Privilege || 10

6 3 0
                                    

Hak Istimewa | Chapter 10
Jumlah kata: 1576 kata

♠️▫️♠️▫️♠️▫️♠️▫️♠️

"Memangnya berapa nilai Ujian Nasional lo? Karena lo masuk kelas unggulan, pasti engga terlalu rendah, kan?" tanya seorang lelaki yang menyimpan kedua tangannya di dagu. Pancaran mata tajamnya menimbulkan aura segan kepada siapapun yang berhadapan dengannya.

Gadis yang menjadi lawan bicaranya langsung mengalihkan pandangan. Nilai Ujian Nasionalnya memang bukan sesuatu yang bisa begitu dibanggakan, tapi ada sepercik harapan bahwa nilainya tidak terlalu kecil di mata lelaki itu. 'Xavianno Arthur, bahkan namanya pun keren!' batin Xeevara, diam-diam memekik keras dalam hatinya, ia terlalu hanyut perasaan—

"Melamun di saat-saat seperti ini, hm?"

Sontak Xeevara tertegun. Suaranya lebih dewasa dari sekian lelaki yang ia temukan. "Engga terlalu besar, cuman 34,8." Xeevara tersenyum samar, meski cukup bangga dengan nilainya, tapi ia harus bertahan rendah hati, kan tak mau menimbulkan kesan sombong di hadapan lelaki yang berhasil menarik perhatiannya dalam sekali tatap. "Apa itu cukup?" tanyanya penuh harap.

"Ha!" Arthur menggebrak meja dengan satu tangan, sebelah tangannya lagi ia gantungkan di sandaran kursi. "Bukan cukup, nilai itu terlalu rendah buat masuk kelas unggulan ini. Asal lo tahu, rata-rata nilai kelas ini 36, apa lo engga sadar seberapa rendah nilai lo itu? Dari nada bicara lo tadi, kelihatannya nilai segitu terasa membanggakan, ya?" Matanya menatap ke bawah, menertawakan rasa percaya dirinya.

JLEB!

Arthur tiba-tiba teringat dengan isu yang beredar di kalangan para guru. Seingatnya, ada beberapa orang tua yang rela membayar lebih hanya agar anaknya bisa masuk kelas unggulan, mungkin untuk sebatas menaikkan harga diri. Gadis ini pasti salah satunya. Heran, privilege itu menentukan kualitas seseorang, dan caranya bukan dibeli. Lelaki dengan jaket hitam itu menyunggingkan senyum miring. "Lo pasti anak dari orang kaya yang banyak gaya itu, ya? Mana ada murid masuk ke kelas unggulan—"

"B-bukan gitu—" Xeevara mencoba menjelaskan.

"Tenang aja. Bokap gue emang gitu. Selama ada uang, perkara selesai." Arthur melipat kedua tangannya di belakang leher, senyum meremehkan setia menghiasi wajahnya. Xeevara hendak membuka mulut lagi, tapi lagi-lagi ia diinterupsi suara lain, kali ini bukan berasal dari Arthur. Sepertinya lebih cocok suara itu disebut sebagai bentakan yang menghantam Arthur.

"Arthur!"

Keduanya menoleh, mendapati lelaki lain yang menatap tajam ke arah Arthur. Xeevara mengenal lelaki itu, ia adalah Saga, temannya sejak SMP. Xeevara baru sadar kalau ia ditempatkan di kelas yang sama dengan temannya itu. "Jaga omongan lo! Nilai segitu udah cukup memuaskan!" gertak Saga, ia dengan beraninya menggebrak meja Arthur, berhasil mengalihkan pandangan setiap orang yang berada di ruangan.

BRAK!

Mata gadis itu membulat kala mendengar sesuatu jatuh, gadis itu amati keadaan sekitarnya dan menemukan map yang tergeletak di sebelah. Dengan inisiatif, tangannya meraih map tersebut dan memberikannya pada sang pemilik. Arthur mengangguk sebagai bentuk terima kasih, ia menerima map tersebut dan menyortir isinya. "Arthur, itu apa?" tanyanya.

"Bukan apa-apa." Pandangan lelaki itu terfokus pada lembaran yang dibaca. Sepertinya tidak ada niat memberitahukan Xeevara. Kalau begini, Xeevara tak bisa apa-apa selain mengangguk pelan. Ketika pemilihan suara berlangsung, para calon dibiarkan menunggu di kursi masing-masing.

Gadis itu lagi-lagi melirik Arthur. Ketika keheningan di tengah situasi ramai ini menyambut mereka, sepertinya saat ini bisa dijadikan waktu yang tepat untuk memulai langkahnya, lagi. Mungkin sudah kesekian kalinya perjuangan gadis itu sirna. Namun, semangat dan harapannya membangun kembali kepercayaan dalam diri gadis itu. Xeevara belum cukup sakit untuk berhenti, entah sehancur apa jadinya, selama ia masih belum merasakan sakit sesungguhnya, Xeevara menolak menyerah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 22, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PRIVILEGE [On-going]Where stories live. Discover now