Kim Jongdae

1.3K 116 9
                                    







Jongdae menjatuhkan dirinya disebelahmu yang sedang duduk seraya menunduk. Kamu sedari tadi mencoba untuk menahan tangis.

Jongdae tersenyum. Ia merangkul pundakmu dan mengusapnya.

"menangislah" katanya seraya menarikmu kedalam pelukannya.

Kamu langsung menangis. Benar, Jongdae sangat tau kamu. Dia sangat mengerti tanpa perlu kamu bicara.

Ia mengusap punggung dan rambutmu dengan sayang. Tanpa ada sedikitpun niat untuk membuka suara.

"Jongdae, kalo aku mati aja gimana?"

Jongdae melerai pelukan kalian. Baru kali ini ia terlihat sangat marah oleh ucapanmu.

"jangan ngomong sembarangan (y/n)"

"aku..aku capek"

Jongdae menghela nafasnya. Ia sangat terluka melihatmu menderita seperti ini, tapi tanpa kamu tau. Dia jauh lebih menderita.

"kalo aku aja yang mati, gimana yah (y/n)?"

Kamu menoleh ke arah Jongdae. Dia merebahkan diri dikepala sofa dengan mata tertutup.

Jongdae sadar kamu melihat kearahnya, ia membuka matanya dan memegang bahumu.

"sakit kan? Aku juga ngerasain hal yang sama ketika kamu ngomong kayak gitu."

"maaf"

"kamu punya aku buat cerita (y/n). Sebisa mungkin aku akan denger kamu. Bantuin kamu keluar dari masalah itu. Kamu gak lupa kan?"

Kamu menunduk. Meremas kedua tanganmu. Jongdae adalah sosok malaikat yang berada disekitarmu. Harusnya kamu bersyukur.

"cerita sama aku, kamu kenapa?"

"aku udah berusaha yang terbaik buat diri aku. Tapi kenapa...kenapa Mama gak pernah liat aku. Kenapa Mama selalu membandingkan aku dengan Kakak. Aku capek"

Jongdae tersenyum kecil. Yah, pria itu tentu tau. Melihat dari karakter Mama mu yang seperti itu. Jongdae sangat tau, bahwa kamu akan terluka.

"aku tau kamu udah usaha paling maksimal buat kamu sendiri. (y/n) kita gak bisa menyenangkan semua orang. Kita gak bisa ambil hati mereka semua untuk kita. Apapun yang kita lakukan, tetap saja akan ada orang yang benci sama kita. Aku gak ngajarin kamu untuk durhaka. Tapi, kalo hal itu buat kamu sakit kamu bisa sedikit lawan tanpa harus ngebentak yah."

Jongdae tersenyum lagi "Mama kamu memang punya karakter gitu. Aku tau kamu capek banget selama ini. Aku tau, jadi jangan karena seseorang membandingkan kamu, kamu jadi down. Karena masih banyak orang lain yang percaya kamu. Aku. Aku bakal percaya kamu. Jangan nangis lagi yah. Aku gak suka liat mata kamu bengkak"

Kamu memeluk Jongdae. Ucapan tenangnya membuat kamu bangkit. Jongdae, malaikat tanpa sayap yang kamu sayangi. Kamu berharap, ia akan selalu baik-baik saja dan dalam lindungan Tuhan.




Kim Jongdae




"kamu mau kemana (y/n)?" tanya Kakakmu. Dia memperhatikanmu yang sibuk menata makanan diatas wadah yang akan kamu bawa.

Kamu tersenyum "mau ke apart Jongdae, Kak. Nanti tolong bilangin Mama yah. Aku pergi dulu"

Setelah sepuluh menit perjalanan, kamu sampai di apartemen Jongdae. Membuka pintunya dengan password dan ternyata apart itu kosong. Benar-benar tidak ada isinya.

Kamu menangis, dengan tangan yang bergetar kamu menjatuhkan kotak makananmu.

Kakak mu yang ternyata sedari tadi mengikutimu memelukmu, mengusap punggungmu dengan sayang.

"Jongdae gaada Kak. Dia kemana?"

Kakak kamu masih saja diam tanpa menjawab.

"Kak Chanyeol jawab! Mana Jongdae?"

"dia kemana Kak? Jongdae kemana?"

Chanyeol hanya diam, dia memelukmu dengan mata yang berkaca-kaca.

"KAK CHANYEOL JAWAB! DIMANA JONGDAE!"

Kamu mengamuk dengan memukul-mukul Chanyeol. Dia hanya diam dan pasrah.

Setelah tenang, Chanyeol menarik pipimu dan menghapus airmata mu.

"Dek, selama ini Jongdae gaada. Dia cuma imajinasimu"

Kamu menggeleng hebat, kembali menangis dan meronta.

"gak, dia nyata. Jongdae nyata Kak, aku bisa liat dia, aku bisa ngerasain dia. Jongdae dimana Kak?!"

"Dek" Chanyeol hanya memelukmu erat.

Setelah kepergian Mama mu dua tahun silam. Kamu menjadi berhalusinasi tentang seseorang bernama Jongdae. Kamu merasa bahwa kamu selalu tersakiti, padahal faktanya tak begitu.

"Kakak sayang kamu Dek, jangan begini lagi" ucap Chanyeol pelan disela tangisnya.




KPOP IMAGINEWhere stories live. Discover now