di ujung jalan ini,
di bawah bara matahari
berharap awan akan menemanikaki yang letih ini terus melangkah,
di sepanjang semenandung yang menati dengan tabahtau kah engkau bahwa danau di pelupuk mata itu sudah kering?
sedang angan masih menyeret-nyeret menemui surga di telapak kakimu?jauh sudah langkahku,
mendaki gunung yang amat tinggi
menapaki padang rumput yang berduri
yang tak pernah jeda mengores hatidi langkah yg sudah goyah
kau tawarkan mawar yang sedang merekah
lalu kau renggutkan dengan serakah
hingga jiwa ku berdarah darah
dan lututku bersujud pasrah
YOU ARE READING
ambigu
Poetryaku hanyalah ibarat sepatah ranting yang merindu dipeluk angin, betapa itu tidak mungkin