04. Pukul Sembilan Katanya, Ah!

6K 1.3K 175
                                    

Dia pernah janji kalau hari Minggu ini dia kosong tapi katanya malah ada kerjaan, bayarannya langsung cair jadi dia bilang sayang kalau dia gak ikut. Jadinya sekarang, Sabtu sore. Sayang, bersamaan jarum jam diam pada angka sembilan, Lucas ajak aku pulang. Kutolak lah, aku masih mau dengannya.

"Mau kemana lagi?"

Bisa-bisanya dia pake kata 'lagi' disaat aku dan dia bahkan cuma datangi dua tempat.

"Ke Amerika, ke Mesir, ke Korea."

Lucas noleh lalu dia akting sok kaget,

"Jangan sekarang, aku masih nabung!" katanya.

Sebagai jawaban kucubit perutnya, tapi dia gak meringis malah ketawa!

"Dah ah, ntar dimarahin kalo pulang malem."

"Mama doang mah gak usah didengerin," kataku.

"Eh... dingin. Makin malem makin dingin." katanya.

Gak aku jawab, aku cuma nyumpal dua lubang telingaku pake telunjuk sambil bilang,

"Aaaaaaaa... gak denger."

Lucas narik tanganku, mukanya geram tapi dia nahan ketawa.

"Angin! Dingin!" katanya waktu berhasil lepas tanganku. "Aku 'kan pake motor," sambungnya.

Mama, lihat. Gara-gara mama Lucas jadi ngomong gini 'kan. Gara-gara Mama aku sama Lucas jadi gak bisa lama-lama.

"Gak dingin!"

"Dingin!"

"Enggak!"

"Dingin, dingin, dingin, dinginㅡ"

"Enga, nga, nga, nga, ngaㅡ"

Kita sampai dimana motornya keparkir, dia naik kemudian disusul aku dibelakangnya.

"Gak dingin," kataku.

"Iya lah, terserah." jawabnya pasrah.

Lalu kupeluk dia, kubilang, "Gak dingin."

Beberapa detik Lucas gak jawab, bahkan sampai kita mulai melaju di jalanan.

"Kalo begini aku yang dingin," katanya. "Merinding lagi,"

"Emangnya gue setan!"

Setelahnya ada yang ketawa usil, gak tau! Bukan aku! Di pukul sembilan itu adimarga lengang, bak mobil-mobil dan motor itu ranap dilahap agar perjalanan pulangku dengan Lucas jadi cepat. Ini salah jam sembilan berarti, aku jadi gak bisa lama-lama sama Lucas!

"Cekiiiiit." katanya waktu kita berhenti didepan rumahku.

Aku turun, lalu Lucas nyerahin box isi roti kukus yang dia beli sebelum pulang. Udah aku bilang gak usah! Dia ngotot beli buat orang rumah katanya.

"Makasih, ya." kataku akhirnya.

Lucas ngangguk, helm full face itu jadi bikin aku gak bisa lihat wajahnya!

"Buka helm," suruhku.

"Hm?"

"Buka dulu."

Lucas lepas helmnya.

"Lupa,"

"Peluk dulu," kataku.

"Nanti ada yang liat." katanya.

"Gak bakal dih,"

"Ya udah sini,"

Dia senyum, kemudian dia rentangin tangannya disusul aku yang peluk dia.

"Jaga kesehatan, jangan sakit, semangat kerjanya, semangat kuliahnya, semangat segalanya." kataku.

"Kamu juga jaga kesehatan, jangan sakit, jangan bawelㅡ"

"Hah?!"

"Eh, jangan sakit." ulangnya, padahal aku jelas dengar dia bilang apa.

Bercanda aja.

"Kalo cium bakal ada yang liat gak?" tanyaku.

Mata Lucas bergulir kilat ke kanan lalu ke kiri, lalu...

"Enggak, enggak. Cepet."

Dasar! Ya udah aku cium pipinya, dia balas sama.

"Aku masuk ya," kataku tapi Lucas malah turun dari motornya. "Mau kemanaㅡ"

"Mau anterin kamu lah,"

"Ih gak usahㅡ"

"An, dengerin. Tadi 'kan berangkatnya aku jemput, masa pulang aku biarin gitu aja."

"Kamu 'kan udah nganterin, lagian Mama pasti udah tidur kayak biasanya." elakku.

Aku bukan gak mau, tapi mending Lucas gak usah ketemu Mama kalau Mama gak mau ngerubah sikapnya.

"Dah ah, bawel! Yuk," Lucas jalan ngeduluin aku.

Sesampenya didepan pintu kuketuk pintunya, "A? Jun?" di ketukan kelima ada yang jawab.

"Bentar,"

Cklek

"A," sapa Lucas.

"Eh, Cas. Masuk dulu,"

"Gak sekarang, A. Udah malem."

"Mama mana, A? Lucas mau pamit." tanyaku.

"Udah tidur."

"'Kan..." ini kataku ke Lucas.

"Oh, ya udah. A, pulang dulu."

"Oke tiati, Cas."

Aku dan A Winan masuk, Lucas menjauh kemudian pintu ditutup.

"Weh, bawa apa tuh?"

"Nih, dari Lucas."

"Pas pisan, Aa lagi laper."

"Bagus lah,"

"Jun!"

"Hmmmmm,"

"Turun sini, ada makanan."

Aku masuk kamar waktu Renjun turun dari kamarnya. Iya, kamarnya sama kamar a Winan di atas, kamarku di bawah. Aku langsung jatuhin diri di ranjang, lalu kunyalakan ponsel.






luvcas

makasih ya |
aku seneng |
21:37

| sama
| apalagi aku
21:40


seneng? |
21:40

|engga haha

21:42


stress |
21:42

|seneng lah apalagi aku
21:42






























gaboleh jatuh cinta sama dia YA!

gaboleh jatuh cinta sama dia YA!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sepuluh Ribu SenjaWhere stories live. Discover now