Rules

389 8 1
                                    

Happy Reading 💜
.
.
.
.
.



Peraturan Tertulis

1. Disiplin dalam segala hal.
2. Jangan bermasalah dengan dosen lain.
3. Nilai IP dan IPK harus diatas 3,5.
4. Jangan ada nilai C di setiap mata kuliah.
6. Bersikap sopan sama semua dosen terutama dosen PA.
7. Terbuka kepada dosen PA



Note : Tidak ada toleransi dalam rules diatas.

                                             

Tertanda

Dean Ivander






"Aduh gila banget ini mah namanya pemaksaan."





Kepenatan menjadi mahasiswa membuat rara bosan. Hampir setiap hari ada aja laporan atau makalah yang dibuat. Tidak terkecuali oleh dosen PA nya sendiri.

"semua tugas di kumpulkan sekarang juga!" pinta pak dean

Ketika semua sibuk mengumpulkan tugas kepada komting terlihat di bangku pojok kanan terlihat seorang perempuan membongkar isi tas nya dengan raut panik.

"dimana ya la, laporan gue. Perasaan semalam udah di letak di tas"

"mungkin lo lupa kali, atau jangan jangan lu belum ngerjai? Lo tau kan gimana kejamnya pak dean sekalipun lo anak PA nya."

"ya gue tau, udah gue kerjakan kok semalam, jadi gimana la? Habislah gue ini sama pak dean" jawab rara dengan wajah pasrah.

"Udah semua mengumpuli laporan? Kok ini kurang 2 lagi? Siapa yang belum ngumpul kedepan!"

"Maaf pak, Danu tidak hadir dikarenakan sakit, jadi dia belum ngumpuli laporan." jawab komting

"Baiklah. Berarti 1 orang lagi. Cepat kedepan sebelum saya marah"

Dengan segala keberaniaan dan ketakutan yang menghinggapi rara dia maju kedepan menemui pak dean. Dengan wajah tertunduk dia meminta maaf.

"Kenapa kamu tidak mengumpuli laporan? Kamu tau kan saya paling tidak suka dengan mahasiswa yang malas dan menunda nunda" bentak pak dean

"maaf pak. Saya sudah kerjai laporan yang bapak suruh tapi ketinggalan di rumah."

"Alasan sekali kamu ya, pulang sekolah nanti kamu jumpai saya di kantor."

"Baik pak."

Setelah pulang, rara langsung ke kantor dosennya, dia sudah yakin pasti bakal di ceramahi panjang lebar. Kekesalan rara pun tidak akan berarti karena ini juga salah dia yang lalai.

"Silahkan duduk, dan berikan penjelasan"

"Hmmm.... Maaf pak. Tapi laporan saya beneran ketinggalan, kayaknumya saya letak di meja belajar"

"Baiklah, sebagai gantinya kamu kerjakan 5x lipat dan tanpa revisian"

"Jangan dong pak, yang lain gitu. 1 aja belum tentu saya ga revisian, apalagi 5 laporan"

Author Prov

Sebanyak apapun rara protes, tetap aja namanya pak dean berpegang teguh pada prinsipnya. Setelah keluar dari ruangan tersebut rara pulang ke rumah. Terpaksa hari ini dia naik angkutan umum dikarenakan tidak ada yang menjemput apalagi cuaca tidak sedang bersahabat yap mendung. Jam menunjukkan pukul 3 sore tapi udah kayak malam aja. Ia berjalan menuju halte, sukur lah masih ada 2 3 orang yang menunggu jadi dia tidak merasa kesepian. Hampir setengah jam ia menunggu, tapi angkot tak kunjung datang malah dia belum makan. Dan akhirnya rara memesan ojol, tapi naasnya hp nya mati. Sekarang dia hanya bisa pasrah ia berharap ada pangeran yang menjemputnya tapi itu hanyalah khayalan semata kenyaataaanya tinggal dia seorang di halte ini.

Dean Prov

Setelah berurusan dengan salah satu anak PA ku, akhirnya aku memutuskan pulang apalagi cuaca kelihatanya akan hujan. Aku langsung ke parkiran untuk mengambil mobil berwarna putih kesayangan ku. Aku menjalankan mobilku untuk keluar dari kampus. Aku memicingkan mataku, aku melihat seorang perempuan yang kukenali yap dia adalah Axella. Mahasiswi yang bermasalah denganku. Aku memandang sepertinya dia lagi nunggu angkutan umum. Tapi, cuaca semakin tidak bersahabat ditambah dia sendiri disana, gimanapun dia telat pulang karena aku. Kuputuskan untuk mengantarnya pulang. Kasihan dia pulang sendiri, malah ya cukup cantiklah membuat para pria tergoda.

"Axella, naik bareng saya aja, saya antar kamu sampai rumah, buruan udah mau hujan ini."

"Eh, bapak.. Hmm... Boleh deh pak. Makasih ya pak."

Rara prov

Gue ga nyangka pak dean masih ada sisi manusiawinya untuk ngantar gue ke rumah. Awalnya gue terkejut ada yang manggil gue dengan nama depan gue "Axella". Ternyata itu pak dean.
Ya, langsung gue terima dong gimanapun ini salah dia. Gue putuskan untuk duduk didepan sebenarnya rada malas tapi ga mungkin dibelakang juga dikira dia supir gue. Sepanjang perjalanan gue diam aja. Memandang hujan yang turun membasahi bumi. Tanpa sadar perut gue berbunyi ya ampun betapa malunya gue ketika pak dean melirik kearah gue. Dan gue pura pura ga melihat. Sampai kami turun disebuah tempat.

"Lo, kok kita disini pak? Ngapain?"

"kamu bisa baca kan axella, ini tempat makan. Yaudah ayok turun saya tau kamu lapar."

Author Prov

Dean memutuskan untuk singgah ke sebuah cafe klasik yang menjadi langganan favoritnya. Ia prihatin dengan rara yang belum makan. Sesampainya di cafe mereka mengambil tempat di pojokan   yang mengarah pada sebuah taman air pancur yang indah. Mereka memesan makanan dengan kecanggungan satu sama lain. Tiba makanan yang mereka pesan datang, mereka menikmati makanan mereka sambil melirik satu sama lain.


Dean Prov

Entah mengapa gue melirik axella sedang makan. Satu yang menggambarkan dia. Dia cantik. Gue ga berhenti mandangi dia. Dan hati gue kayak merasakan getaran. Gue gatau ntah kenapa, ga mungkin gue jatuh cinta sama anak PA gue sendiri. Gue tepis perasaan itu jauh jauh. Gue yakin ini karena pertama x nya gue berinteraksi sedekat ini, jadi canggung bawaanya dan itu hal yang wajar bukan. Setelah itu gue antar dia pulang kerumahnya. Betapa terkejutnya dia gue tau alamat rumahnya. Ya jelas lah, gue udah baca profil dia semua. Wajar gue tau. Gimanapun hanya axella murid PA gue.








Haii gimana chapter x ini 🤭

Waduh, apakah pak dean memang jatuh cinta sama murid PA nya?? :)

Apakah rara masih kesel sama dosennya? :)


Tbc

Jangan lupa VotMent nya lafff

Spread love dont be hate 💜





My Lecture My Enemy Where stories live. Discover now