"Bagaimana jika kau coba yang ini?" Pinta Yeji sembari menunjukkan kemeja denim itu kepada Soobin. Sedangkan pria itu memandang kemeja tersebut dengan datarnya. Tanpa menjawab, Soobin mengambilnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk mengganti pakaian.

Sembari menunggu, Yeji duduk di ranjang seraya memainkan handpone. Tak lama, terdengar suara handle pintu dari kamar mandi.

Gadis itu menaruh handpone nya sebentar di nakas, dan menoleh. Lalu baerucap namun, terjeda sebentar karena terperangah di saat Soobin berjalan bak model dengan penampilan ini.

"Oh? Sudah sele....

Sai?" Yeji terdiam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sai?" Yeji terdiam. Mengagumi nikmat yang tuhan berikan di depannya saat ini.

'Tampan sekali.' Batin si cantik itu.

Melihat mulut Yeji yang terbuka, Soobin berinisiatif untuk menutupnya.

"Jangan terlalu banyak membuang waktu. Ayo pergi!" Entah ada angin apa, pria itu segera menarik pergelangan Yeji dengan lembut menuju keluar kamar. Bagai tersihir, gadis itu hanya pasrah dibuatnya.

Seusai bersiap, kedua sejoli itu memutuskan untuk menaiki All New Azera milik Minhwan yang hampir tak pernah mereka pakai, karena Soobin ataupun Minhwan setiap hari hanya jalan kaki untuk kemana saja. Tak terlalu membutuhkan mobil itu.

Setelah memasang seatbealt Soobin akhirnya bertanya dengan super singkat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setelah memasang seatbealt Soobin akhirnya bertanya dengan super singkat. "Kemana?"

Yeji menaruh telunjuk di dagunya, sembari memutar matanya ke atas.

"Hmm, ah! Ke toko mainan dulu!" Pintanya disertai aegyo, membuat dia terlihat menggemaskan.

Namun, Soobin tetaplah Soobin. Tanpa reaksi, akhirnya ia mengemudikan mobilnya menuju ke toko mainan. Sesampainya di tempat itu, pria itu melihat wajah antusias Yeji di saat melihat deretan mainan di beberapa rak yang tersusun rapi.
Entah kenapa, Soobin merasakan sesuatu lagi.

Hatinya, seperti ikut bahagia. Namun, pria itu tak tahu bagaimana cara mengekspresikannya. Maka dari itu, wajahnya tetaplah datar. Namun atensinya hanya selalu terpaku pada wajah cantik itu. Melihat Soobin hanya diam saja, Yeji melambai-lambaikan tangannya di wajah Soobin.

"Soobin?" Tak ada jawaban.

"Soobin-ah?" Soobin masih bertahan dengan dunianya. Yeji mempoutkan bibirnya kesal. Hingga sebuah ide terlintas di otaknya.

Cup

"Soobinnie!" Seketika pria itu tersadar. Sang gadis penjaga toko yang kebetulan lewat, tak sengaja melihat adegan tersebut. Kemudian ia menggelengkan kepalanya.

"Pasangan jaman sekarang tak melihat tempat untuk melakukan hal romantis. Apalah nasibku yang jomblo ini." Gumamnya merasa miris. Setelahnya ia memutuskan untuk pergi mengatur mainan di tempat lain.

Pria Choi itu kembali membatu. Berusaha mencerna hal yang di lakukan Yeji barusan. Tak lama ia menyentuh pipi kanannya, dan apa? Soobinnie? Apa itu nama baru untuk Soobin?

"Hehe, kau sih. Dari tadi aku panggil tidak menyahut." Ucapnya disertai cengiran tak berdosa. Tanpa di duga, tangan kanan Soobin terulur menepuk kepala gadis Hwang itu lalu menampilkan senyuman tipis. Sangat tipis. Hanya orang bermata jeli yang dapat melihatnya.

"Jika sudah selesai. Ayo pergi!" Setelah mengatakan kalimat singkat itu, Soobin berjalan melewatinya sembari membawa keranjang berisi banyak boneka. Dengan gerakkan kaku, Yeji memegang kepalanya.

"Apa, yang tadi itu adalah mimpi?" Gumamnya tak percaya. Seketika hatinya berdesir. Baiklah, mungkin ucapannya memanglah datar, tapi perlakuannya barusan terlalu sulit bagi Yeji untuk mempercayainya. Masih berusaha untuk meyakinkan bahwa itu mimpi, Yeji mencubit pipinya dengan kuat.

"Awh! Sakit. Tunggu dulu. Berarti ini bukan mimpi?! Yatuhan." Wajahnya memerah seketika. Gadis cantik itu berjalan menuju kasir tanpa memperhatikan sekitarnya. Hampir saja ia menubruk rak mainan, sang gadis penjaga toko telah memperingatkannya.

"Awas terbentur nona!"

Terlambat.

Bruk!

"Awh!" Sang gadis penjaga toko ikut meringis.

Yeji menubruk salah satu rak mainan. Mainan di rak tak apa-apa. Tapi tidak dengan pelipisnya. Buru-buru ia membuka tas jinjingnya dan mengambil cermin. Terlihat tanda kebiruan di pelipis sebelah kiri. Baru saja si cantik itu menyentuhnya sedikit, rasa sakitnya sudah berasa. Sang gadis penjaga toko menghampirinya dengan raut wajah khawatir.

"Anda tak apa-apa nona?"

Yeji menjawab dengan berusaha menampilkan senyum tipis.

"Ah ya, aku tidak apa-apa. Ngomong-ngomong, berapa totalnya?" Tanya gadis Hwang itu sembari merogoh tas jinjingnya untuk mengambil sejumlah uang.

"Ah, anda tidak perlu mengeluarkan uang nona. Pacarmu sudah lebih dulu membayar semua bonekamu." Ujar gadis penjaga toko, membuat Yeji membelalakkan matanya.

"Pacar?"

"Ya nona, dan pacarmu memintaku untuk memberitahumu bahwa ia sudah menunggu di mobil." Jawab si penjaga toko lalu mengarahkan tangannya ke mobil Soobin. Akhirnya Yeji membungkuk sembari mengucapkan terima kasih dan segera melangkah keluar toko lalu memasuki mobil sport tersebut.

Soobin kembali ke sikap awalnya. Yaitu datar. Tanpa menoleh, pria itu bertanya dengan suara khasnya.

"Mengapa begitu lama?"

"Maaf." Jawab gadis Hwang itu kemudian. Membuat Soobin menoleh padanya, dan atensinya menangkap pelipis Yeji yang membiru. Tak banyak bicara, Soobin malah mendekatkan tubuhnya ke arah Si cantik itu secara mendadak. Deru nafas pria itu terdengar di telinganya. Jantung Yeji  berdetak tak karuan atas perlakuan Soobin yang tiba-tiba.

"So-Soobin. Ada apa denganmu?" Tanya Yeji, gugup. Tak menjawab, Soobin malah balik bertanya dengan suara husky nya. "Harusnya aku yang bertanya. Ada apa dengan pelipismu?"

Gadis itu tak tahu harus mengatakan apa. Tak mungkin jika dia bilang bahwa dirinya habis terbentur. Juga, sebenarnya mulut gadis itu seakan kaku untuk menyahut walau hanya sekedar satu kata saja. Soobin ingat yang pernah Eommanya lakukan saat dulu ia pernah terluka. Eommanya akan mencium luka itu cukup lama sebagai pengganti kotak P3k.

Maka pria itu pun akan melakukan  hal yang sama pada Yeji. Perlahan Soobin menarik kepala gadis Hwang itu, kemudian mencium pelipis kanan yang ada tanda kebiruan tersebut dengan cukup lama.

Nafas Yeji tercekat. Terkejut, namun sangat terasa membantu. Akhirnya, ia memilih untuk memejamkan mata menikmati yang Soobin lakukan padanya saat ini. Ya, dengan susah payah menahan detak jantung yang tak karuan.

Cip's Notes:

Annyeong~
Entahlah, aku yang nulis sendiri baper gatau kenapa:")
Jan lupa vomment Yoo~

Without expressionWhere stories live. Discover now