02. Ketenaran ku [Revisi]

23 5 0
                                    

Zya -pov

≠≠≠
Senin, 06:09
Matahari yang sudah memancarkan cahayanya mengawali hari baru. Dengan pertama yang didengar adalah alarm jam baker tanda waktu sudah siap mencatat setiap kejadian yang terjadi di kehidupan ini.

Aku mengawali hari ini dengan senyuman. Senyuman yang mewarnai dunia yang suram ini.

Berjalan kehadapan gorden dan membukanya, terlihat semua tumbuhan dan hewan yang amat segar dan cantik. Orang yang berlalu lalang mengawali kegiatannya di pagi hari.

"Pagi dunia" aku menyapa dunia ini dengan suka cita.

Aku adalah peran yang paling penting dalam cerita ini. Cerita kehidupanku sendiri. Aku adalah inti dari semua ini. Aku menciptakan takdirku sendiri.
AKU ADALAH REGINA ZYARA FERXIAN.

"Hallo paman kau sedang apa?" Tanyaku dari lewat jendela melambaikan tangan pada pamanku yang sedang menyiram tanaman.

"Oh hai zya, paman lagi nyiram" jawabnya

"Semangat paman" kataku.

"Zya kau harus cepat bersiap, inikan hari pertamamu sekolah" teriak ibuku dari bawah.

"Oh iya aku lupa, hari inikan hari pertamaku sekolah," aku menepuk jidat

"iya Bu aku turun nih" dengan semangat 45, aku pergi mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

Setelah 10 menit aku bersiap, akhirnya aku turun mengahadap ke ibu ratu bawel.

"Kau itu jangan dibiasakan bangun siang, cewek loh kamu itu?" Ceramah ibu yang emang sedikit menyebalkan.

"Hm" aku hanya bisa berdehem saja karena emang lagi males debat dipagi hari nanti ngurangin rejeki.

"Ada nasi goreng diatas meja buat sarapan" tas kucing kecilku disimpan disamping kursi tempat ku duduk.
Nasi goreng dengan telur diapgi hari sangat menggiurkan. Aku langsung menyantap habis makanan itu.

"Bu, aku berangkat ya!" Aku beranjak dari kursi, meraih tas lalu menggendongnya.

"Ya sudah hati-hati dijalan ya"

"Iya Bu, dagh" sepeda kumbang milikku terparkir rapih didepan rumah. Sepeda kebanggaan. Aku langsung menaikinya lalu mengayuh pedal sepeda menuju sekolah. Emang aku itu selalu menaiki sepeda ketika kesekolah.

≠≠≠

Suasana pagi hari sangat tenang sekali karena aku melewati jalan yang memang jarang dilalui kendaraan motor ataupun mobil. Dan juga banyak sekali ruko disana.

Jarak dari rumah kesekolah tidak terlalu jauh, hanya memakan waktu lima belas menit pun aku sudah sampai.

SMA NEGRI MUTIARA LAUT 109 Adalah sekolah favorit. Aku bisa masuk ke sekolah itu karena beasiswa. Dan ini adalah hasil kerja keras ku sewaktu aku SMP dulu.

"Tepat waktu" seperti dugaanku, gerbang masih terbuka lebar jam segini juga Pak satpam masih ada di pos belum kabur.

Setelah memarkirkan sepeda ku ditempat parkir khusus, aku berjalan menyusuri koridor sekolah. Banyak murid-murid yang berdatangan dan juga beberapa dari mereka sudah saling akrab.

Aku memandang gedung besar itu dengan takjub dan berbinar. Sungguh elit. Saat mataku mengunci suatu objek yang mengenakan tas hitam yang berada tak jauh dari ku, sepertinya aku kenal dengan tas itu.

"Helena" teriakku. Dan dia pun berbalik. Ternyata benar, kawan SMP juga ada disini.

Melihat dari ucapan bibirnya dia juga mengatakan hai padaku dan melambaikan tangannya. Aku pun segera berlari kearahnya.

"Wah kita satu sekolah" ujarnya dengan senyuman ramah.

"Hm"

"Kau mengambil jurusan apa?" Tanya Helena. Kami berjalan berdampingan entah mau kemana. Kelas pun kami tidak tahu kelas kami dimana.

"Ahh aku jurusan IPA, dan kau?"

"Sama"

"Tumben IPA, biasanya juga sosial" tanya ku heran. Dari dulu cewek itu yang kerab disapa kiki suka dengan pelajaran sosial. Dan entah kenapa SMA dia IPA.

"Itu karena ibu. Aku disuruh masuk IPA agar mudah masuk dalam kedokteran" mata Kiki mendelik tampak tidak suka membicarakan hal menyangkut kesukaannya yang tidak direstui oleh orangtuanya.

"Yah, terima aja. Kadang orang tua melakukan hal benar" aku menepuk pundak Kiki untuk memberikannya semangat.

"Kayaknya kita bakal sekelas deh" ujar Kiki sambil memegang dagunya berpikir.

Aku mencuramkan alis bertanya.
"Hm?"

"Kita IPA 3?"

≠≠≠

Pelajaran terus berganti begitu juga dengan gurunya. Kami belum belajar karena belum ada materi yang akan dibahas, kami hanya perkenalan diri saja tidak kurang dan tidak lebih.

Aku duduk sebangku dengan Kiki karena hanya dia teman ku. Lingkungan ini masih terasa canggung dan untungnya Kiki ada disini.

"Hai" sapa seseorang dari arah depan. Aku mendongak dari buku pelajaran dan menatap siapa yang ada dihadapan ku.

Cowok yang entah siapa lagi tersenyum ramah padaku. Meski memang terlihat ramah tapi aku tidak menyukainya. Itu terlalu jijik.

"Hai, kau siapa?" Tanya Kiki mewakili kami berdua.

"Ah, perkenalkan aku Arkansas Erlangga" cowok yang bernama Arka itu mengulurkan tangannya mengajak kenalan.

Kiki meraih tangannya dan memperkenalkan diri.
"Aku Helena Kiki cristansia, panggil saja Kiki" Arka mengangguk.

Setelah selalu berjabat dengan Kiki, Arka mengulurkan tangannya ke arahku.

"Kalau kamu?"

Aku meraih tangannya yang lumayan mulus itu.
"Regina Zyara ferxian"

"Tunggu, kau kan yang ikut olimpiade sains di new York itu?"

Mataku membulat sempurna kaget, dari mana dia tahu aku mengikuti olimpiade itu? Tidak ada yang tahu soal ini selain Kiki.

Aku menarik tanganku kembali dan memandangnya penuh tanya.

"Kau terkenal tahu, aku juga fans mu. Dan itu alasan aku masuk IPA agar bisa menandingi kepintaranmu itu"

Aku hanya manggut-manggut saja. Ternanya aku... Terkenal karena olimpiade itu? Huh, rasanya mimpi punya fans.

Dan aku juga memiliki alasan lain kenapa ikut olimpiade itu. Karena... Mencari asal dari kelebihan yang aku punya.

***

Abis....

PEARL OF LIFE- (Revisi)Where stories live. Discover now