Ending

2.1K 78 8
                                    

Aku tau cinta, semua yang ku usahakan tidak berakhir sesuai harapan, adalah sakit paling abadi yang pernah ku temui. Aku salah. Mendamba seseorang yang sesekali saja tidak pernah melihatku. Tidak pernah menganggap aku ada.

"Asal kamu tahu, dari sekian banyak do'a yang ku langitkan, hanya denganmu saja aku ingin dipersatukan. Tetapi akupun tak ingin egois dalam memvorsir perasaan ku sendiri. Aku tahu, kali ini sudah ada seseorang yang lebih pantas dari segi manapun untukmu.... "

"TANIA ROSA ALAMSYAH."

"Tan, nama lo dipanggil tuh. "
Senggol eka, membuyarkan segala lamunan Tania tentang seseorang yang dianggapnya teramat berarti dalam hidupnya itu.

"Eh iya. Sorry gue nggak konsen tadi."

"Yaudah sana maju. "

Spontan Tania bangkit dari tempat duduknya dan kembali menjalankan prosesi wisudanya dengan baik.

Diwaktu yang sama, mata Tania menangkap sosok gagah di depannya, tak lain dan tidak bukan adalah Reynan, dosennya sendiri sekaligus laki-laki yang menyita dunianya. Tania tak kuasa menatap lekat manik mata Reynan, akhirnya ia memalingkan penglihatannya kearah yang lain. Ada perasaan gugup, bercampur degup jantung yang tak karuan membuatnya hampir ingin lari dari prosesi wisudanya. Namun, ia tahan dengan sekuat tenaga, agar air matanya tak jatuh diwaktu itu.

Sesekali ia mengingat kejadian saat dimana Reynan bergegas pergi, meninggalkan dirinya seorang diri, demi Mayang, gadis yang sama sekali tidak ia kenal. Gadis yang hanya sekilas pernah ia lihat, waktu itu. Sakit. Rasanya teramat sakit, rasa kecewa itu membekas di dadanya. Membuatnya seolah enggan mengharapkan Reynan membalas perasaannya.

Berbeda dengan perasaan Reynan, justru ia merasa bersalah telah melakukan itu kepada Tania. Ia berniat untuk meminta maaf, tetapi lagi-lagi Tania memilih menghindar dan seakan-akan tak peduli dengan Reynan.

Sampai acara wisudapun selesai, mereka belum sempat bertukar kata, meski sebatas mengucapkan selamat kepada Tania.

****

Seperti yang sudah Ayah dan Bundanya rencanakan, bahwa malam ini akan ada syukuran atas kelulusannya. Ia berharap Reynan datang diacara itu, ia berharap Reynan menyadari kesalahannya dan segera meminta maaf, ia ingin sekali menyapa Reynan sewaktu wisuda tadi pagi, tetapi egonya terlalu tinggi membuatnya enggan melihat apalagi bertegur sapa.

Ada yang aneh dengan acara malam ini, seperti bukan syukuran biasa. Bunda dan Ayahnya kelihatan sibuk sekali, padahal untuk acara syukuran kecil-kecilan tidak perlu semeriah ini, pikirnya.

Lagian kenapa dia harus dipaksa untuk dirias, meski tidak terlalu menor, tetapi itu terkesan berlebihan, batin Tania. Padahal menggunakan busana syar'i sudah cukup. Lagi-lagi pikirannya mencari-cari jawaban akan teka-tekinya.

"Masya Allah, kamu cantik sekali sayang." Ucap Bunda.

"Tania nggak suka dirias, Bunda. Bukankah sudah cukup kalau Tania pakai pakaian yang seperti biasanya."

"Hari ini adalah hari spesial sayang. Jadi kamu harus kelihatan berbeda."

"Ini kan hanya syukuran kecil-kecilan."

"Sudahlah, nanti kamu akan tahu sendiri."

"Maksud Bunda apa?"

Tanpa babibu, Bundanya bergegas keluar dari kamar Tania, meninggalkan rasa penasaran yang berlipat-lipat di kepalanya.

Akhirnya setelah sekian lama menunggu, acara lamaran yang terbungkus rapi seolah-olah seperti syukuran kelulusan dimulai. Awalnya Tania masih merasa baik-baik saja, tetapi semakin lama acara berjalan, semakin juga menjurus kearah pernikahan, ditambah lagi raut wajah Reynan yang biasanya tenang, kini tiba-tiba menjadi pucat, dan seperti orang gugup. Tania tidak mengerti dengan hal ini.

Cinta Di Sepertiga Malam (TAMAT/TERBIT NOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang