Pabrik Terbengkalai

14 1 0
                                    

31 juli 2016

Sudah 4 kali aku megalami mimpi yang sama selama kurun waktu 2 hari belakangan ini. Dan anehnya mimpi itu memiliki kesamaan yaitu adanya aku dan seorang cewek (Rahma) kayak kita selalu berada di tempat yg sama, berdua. Tiap bagian pun serasa ada alur cerita walaupun loncat loncat seperti di kartun. Aku akan menceritakannya, kalian akan paham klo pernah mimpi. Waktu dalam mimpi itu seakan loncat2, tidak konstan kadang kita bisa merasakan kehidupan selama seminggu. Dan kalian bisa ngontrol itu semua kalo masuk tahap lucid dream. Sayangnya aku blum pernah ngalamin.

Hari minggu malam saat aku mulai tidur sekitar jam 12 keatas (tengah malam pokoknya), First scene.

Tanpa sadar mimpi itu diawali dengan keberadaanku di sebuah pabrik yang terlihat kuno dan sebagian terkesan karatan dan ditinggalkan. Lalu muncul beberapa orang dari belakang, sementara aku masih melihat keadaan sekitar. Daerah itu makin rame dengan orang, yang ternyata mereka semua dalah temanku dari English Department (Politeknik Negeri Madiun) jumlahnya ada 30 (tanpa satu orang yg bernama daniel). Firman, salah satu teman yang paling akrab denganku, mengajakku masuk ke dalam gedung bersama Dadang. Dan kami pun masuk. Mulai dari situ masuk si Rahma . Bersama temannya Annisa kami berlima mengeksplorasi seluruh gedung, bahkan kami sempat berfoto bersama. Dari sini aku masih belum paham tentang alur ceritanya, dan kenapa aku ada disini. Seingatku setelah kami keluar dari gedung itu, kami (aku dan Rahma) berpisah dari rombongan itu. Kami berjalan sendiri menyusuri lorong-lorong. Di saat firasatku mengatakan bahwa kami telah terlalu jauh dari rombongan, aku memutuskan mengajaknya kembali ke tempat awal kita berada tadi (semacam area berumput yang di belakangku ada gerbang yg ambruk, aku sempat menoleh kebelakang saat itu. aku hanya mengingat kejadian ini setelah aku bangun sekitar 20% kemungkinan, karena emang Cuma mimpi.). Aku yang posisiku saat itu didepan tidak menyadari adanya kejanggalan. Saat aku menengok ternyata Rahma dengan keadaan sudah terdekap di mulutnya, oleh seorang berpakaian hitam mulut tertutup syal dan hanya bagian mata yang terlihat waktu itu dengan menodong pistol (handgun tanpa silencer, sering di gunakan polisi di film) ke arah kepala Rahma. Dia berkata bila ingin Rahma ini selamat, aku harus menyerahkan semua yang aku punya. Aku pun memeriksa semua yang ada di sakuku termasuk smartphone, jam tangan dan uang yang kira-kira berjumlah 1,5 juta (15 lembar 100 ribuan, bahkan dalam mimpi pun aku terkejut. Kok aku punya banyak banget uang). Dia menyuruhku memasukkan nya di kantong hitam, aku pun melakukannya. Di saat aku mendekatinya untuk mengambil kantong hitamnya, seketika aku memukul wajah dan tangannya lalu handgun itu terlontar cukup agak jauh. Aku menyuruh Rahma untuk lari dan minta bantuan. Sambil mengerang kesakitan orang itu dengan sigap mengambil handgun tadi dan mengarahkannya padaku. Awalnya aku tak tahu apa yang ku lakukan jadi aku mengangkat kedua tangan. Namun lambat laun ia mengarahkannya pada Rahma yang tengah berlari menjauh dari medan berbahaya itu. Menyadari suatu kesalahan aku langsung berlari ke arah Rahma yang belum cukup jauh di belakangku. Orang itu menarik pelatuk dan menembak 3 kali. Aku mencoba membentenginya, layaknya di film aku tertembak waktu itu untuk melindunginya ( kalo di mimpi rasanya gak begitu sakit, mungkin jika itu terjadi di dunia nyata rasanya bisa 10x lebih sakit menurutku). Setelah menembak, orang itu lari. Aku Cuma bergeming selama 5 detik saja dan aku pun roboh. Seketika itu Rahma menyadari bahwa aku terkapar, dia berlari menghampiriku. Aku yang masih setengah sadar, merasakan ada 2 peluru yang mengarah ke dada kiri ku. Walaupun itu hanya mimpi entah kenapa aku merasa tak berdaya. Lalu aku merasa banyak orang yang bergerombol, aku mendengar ada yang menangis, ada yang berteriak, ada yang bingung telpon ambulan dan ada yang mencoba untuk menyumbat pendarahanku. Seingatku Cuma itu, tidak selang waktu lama semua kembali hitam dan ketika aku membuka mata aku berada di kamar yang familiar. Yah benar itu Cuma mimpi, aku bangun dengan keadaan agak meriang karena hawa dingin yang menusuk.

Ini untuk kesekian kalinya aku menulis apa yang aku alami di mimpi, terlebih lagi aku jarang bermimpi. Kadang kalau tertidur nyenyak, rasanya baru sebentar udah di suruh bangun (dan mostly yg kurasakan aku cuma liat hitam aja. literally black screen gitu. aneh sih, apa aku gk punya tujuan, bahkan dapet bunga tidur aja jarang2). Karena di saat aku bermimpi aku merasa aku bisa hidup lebih lama (atau kebalikannya) di alam lain hanya dalam waktu 6 jam.

Jurnal Mimpi (Nothing's Special About It)Where stories live. Discover now