

Jakarta, 2018

Kelas mulai sepi karena murid di sana sibuk pergi untuk mengisi perut mereka. Termasuk ketiga cewek yang baru saja memasuki kantin dengan anggunnya. Gadis yang memimpin dengan rambut pendek berwarna coklat tampak tersenyum sinis saat melewati murid-murid yang dia anggap lebih rendah darinya.

Ketiga cewek tadi menempati bangku dekat pintu masuk yang sepertinya sengaja tidak ada yang menempati karena itu tempat kekuasaan mereka.

Salah satu cewek diantaranya yang memiliki rambut panjang yang dicat berwarna coklat terang mencoba memulai pembicaraan.

"Kemaren Bianca CS ngedarin surat perekrutan anggota baru buat tim sorak," Ujarnya sambil menumpu dada.

"Yaudah sih biarin aja. Lo lupa kalo mereka rival kita sejak awal masuk ?" Sahut cewe berambut sebahu yang masih fokus mengedit foto dirinya disebuah aplikasi.

"Tapi Al kalo lo masuk kan bisa bu__" ucapannya terhenti karena temannya yang lain menyikut perutnya. Sedangkan cewe yang dipanggil dengan sebutan Al itu hanya meliriknya sinis.

Cewe yang menyikut temannya tadi pun mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Eh Al pacar lo ga ke kantin ?" Cewe dengan nama Vio itu menanyakan hal yang sebenernya sudah mereka tau jawabannya. Membuat Martha memutar bola matanya.

"Jam sengini mah Darren pasti basket kali, gimana sih." Vio yang mendapat jawaban dari Martha mencebik kesal dan menatap Martha tajam dan di balas dengan tautan alis seolah bertanya dari Vio.

Al tiba-tiba beranjak dari tempat duduknya dan membuat kedua teman nya yang tadinya asik beradu mata kini menatap Al heran.

"Mau kemana lo?" Tanya Martha namun hanya dibalas dengan bahasa dagu yang ntah mengarah kemana. Disaat dirinya akan meninggalkan kantin dirinya dihadapkan dengan beberapa gadis cantik dengan badan yang langsing dan tinggi.

Bianca. Gumamnya sambil tersenyun remeh kemudian melanjutkan langkahnya yang tertunda.

Dengan sengaja Al menyenggol bahu Bianca membuat sang empu berbalik dan dengan kesal menatap Al sambil meneriaki namanya. Sedangkan Al tetap melanjutkan langkahbya dengan santai tak lupa senyuman sinis yang menjadi ciri khasnya. Bianca menatap kepergian Al tajam sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat.

***

Sementara itu disebuah mini market berdiri seorang cowok tinggi hitam manis menatap dengan senyum ramah ke setiap pembeli yang datang.

Pintu minimarket terbuka membuah cowok itu mengalihkan pandangannya ke pintu. Seorang gadis dengan rambut sebahu berwarna hitam pekat memasuki mini market dengan senyun kikuk menatap cowok yang masih setia berdiri di belakang kasir.

"Eum aku baru aja bikin bolu coklat, siapa tau kamu minat. Nih buat kamu," gadis itu menyodorkan bungkusan putih sambil menunduk enggan menatap cowok didepannya.

Sementara cowo penjaga kasir itu terkekeh pelan kemudian menerima makanan yang diberikan gadis di hadapannya.

"Kamu ga perlu ngelakuin hal kaya gini. Aku ga mau ngerepotin kamu. Ya berhubung udah terlanjur gapapa deh. Kamu temen cewe yang baik ya," ujar cowo itu kemudian terkekeh lagi. Sementara gadis didepannya merasa sedih mendengar perkataan cowok itu.

"Ah iya aku lupa kamu kan cuma anggep aku sebatas temen ya Ham," gumam gadis itu membuat cowok di depannya menoleh.

"Ha ? Ngomong apa ?" Gadis itu menggeleng cepat kemudian tersenyum kecil ke arah cowok itu. Sementara cowok itu menganggukan kepalanya kemudian memakan bolu pemberian si gadis.

"Ilham, kapan ya aku bisa berhasil bikin kamu ngelirik aku," batin gadis berambut pendek itu.

▪▪▪▪▪▪ to be continued

Sampai bertemu beberapa hari lagii
Silahkan tinggalkan jejak kalian ya.

Stupidity For AlviraWhere stories live. Discover now